Pengalaman Menginap di Ruang Isolasi Covid-19 Hotel Asrama Haji (3)

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Pengalaman Menginap di Ruang Isolasi Covid-19 Hotel Asrama Haji (3)


Tidak hanya pelayanan medis yang diberikan pemkot kepada warga yang menjalani isolasi di Asrama Haji Sukolilo. Tapi, juga upaya menjaga kebugaran fisik lewat senam setiap pagi. Kegiatan itu menjadi primadona bagi penghuni yang ingin mencari keringat dan melepaskan beban pikiran. Apalagi senamnya sambil koploan.

EDI SUSILO, Surabaya

Pukul delapan pagi. Kegiatan senam itu dimulai dengan menundukkan kepala. Berdoa. Hening sebentar. Lalu, musik dari sound system setinggi pinggang orang dewasa dibunyikan. Mengeluarkan irama khas olahraga. Riang dan kompak.

Dari podium, Merry, pemandu senam, memulai hitungan. Diikuti oleh puluhan penghuni yang menyebar di area gedung-gedung di asrama haji.

tAda yang di lobi, trotoar, hingga di jalan depan gedung.

Gerakan awal pemanasan, gerakan kedua mulai menggerakkan tangan dan kaki secara bersamaan. Keringat pun berlelehan. Kalau peserta senam tampak kurang semangat, Merry langsung mengeluarkan jurus. ”Ayo teriak, mana suaranya…,” ucapnya lantang. Disambut oleh puluhan peserta dengan teriakan. ’’Haaa…”

”Ayo sekarang teriak hu.. ha…,” pinta Merry, yang diikuti oleh seluruh peserta.

Biar ”tambah semangat”, Merry pun memberikan tambahan motivasi menjelang gerakan senam selesai. ”Sing semangat ndang mulih,” ujarnya.

Dipancing begitu, semua peserta bersorak. Mengamini.

Senam yang digelar rutin setelah jadwal pembagian makan pagi itu memang tidak diwajibkan kepada seluruh penghuni. Yang tidak ikut bisa tetap tinggal di kamar hotel. Tanpa adanya paksaan.

Meski tidak wajib, kegiatan senam selama setengah jam itu nyatanya ditunggu oleh banyak penghuni. Tanpa perintah segera turun atau desakan segera keluar kamar, kesadaran para penghuni untuk ikut senam sangat tinggi.

Ya, tidak hanya menjaga kebugaran fisik, senam di asrama haji juga berhasil memperbaiki mental para penghuni. Mereka lebih bersemangat dan bergairah setelah mengikuti senam. Sebab, suasana senam begitu santai dan menggembirakan.

Merry sengaja memilih gerakan yang tidak bikin pesertanya cepat lelah. Gerakan ringan saja. Jadi, siapa pun, baik muda maupun tua, bisa mengikuti setiap gerakannya dengan mudah. ”Karena rata-rata gerakan senam yang ditampilkan adalah senam terapi,” kata Merry setelah senam kepada sejumlah penghuni.

Pagi itu, dia mencotohkan gerakan membentangkan kedua tangan dari depan ke samping. Gerakan itu, kata Merry, bagus untuk paru-paru. Tujuannya, oksigen dalam tubuh menjadi lancar.

Gerakan yang ringan membuat mood peserta yang mengikuti senam juga menjadi happy. Apalagi ketika senam memasuki masa segera rampung. Merry selalu memberikan bonus kepada peserta.

Dia selalu memutarkan lagu dangdut koplo untuk mengiringi gerakan senam. Tentu, gerakannya menyesuaikan irama musik. Goyang-goyang pinggul dan putar-putar asyik. Mirip orang berjoget ketika ada orkes pantura.

Gerakan itulah yang membuat peserta tambah semangat. Apalagi Merry menawarkan lagu apa yang bisa diputar. Beberapa peserta pun berteriak. ”Looss doll…”. Tanpa menunggu lama, dari layar handphone-nya Merry memencet hit milik Denny Cak Nan itu. Loosss, doll….

Merry memang begitu akrab dengan pasien-pasien yang menjalani isolasi di asrama haji. Maklum, dia bertugas sejak 19 Mei lalu tanpa putus. Dari Minggu ketemu Minggu. Dia terus menjadi role model senam bagi para peserta.

”Sekarang ini kondisinya sudah jauh lebih baik,” katanya.

Jumlah pasien yang dirawat terus berkurang. Merry mengisahkan, saat awal-awal Covid-19 merebak, jumlah pasien di asrama haji pernah mencapai 700 orang. Jumlah itu membuat seluruh area terbuka di asrama haji penuh saat senam dimulai.

Selama memandu senam itulah, Merry banyak belajar mengenai karakter orang. Khususnya mereka yang positif Covid-19. Ada yang datang dengan kondisi tegar. Ada yang lemas dan cemas selama isolasi.

Dari banyak karakter itulah, Merry kemudian bisa membedakan. Lalu, dia menyimpulkan resep sendiri. Yakni, selain pengobatan, yang bisa mempercepat penyembuhan Covid-19 adalah semangat dan sikap positif pasien itu sendiri. ”Yang penting happy,” katanya. 

Saksikan video menarik berikut ini:


Pengalaman Menginap di Ruang Isolasi Covid-19 Hotel Asrama Haji (3)