Relawan RSLI Menulis Buku untuk Mempermudah Penanganan Pasien Covid-19

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Relawan RSLI Menulis Buku untuk Mempermudah Penanganan Pasien Covid-19


Tidak hanya menjadi relawan di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI), Sita Pramesthi, Kevin Rezananta Purnomo, dan Rifdah Azizah Salsabila juga fokus membuat buku terkait penanganan pasien Covid-19. Setahun terakhir tiga buku berhasil ditulis.

SEPTIAN NUR HADI, Surabaya

TIGA buku itu berjudul Dedikasi Relawan Pendamping Keluarga Pasien Covid-19 dalam Upaya Penyembuhan dan Rehabilitasi Pasien, lalu Support and Education Relawan Pendamping Keluarga Pasien Covid-19 dan Kiprah Relawan dalam Pendampingan Nonmedis Pasien Covid-19 di RSLI. Penulisannya melibatkan semua relawan yang bergabung di sana.

Sita Pramesthi mengatakan, ide membuat buku terpikir sejak kali pertama SLI beroperasi pada 2 Juni 2020. Menurut dia, wabah korona merupakan kejadian luar biasa. Selain Indonesia, banyak negara lain yang kelimpungan menghadapi serangan virus SARS-CoV-2 tersebut. Apalagi hingga kini belum ditemukan obat serta cara penanganan akurat untuk menyembuhkan pasien. Pada awalnya, Sita hanya berniat membuat laporan bulanan.

Isinya terkait dengan kinerja serta pengalaman yang dirasakan seluruh relawan dalam penanganan pasien Covid-19. Laporan harus dibuat karena setiap hari, minggu, dan bulan situasi yang terjadi di RSLI pasti selalu berbeda.

Misalnya, bagaimana menghadapi pasien yang mengalami shock berat. Mereka tidak menyangka terpapar Covid-19. Belum lagi relawan yang harus membujuk masyarakat untuk mau menerima kembali warganya yang merupakan seorang penyintas. Pada masa awal itu, diskriminasi memang kerap diterima penyintas.

’’Bahkan, sampai ada mantan pasien yang ditinggal cerai suami, dipisahkan dari anaknya, dan terkena PHK. Musibah itu membuat mereka depresi dan putus asa. Di situlah salah satu peran kami sebagai relawan untuk melindungi mereka,’’ kata Sita di RSLI Rabu (30/6).

Ide itu disampaikan kepada Radian Jadid, sang suami. Di RSLI, Radian Jadid menjabat ketua pelaksana pendampingan pasien Covid-19. Gagasannya mendapat respons positif dan Radian Jadid akan membantunya.

Tim pembuatan buku dibentuk. Ada tiga bagian. Pertama penulis, lalu tim analisis data serta fakta di lapangan, dan terakhir bagian desain grafis buku tersebut.

Penulisan merupakan tanggung jawab Kevin Rezananta Purnomo. Lalu, desain grafis merupakan tugas Rifdah Azizah Salsabila. Sita lebih berperan dalam pengumpulan data kasus Covid-19 dan peristiwa yang terjadi di lapangan. Namun, bukan berarti relawan lainnya tidak dilibatkan. ’’Seluruh relawan diminta untuk membuat laporan setiap bulan,’’ ujar perempuan kelahiran Surabaya, 26 November 1973, itu.

Kevin Rezananta Purnomo mengatakan, secara konsisten buku laporan berhasil dibuat. Kondisi yang terjadi pada November 2020 misalnya. Secara mendadak lonjakan kasus terjadi. Pasien yang dirawat di RSLI mencapai lebih dari 300 orang. Nyaris overload.

Ditambah lagi, banyak pasien yang kondisinya shock berat. Seketika, sistem kerja relawan semakin meningkat. Sebab, walau hanya relawan, mereka mempunyai peran membantu proses penyembuhan pasien di bidang nonmedis. Salah satunya memberikan pendampingan secara efektif.

’’Penyembuhan pasien tidak cukup dengan mengonsumsi obat-obatan saja. Justru kondisi psikis mereka harus tenang. Mereka merasa nyaman dan happy selama dirawat di sini (RSLI),’’ kata pria kelahiran Madiun, 16 Mei 1995, itu.

Selain Kevin Rezananta Purnomo dan Sita Pramesti, Rifdah Azizah Salsabila juga memiliki peran penting dalam pembuatan buku tersebut. Perempuan kelahiran Magetan, 16 Agustus 2001, itu bertugas sebagai layouter, pembuat konsep dan desain buku. Desain harus pas dengan isi materi yang tertanam pada buku tersebut.

Tujuannya, memberikan rasa nyaman kepada pembaca. ’’Misalnya, lagi terjadi lonjakan kasus, warna merah mendominasi. Warna merah sebagai tanda kondisi darurat. Dan perlu menjadi perhatian serius,’’ ujarnya. Sebaliknya begitu. Jika kasusnya menurun, Rifdah memberikan warna hijau dan biru pada buku.

Tiga buku itu telah diserahkan kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat berkunjung ke RSLI pada Juni.

Setelah berhasil membuat tiga buku, pihaknya tengah membuat buku saku penanganan pasien Covid-19. Seluruh jajaran di RSLI dilibatkan. Mulai dokter, perawat, relawan, hingga pegawai lain di RSLI. Buku saku diperuntukkan seluruh masyarakat. Terutama warga Surabaya. ’’Buku bisa menjadi panduan warga menangani pandemi Covid-19. Mulai dari mencegah, mengobati pasien, hingga menerima kembali para penyintas,’’ ujarnya. 


Relawan RSLI Menulis Buku untuk Mempermudah Penanganan Pasien Covid-19