Tidur Selalu Pegang HP, Siaga 24 Jam Tangani Warga yang Kritis

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Tidur Selalu Pegang HP, Siaga 24 Jam Tangani Warga yang Kritis


Pandemi Covid-19 yang terus meningkat membuat tenaga layanan kesehatan kewalahan. Satgas kampung tangguh pun kini dituntut untuk bisa membantu penyelesaian kasus darurat di wilayah masing-masing. Termasuk berperan layaknya tenaga kesehatan (nakes) yang menangani kasus darurat.

GALIH ADI PRASETYO, Surabaya

WAKTU masih menunjukkan dini hari. Gawai satgas kampung tangguh RW 6 menerima pesan darurat. Isinya, warga yang tak kunjung menemukan rumah sakit. Sementara itu, kondisi pasien sudah gawat, saturasi oksigennya di angka 60.

Warga yang sedang mencari RS itu pun diminta untuk segera balik. Sebab, napasnya sudah terengah-engah. Harus segera mendapat asupan oksigen. ”Tiba di pos, kami sudah siapkan tabung oksigen. Karena dalam keadaan mendadak dan yang bersangkutan terpapar. Kami memandu dari jarak beberapa meter. Keluarganya yang membantu pasang oksigen,” ujar Koordinator Satgas Kampung Tangguh RW 6, Kelurahan Keputih, Derk Chandra.

Awalnya, tim meminta pasien mengenakan oksimeter. Sebenarnya, sudah ada yang terpasang di telunjuk pasien itu. Namun, angkanya selalu menunjukkan indikator normal. ”Pas memakai oksimeter kami, angkanya jadi 60. Ini yang bahaya kalau memakai oksimeter yang tidak akurat. Kami instruksikan pasang oksigen. Syukur, akhirnya tertolong. Saturasinya berangsur kembali normal,” katanya.

Tim satgas kampung tangguh RW 2 memang sudah fasih menangani hal-hal darurat. Termasuk bagaimana melakukannya secara benar. Mereka belajar dari banyak relasi yang bekerja sebagai tenaga medis.

Derk mengatakan, satgas di kampungnya memang sudah mengantisipasi terus meningkatnya kasus Covid-19. Warga yang sering kali kesulitan mencari rumah sakit menuntut mereka serbabisa.

Termasuk kelengkapan darurat yang dibutuhkan harus selalu ada.

”Kami saat ini memiliki 22 tabung oksigen. Kami berkaca dari kejadian sebelumnya, ada dua warga kami yang meninggal karena telat mendapat oksigen. Kami antisipasi dengan cara ini. Bahkan, tidur pun saya pegang HP, jaga-jaga kalau ada keadaan darurat,’’ katanya.

Hal yang hampir serupa dilakukan satgas kampung tangguh RT 9, RW 2. Satgas sudah layaknya seorang nakes. Garda terdepan menolong warga yang sedang kritis.

Warga mengupayakan sendiri semuanya. Mulai oksigen, hazmat, hingga ambulans untuk mengantar pasien. Sesak napas dan saturasi yang turun adalah dua laporan yang paling sering mereka tangani.

Kalau sudah ada laporan begini, mereka sigap. Kalau masih sehat, tabung akan diantar. Penderita bisa memasang sendiri dengan dipandu oleh tim satgas dari luar.

Beda ceritanya kalau kondisinya gawat, lemah, dan memiliki komorbid. Relawan harus masuk ke rumah. Dengan segala risikonya yang bisa jadi mereka terpapar. ’’Kami memiliki stok baju hazmat. Relawan memakai itu untuk membantu penanganan warga. Mau bagaimana lagi? Kalau tidak dengan cara ini, siapa yang bisa menolong mereka?” ujar Ketua RT 9 RW 2 Muhammad Cholil.

Baca Juga: Khofifah Berharap Jatim Capai Herd Immunity Pada Agustus

Juga jaminan makan bagi warga isoman. Satgas siap menyuplainya. Tiga kali sehari ada yang mengantarkan makanan ke rumah warga yang isoman. ’’Bahkan, ada yang request urap-urap pun dicarikan. Barangkali dengan cara itu, mereka bisa semangat dan segera pulih,” paparnya.

Dananya dari mana? Itu semua atas kesadaran warga. Mereka rela menyisihkan sedikit rezekinya untuk kepentingan warga. Apalagi manfaatnya begitu terasa. Tidak sedikit yang tergerak memberi dengan nilai lebih besar karena rasa kemanusian. 


Tidur Selalu Pegang HP, Siaga 24 Jam Tangani Warga yang Kritis