Kisah Sukses Euis Rohaini, Raup Omzet Ratusan Juta dari Bisnis Batik dan Kerajinan

 

JAKARTA, KOMPAS.com – Punya komitmen, bermental kuat, dan pantang menyerah adalah tiga hal yang perlu dimiliki seorang pengusaha agar meraih kesuksesan. Ketiga prinsip ini pula yang terus dipegang Euis Rohaini (45), pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asal Cilacap, Jawa Tengah.

Owner CV Rajasa Mas Jaya memulai usaha batik pada tahun 2008 silam. Lalu pada tahun 2016, ia melebarkan bisnisnya dengan membuat produk kerajinan. Produk kerajinannya dibuat dari limbah konveksi dan bambu.

Saat itu, Euis melihat banyak limbah perca batik yang cukup banyak dan bingung mau dibuat apa. Akhirnya, dia berpikir menciptakan produk baru dengan mengkombinasikannya dengan kerajinan bambu untuk hiasan.

“Alhamdulillah setelah itu (membuat kerajinan), dapat order dari buyer Arab Saudi pada tahun 2016. Kami berhasil mengirim 5 kontainer ke Arab Saudi dalam waktu 1 tahun,” kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (28/8/2022).

Euis mengatakan, awal mula menjadi eksportir adalah saat dirinya mengikuti pameran ekspor di Jakarta. Pada pameran tersebut, ia bertemu dengan salah satu buyer dari Arab Saudi.

“Dia (buyer) bilang ke saya bahwa dia hanya tinggal di Indonesia selama dua minggu saja. Tapi saya bilang ini harus deal. Akhirnya, setelah bolak balik Cilacap-Jakarta, mengurus berbagai macam dokumen dan menyesuaikan permintaan dari buyer, akhirnya bisa ekspor ke Arab Saudi,” ungkapnya.

Baca juga: 10 Hari Usai Jokowi Minta Harga Tiket Pesawat Turun, Apa Saja yang Sudah Dilakukan Pemerintah?

Dari usaha batik dan kerajinan tersebut, Euis tidak hanya berhasil menjadi pebisnis yang sukses, tetapi juga memberdayakan masyarakat di sekitarnya.

Dia memiliki 100 orang pembatik dalam mendukung usahanya yang rata-rata berusia 50 tahun ke atas. Bahkan sebelum pandemi, omzetnya bisa mencapai Rp 500 juta dalam sebulan.

Pada tahun 2020, ekspor produknya ke luar negeri terpaksa harus berhenti karena pandemi Covid-19. Omzetnya pun menurun jadi Rp 300 juta per bulan. Namun, dia mengaku banyak memetik hikmah dari pandemi ini.

Selama pandemi, Euis lebih banyak belajar tentang ekspor dengan mengikuti berbagai pelatihan secara online hingga bergabung dengan Aspenku.com dan menambah jaringan melalui pameran.

Karena itu, saat ada pameran Muslim Life Trade di acara Muslim Life Fest 2022, menjadi kesempatan berharga untuk saling mengenal, berjejaring, bernegosiasi dengan para buyer dari luar negeri.

“Saya tadi baru bisnis matching dengan buyer dari Filipina dan Tunisia. Tinggal di-follow up saja setelah ini dan memang sudah menjurus untuk adanya kerjasama. Saya juga sudah mulai kirim-kirim sampel ke para buyer,” ujarnya.

Dia pun memberikan tips untuk pelaku UKM yang ingin ekspor dan produknya bisa diterima pasar global. Menurut dia, hal paling utama yang harus dimiliki adalah mindset untuk mau berubah, pantang menyerah, cermat melihat pasar, berjejaring (berkolaborasi).

“Adapun untuk permodalan, pelaku UMKM tidak perlu terlalu khawatir. Karena saat ini sudah banyak lembaga pembiayaan yang siap mendukung permodalan UMKM secara syariah,” kata dia.

Selain itu, lanjut dia, prinsip dalam berbisnis yang perlu dimiliki adalah komitmen, pekerja keras, dan menjaga kepercayaan. Komitmen di sini artinya komitmen untuk jujur, punya attitude yang baik, dan komitmen terhadap waktu.

“Jangan mudah menyerah, karena yang namanya bisnis itu membutuhkan mental kuat. Kalau lagi jatuh, harus mau bangkit lagi,” pesan dia.

Euis Rohaini (45), pelaku UMKM yang sukses berbisnis batik dan kerajinan hingga bisa tembus ekspor dan berdayakan masyarakat

Euis Rohaini (45), pelaku UMKM yang sukses berbisnis batik dan kerajinan hingga bisa tembus ekspor dan berdayakan masyarakat(-)

Gelaran Muslim Life Fest & Trade yang digelar selama 3 hari di ICE BSD (26-28 Agustus 2002) menjadi salah satu motor penggerak yang diperhitungkan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menuju Indonesia pusat produsen produk halal dunia 2024.

Sebanyak 650 buyer yang diundang dan melakukan business matchmaking dengan 150 pelaku usaha secara hybrid dan offline ini siap melakukan komitmen bisnis jangka panjang.

Ketua Umum Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI), Rachmat Marpaung mengatakan, pelaku usaha yang dihadirkan dalam business matchmaking tersebut telah lolos kurasi dan mendapatkan pendampingan.

Salah satunya melalui program Export Academy yang dikembangkan oleh KPMI bersama dengan Nudira Learning Center, Aspenku.com dan Hibbu Creative House.


JAKARTA, KOMPAS.com – Punya komitmen, bermental kuat, dan pantang menyerah adalah tiga hal yang perlu dimiliki seorang pengusaha agar meraih kesuksesa