Bukalapak Siap Masuk Pasar Modal, Ini Pandangan Sejumlah Analis

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Bukalapak Siap Masuk Pasar Modal, Ini Pandangan Sejumlah Analis


JawaPos.com –Keputusan PT Bukalapak.com Tbk melakukan penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) di pasar saham menarik perhatian investor ritel. Namun, ada juga investor yang masih ragu akan fundamental perusahaan.

Analis pasar modal Hans Kwee menilai, IPO Bukalapak sangat menarik. Bahkan bisa over subscribe. Mengingat, perusahaan tersebut merupakan unicorn pertama yang melantai di bursa saham. Model bisnis yang berbasis teknologi juga menjadi daya tarik.

“Karena saat ini lagi tren teknologi. Orang banyak belanja online di saat pandemi Covid-19. Apalagi Bukalapak punya brand kuat, pasti dibeli,” kata Hans kepada Jawa Pos, kemarin (14/7).

Menurut perhitungannya, per Desember 2020 total aset Bukalapak sebesar Rp 2,59 triliun. Sepanjang tahun lalu, pendapatan yang diperoleh mencapai Rp 1,35 triliun. Namun, Bukalapak masih belum berhasil mencatatkan keuntungan dalam tiga tahun terakhir.

Per tahun lalu, rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp 1,35 triliun. Angka kerugian itu turun dari 51,73 persen dari rugi bersih 2019 yang mencapai Rp 2,79 triliun. Pada 2018, nilai kerugian Bukalapak mencapai Rp 2,24 triliun. Kerugian tersebut akibat beban penjualan, pemasaran, beban umum, dan administrasi yang cukup tinggi.

Yang perlu jadi catatan, perusahaan melepas 25,7 miliar lembar saham ke publik di harga Rp 750-850. Jumlah tersebut untuk kepemilikan 25 persen dari total saham. Dari IPO itu dapat meraup modal tambahan sampai Rp 21,9 triliun. Yang rencananya, 66 persen dari saham baru itu untuk modal operasional. Sedangkan, sisanya bakal disebarkan untuk anak usaha.

“Saham yang ditawarkan mencapai 25 persen dari modal perusahaan dengan aset Rp 2,58 triliun, lalu dijual segitu secara fundamental valuasinya agak mahal,” terangnya.

Direktur Ekuator Swarna Investama itu merekomendasikan saham Bukalapak jika investor memiliki keyakinan bahwa teknologi akan terus tumbuh. Meski demikian, fundamental perusahaan tetap harus diperhatikan. Selain itu, investasi saham teknologi membutuhkan waktu lebih panjang untuk semakin berkembang.

Biasanya, sesudah IPO saham akan mengalami tren kenaikan. Bukalapak diuntungkan dengan model bisnis teknologi yang menjaga saham berada di level atas. Meski, juga tidak lepas dari tren penurunan tergantung sentimen yang ada.

“Ini tentu berangkat dari orang yang ingin trading dan cuan bisa memilih Bukalapak sebagai pilihan. Tapi, kalau investor yang hati-hati dan menggunakan fundamental sebagai acuan, ini bukan pilihan yang tepat,” jelas Hans.

Sementara itu, Head of Communications and Sustainability Bukalapak Herry Cahyono mengatakan, PT Mandiri Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas telah ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Pemesanan IPO Bukalapak dilakukan secara langsung kepada perusahaan efek dimana investor membuka rekening efek. “Pastikan anda telah memiliki Single Investor Identification (SID), Sub Rekening Efek (SRE) dan Rekening Dana Nasabah (RDN),” jelasnya.

“Harga dan prospektus final akan diumumkan setelah Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ucapnya.


Bukalapak Siap Masuk Pasar Modal, Ini Pandangan Sejumlah Analis