Raup Cuan dari Hobi Fotografi, Peluang Usaha Menjanjikan di Era Digital

Raup Cuan dari Hobi Fotografi, Peluang Usaha Menjanjikan di Era Digital
Hobi fotografi belakangan semakin digandrungi di industri kreatif.

Solopos.com, SOLO — Memiliki hobi sesuai dengan kemampuan tentu menyenangkan bagi setiap orang, apabila ketika bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Salah satunya hobi fotografi yang semakin digandrungi di industri kreatif.

Pada era digital seperti sekarang ini, kemampuan fotografi dna videografi sangat dibutuhkan. Setiap acara atau kegiatan memerlukan sosok untuk mendokumentasikan hal tersebut.

Fotografi sendiri telah marak dijadikan hobi di kalangan anak muda, untuk sekadar hunting atau berburu tempat foto yang menarik. Namun ketika mempunyai bekal kemampuan dan pandai menangkap peluang tentu hobi ini bisa menghasilkan cuan.

Seperti yang dilakukan oleh pemuda asal Jepara, Jawa Tengah, Muhammad Arfananda Ghifari, 22. Arfananda memang menyukai fotografi sejak ia duduk di bangku SMP. Berlanjut ke kuliah, momen wisuda menjadi ajang untuknya untuk menghasilkan cuan sebagai freelancer fotografer.

Sebagai freelancer fotografer sebenarnya ia bisa memenuhi semua jenis foto yang diinginkan klien, dari foto wisuda, foto katalog, ataupun prewedding, hal ini tergantung skill yang dimiliki. “Pernah handle wisuda, foto pesanan organisasi kampus, foto prewedding. Biasanya foto wisuda rentang waktu satu jam biaya Rp300.000. Relatif murah karena skill dan gear [alat] masih biasa,” ujar Arfanda saat dihubungi Solopos.com pada Kamis (16/2/2023).

Dalam satu kali wisuda, ia biasanya menangani dua kali sesi foto wisuda selama dua jam. Sebagai pemula, ia sendiri sering kali diajak oleh temannya untuk menangani foto prewedding dengan harga Rp500.000. “Memang harus upgrade gear dan perlu belajar lagi,” ujar Arfananda.

Pemilik Donjuan Photography, Doni Ismanto, 42, menguraikan ia menekuni bisnis fotografi hampir 11 tahun ini. Ia memilih resign setelah bekerja selama empat hingga lima tahun sebagai konsultan pariwisata karena tertarik dengan bisnis fotografi. Kemudian pada 2012 ia membangun studio pertamanya di Jogja.

“Waktu itu [resign] ilmunya juga belum banyak, ya nekat aja. Kemampuan ya berbekal dari otodidak dan tanya teman,” ujar Doni.

Doni kemudian memutuskan memindahkan studionya di Sragen, sebagai tempat ia berasal setelah setahun merintis di Jogja. Karena menurutnya waktu itu belum banyak fotografer di Sragen, namun ternyata ia salah. Cukup banyak fotografer yang berkecimpung di bisnis forografi studio, wedding, prewedding di sana.

“Bisa handle semuanya sesuai permintaan klien, tapi memang porsi paling besar itu dari foto studio, wedding, dan prewedding. Pernah handle klien dari Jogja, Semarang, Jakarta, dan Bali,” ujar Doni.

Untuk rentang harga jasa foto prewedding di studio mulai Rp800.000, sedangkan untuk wedding mulai dari Rp1,5 hingga Rp5 juta.

Bertahan selama 11 tahun tidak mudah, apalagi waktu pandemi Covid-19 ia sempat mengalami penurunan omzet hingga 80%. Namun, ia masih bisa mengandalkan foto studio, karena foto pesanan wedding merosot drastis.

“Dalam setahun, memang wedding porsi paling banyak, dari sebelum Lebaran dan setelah Lebaran Idul Fitri, setelah Idul Adha juga ramai,” ujar Doni. Doni menguraikan peluang usaha di bidang fotografi menjanjikan, karena banyak spesialisasi fotografi yang pasti dibutuhkan. Selain wedding, prewedding, dan foto studio, juga bisa merambah ke foto newborn, katalog produk baik fesyen atau kuliner, seiring berkembangnya sosial media.

Ia menjelaskan tiga hal yang harus dipenuhi ketika berniat berbisnis di bidang fotografi yaitu minat, kemampuan, dan alat. “Pertama itu minat, jadi apapun pekerjaannya, ketika pasti akan maksimal, gimana caranya dia berkreativitas untuk bertahan. Kemudian ya kemampuan atau skill fotografi yang dimiliki. Selanjutnya alat dan teknik. Kalau sekarang dimudahkan dengan adanya rental kamera jadi enggak harus upgrade alat dulu,” ujar Doni.

Doni menguraikan yang paling penting adalah kemampuan. Kalau alatnya bagus namun tidak mengerti bagaimana cara pemakaiannya, teknik, dan komposisi tentu tidak akan jalan. Namun, ia tak menampik alat sangat membantu. Sebab, semakin mahal alat pasti teknologinya semakin canggih yang menghasilkan kualitas gambar lebih bagus serta lebih memudahkan penggunaan.