Wina Bojonegoro Sudah Lahirkan 12 Buku Selama Pandemi

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Wina Bojonegoro Sudah Lahirkan 12 Buku Selama Pandemi


Sejak pandemi merebak pada awal 2020, Wina Bojonegoro langsung mengambil aksi sigap untuk menghadapinya. Agar tidak jenuh dalam melakukan aktivitas di rumah, dia pun menggelar berbagai kegiatan menulis. Dari situ, belasan buku kini telah lahir.

MARIYAMA DINA, Surabaya

HINGGA Juli ini, 12 buku resmi dilahirkan Wina Bojonegoro. Dua belas buku itu tentu tidak digarapnya sendiri. Dia mengajak banyak orang untuk terlibat di dalamnya. Art Love & Journey menjadi buku pertama yang di-launching pada masa pandemi. Buku biografi itu ditulisnya sendiri setelah menggelar pameran bersama sang suami, sesaat sebelum Surabaya resmi menutup kegiatan berpameran akibat pandemi.

Tak lama kemudian, Wina melanjutkan sebuah karya cerpen antologi, Kisah-Kisah Pembunuh Sepi, yang ditulisnya sendiri. Setelah itu, terbitlah berbagai buku antologi lain yang ditulis banyak orang dari berbagai macam background. Yang menarik, dalam proses pembuatan buku-buku antologi yang melibatkan banyak penulis itu, Wina tidak hanya membuat sistem open call penulis. Tapi, juga lewat workshop menulis.

”Jadi, awal pandemi lalu, saya itu buka kelas menulis lewat WhatsApp. Gratis. Buat siapa saja yang mau,” ceritanya saat dihubungi kemarin (13/7). Dia mengakui, kelas menulis itu mulanya dibuka hanya untuk menyibukkan diri.

Agar otak tetap bekerja, jiwa dan raga juga tetap sehat. ”Eh, kok ternyata peminatnya banyak. Ada 30-an orang waktu itu,” sambungnya.

Dari kelas menulis yang hanya lewat WhatsApp selama 10 minggu tersebut, murid-muridnya ditantang untuk membuat tugas akhir cerpen. ”Yang akhirnya itu melahirkan buku Hujan Tak Jadi Datang Malam Ini,” lanjutnya.

Aktivitas kelas menulis pun dikiranya akan selesai sampai di situ. Tapi, ternyata banyak muridnya yang ingin dia menggelar batch II. ”Katanya, mereka takut kendur kalau berhenti dari kegiatan menulis,” ceritanya soal rengekan murid-muridnya itu.

Wina mulanya agak sungkan jika harus membuka kelas lagi. Sebab, meski dia membuka kelas secara gratis, narasumber-narasumber yang membagikan ilmunya adalah para penulis yang sudah punya nama.

Akhirnya murid-muridnya pun merekomendasikan agar kelas menulis batch II dibuat berbayar saja. Setelah kesepakatan disetujui, kelas kedua pun digelar hingga terbitlah buku baru, Labirin 25. Setelah kelas usai, batch III berlanjut hingga buku lainnya terbit.

Sementara itu, saat menjalankan kelas menulis, CEO Padmedia Publisher tersebut juga tidak berhenti dengan gerakan menulis di jalur lain. Yakni, jalur essay open call yang biasa diberinya nama serial Hidup Ini Indah Beib (HIIB). ”Di gerakan menulis jalur ini, prosesnya tentu berbeda dengan kelas menulis. Kami langsung share pengumuman bahwa kita mencari cerita untuk tema yang sudah ditentukan,” jelasnya.

Selanjutnya, naskah-naskah yang masuk dikurasi, dilakukan coaching, sampai akhirnya diterbitkan menjadi buku. Yang menarik lagi, rata-rata dari serial HIIB, penulisnya adalah para perempuan. ”Kecuali untuk tema khusus dokter di seri keenam yang dokternya berkisah, Cinta Tawa dan Luka, sama yang akan datang ada seri Hidup Ini Indah Bro,” terangnya.

Hampir di setiap buku yang diterbitkan lewat payung publisher-nya itu, Wina turut menyumbangkan tulisannya. Ide-ide tema tulisan pun diakuinya tidak pernah kekurangan. Kegiatan tulis-menulis itu tidak berhenti di bawah payung publisher-nya. Pada 30 Maret lalu, Wina resmi mendirikan organisasi Perempuan Penulis Padma (Perlima). Organisasi yang kini memiliki 65 anggota dari seluruh Indonesia itu sudah resmi berbadan hukum.

Baca Juga: Kakak Beradik yang Ditangkap Polda Jatim Sudah Jual 231 Tabung Oksigen

”Nah, lewat Perlima ini, kita menggelar banyak kegiatan khusus literasi. Mulai bedah buku, workshop menulis, sampai workshop challenge untuk menerbitkan buku juga,” jelasnya. Yang berarti, meski 12 buku sudah terbit hanya dalam waktu kurang dari dua tahun ini, buku-buku lain sudah menanti untuk dilahirkan juga.


Wina Bojonegoro Sudah Lahirkan 12 Buku Selama Pandemi