Jawa Pos Konsisten dengan Konten yang Mencerdaskan

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Jawa Pos Konsisten dengan Konten yang Mencerdaskan


SAYA mempelajari perubahan peradaban yang terjadi selama ini. Saat dipelajari secara mendalam, perkembangan peradaban manusia diawali dengan hunting society atau masyarakat berburu.

Kemudian berkembang menjadi peradaban agriculture society atau masyarakat bertani.

Setelah itu, peradaban berkembang kembali menjadi industrial society.

Lalu, sekarang peradaban berada pada knowledge-based society. Peradaban masyarakat yang dilandaskan pada ilmu, pengetahuan, serta teknologi. Setelah itu, kita akan menyambut Society 5.0 dan seterusnya peradaban kembali berkembang.

Bila dicermati, sifat perubahan peradaban itu bukan cut off atau menghilangkan. Ketika peradaban manusia berada di era agriculture society, bukan berarti yang berburu hilang. Begitu pun ketika masuk peradaban masyarakat industri, tidak menghilangkan peradaban bertani. Semuanya tetap ada.

Kondisi yang terjadi adalah pergeseran mainstream atau arus utamanya. Saat ini arus utama masyarakatnya adalah masyarakat yang berbasis teknologi. Hidup begitu dekat dengan pemanfaatan komputer. Tapi, sekali lagi, peradaban masyarakat sebelumnya mulai berburu, bertani, sampai industri tidak hilang.

Kondisi serupa terjadi pada dunia media. Termasuk di media cetak seperti koran, majalah, dan sejenisnya. Media cetak berkembang pesat pada masa peradaban industrial society. Tepatnya setelah ditemukan mesin percetakan. Saat itu media cetak menjadi sebuah industri.

Pada era 1990-an sampai 2000-an awal, media cetak tetap dominan. Masa jaya-jayanya media cetak seperti koran, majalah, dan sejenisnya. Kemudian, peradaban berkembang masuk ke masa teknologi informasi. Masyarakat semakin mudah mengakses informasi secara daring.

Sekali lagi saya tegaskan, pada era masyarakat teknologi saat ini, bukan berarti koran lantas mati. Perlu dicatat bahwa yang disampaikan media cetak itu adalah informasi atau kontennya. Roh koran itu ada pada informasinya. Sementara wujud medianya tidak boleh terpaku semata pada korannya.

Sebab itu tadi, saat ini arus utama sudah bergeser. Industri media cetak tidak bisa lagi menjadikan produk koran, majalahnya, menjadi mesin usaha utama. Perlu dikombinasikan dengan pemanfaatan teknologi yang saat ini sudah menjadi mainstream di tengah masyarakat.

Sama seperti saat TV lahir di masyarakat, banyak yang memperkirakan radio akan mati. Sebab, informasi berbasis audio sudah bisa disajikan melalui TV. Bahkan, ada bonus tampilan visual. Tapi, ternyata ada masyarakat yang merasa cukup menerima informasi berupa audio saja. Karena itu, radio tetap eksis sampai saat ini.

Menurut pandangan saya, idealisme media massa, khususnya media cetak, ada di informasi yang disampaikan. Informasi yang disampaikan harus memiliki sesuatu yang mencerdaskan (knowledge).

Dalam rangka HUT Ke-72 Jawa Pos, saya menyampaikan sekali lagi, komitmen utamanya bukan pada wujud medianya. Tetapi pada kontennya.

Jawa Pos konsisten menyajikan konten yang mencerdaskan bangsa. Pada masa saat ini, harus tetap ada konten informasi yang disajikan melalui media cetak.

Saya ikut senang Jawa Pos terus bertahan sampai saat ini. Saya termasuk pembaca setia Jawa Pos.

Ini koran saya. Saya berterima kasih kepada Jawa Pos. Sebab, Jawa Pos menyajikan konten yang mencerdaskan masyarakat. Dengan kata lain, Jawa Pos juga turut menjalankan tujuan berbangsa dan bernegara. Saya doakan dengan melakukan sejumlah transformasi, insya Allah Jawa Pos akan terus menjadi media yang mencerdaskan masyarakat. (*)


*) Disarikan dari wawancara dengan wartawan Jawa Pos M. Hilmi Setiawan


Jawa Pos Konsisten dengan Konten yang Mencerdaskan