Vaksinasi Capai Dua Pertiga, Singapura Buka Pembatasan, Ahli Khawatir

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Vaksinasi Capai Dua Pertiga, Singapura Buka Pembatasan, Ahli Khawatir


JawaPos.com – Singapura bertekad menghapus aturan pembatasan jika sudah mencapai cakupan vaksinasi Covid-19 dua pertiga penduduk. Capaian tersebut ditargetkan akan terwujud pada 9 Agustus 2021 nanti saat Hari Nasional Singapura.

Hanya saja, para ahli memperingatkan Singapura harus tetap berhati-hati. Singapura harus berpegangan pada lebih banyak data ilmiah yang mendukung parameter yang tepat untuk pelonggaran pembatasan Covid-19. Vaksinasi Covid-19 di Singapura untuk pembukaan pembatasan harus menyeimbangkan risiko infeksi terhadap konsekuensi sosial dan ekonomi akibat penutupan terlalu lama.

Gugus tugas pemerintah yang memimpin respons pandemi mengatakan pada 18 Juni bahwa mereka akan secara bertahap melonggarkan pembatasan baik di dalam Singapura maupun di perbatasannya. Yaitu ketika 50 persen populasi sepenuhnya divaksinasi dan ketika 75 persen divaksinasi.

Baca: Dinilai Kurang Manjur, Divaksin Sinovac Diperlakukan Beda di Singapura

Pada pekan lalu, target digeser menjadi dua pertiga populasi disuntik dengan dua dosis. Sebab pihak berwenang telah berhasil memajukan pengiriman pasokan vaksin. Singapura yakin mencapai tonggak sejarah dan gugus tugas mengatakan bahwa dua pertiga populasi diharapkan menerima dosis kedua vaksin pada Hari Nasional yakni 9 Agustus.

Hanya saja, seorang ahli menyarankan bahwa angka yang harus ditetapkan lebih tinggi, yaitu 80 persen. Ahli Penyakit Menular Singapura, dr Leong Hoe Nam, dari Mount Elizabeth Novena Specialist Centre, menyerukan agar lebih berhati-hati. Sebab, dia khawatir jika Singapura membuka diri terlalu dini dapat menekan sistem perawatan kesehatan. Apalagi varian Delta yang berasal dari India lebih mudah menular setidaknya 60 persen.

“Begitu sistem perawatan kesehatan kelebihan beban, semuanya akan berhenti dengan sangat cepat,” tegasnya.

Dia juga menunjukkan bahwa berbagai ilmuwan telah meminta kekebalan kelompok 70 hingga 90 persen sebelum dibuka. Akan tetapi, karena Singapura memiliki jumlah kasus komunitas yang relatif kecil, populasinya terutama bergantung pada vaksin untuk perlindungan.

“(Pada poin dua pertiga,) saya tidak berpikir Singapura akan siap. Jumlah kasus dan kecepatan penyebaran dapat membanjiri negara kita,” tambah dr. Leong.

“Itu adalah isapan jempol dari imajinasi kita untuk berpikir bahwa manusia mengendalikan virus,” jelasnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung mengatakan bahwa peta jalan itu masih dikerjakan dan rencana akan diumumkan secepatnya. Namun, dia menekankan bahwa Singapura tidak akan meniru kota-kota Amerika seperti New York dan California, di mana hampir semua pembatasan dilonggarkan pada 15 Juni setelah 70 persen diberikan setidaknya satu dosis vaksin.

“Sebab kami masih melihat gelombang besar infeksi, terjadi juga di tempat lain,” jelasnya.

Ong mengatakan bahwa dua pertiga populasi tidak cukup. “Kita perlu melangkah lebih jauh dari dua pertiga, terutama mengingat transmisibilitas varian Delta,” tutupnya.


Vaksinasi Capai Dua Pertiga, Singapura Buka Pembatasan, Ahli Khawatir