Sidoarjo Genjot Infrastruktur, Bidik Jadi Sentra Investasi Jatim

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Sidoarjo Genjot Infrastruktur, Bidik Jadi Sentra Investasi Jatim


PERAN besar menjadi milik Sidoarjo dalam perkembangan ekonomi di Jawa Timur. Perlahan, Kota Delta mengukuhkan dirinya sebagai pusat industri Jatim. Berbagai variasi skala industri berkembang pula di Sidoarjo. Pembangunan sarana penunjang berupa infrastruktur menjadi kunci untuk menggenggam ambisi tersebut.

Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten dengan jumlah UMKM/UKM terbanyak. Total ada lebih dari 206 ribu usaha kecil menengah (UKM) dan 6 ribu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sementara itu, industri besar mencapai lebih dari 664 dan industri sedang ada 297.

Tiga dinas, yakni dinas penanaman modal perizinan dan pelayanan terpadu satu pintu (DPMPTSP), disperindag, serta dinas koperasi dan UMKM, mulai berkoordinasi untuk memfasilitasi kolaborasi industri besar dan kecil tersebut. Proyek besar di Sidoarjo lainnya yang saat ini sedang berlangsung adalah pembangunan kawasan industri Sidoarjo (KIS) di Jabon.

Direktur PT Kawasan Industri Sidoarjo (KIS) Eska Kanasut menyampaikan, izin lokasi di Jabon untuk kawasan industri adalah 294 hektare. Banyak penanam modal asing (PMA) yang melirik. Di antaranya, PT New Asia Internasional. Perusahaan tersebut sudah membeli 38 hektare untuk pabrik galvalum dari hulu sampai hilir.

Juga PT Great Wall Steel dan PT Lingkar Nusantara Gas (LNG). Ada pula PT Indal Alumunium Industry Tbk, Maspion Electronics, dan PT HongTai Internasional. Dari KIS, tentu akan menyerap banyak tenaga kerja. Diperkirakan, 294 hektare tersebut bisa menyerap lebih dari 100 ribu orang tenaga kerja. ”Untuk 20 hektare saja, asumsinya butuh 2.000 sampai 3.000 orang tenaga kerja,” kata Eska.

Infrastruktur Jadi Modal Pusat Industri

Dalam data di Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sidoarjo, tercatat ada delapan perusahaan yang hengkang dari Sidoarjo. Selain itu, ada tiga perusahaan yang tutup. Namun, prospek industri Sidoarjo masih sangat cerah. Terlebih, kini muncul kawasan industri halal hingga kawasan industri Sidoarjo di Jabon.

Kabid Hubungan Industrial Disnaker Anwar Khoifin menyebutkan, jumlah itu yang tercatat di kantornya. ”Infonya pindah pengembangan ke daerah yang UMK-nya rendah,” katanya.

Namun, apa ada juga yang tiba-tiba hengkang atau tutup? Kepala Disnaker Sidoarjo Fenny Apridawati menjelaskan, bisa jadi juga ada yang asal pindah.

Disnaker berkomitmen membuat pengusaha betah di Sidoarjo. Banyak yang bisa jadi nilai tambah Sidoarjo. Pertama, lokasi Sidoarjo strategis. Bertetangga dengan ibu kota provinsi. Akses tol juga tersedia. Bahkan, 2021 ini Pemkab Sidoarjo berkomitmen membangun frontage road (FR) dari Waru sampai Buduran. Saat ini proyek tersebut sedang dalam proses pembangunan.

Kedua, kualitas SDM Sidoarjo baik. ”Kami gencarkan pelatihan untuk upgrade skill SDM atau pekerja,” kata Fenny. Ditambah lagi, ada balai latihan kerja (BLK) di Tulangan. Nilai tambah lainnya, pemerataan kesehatan di Sidoarjo jadi perhatian. Karena industri merata tersebar di Sidoarjo, akses kesehatan juga harus tersebar. Terlebih di wilayah Krian yang terdapat banyak pabrik besar. Tahun ini RSUD Sidoarjo Barat di Krian bakal dibangun. Sudah tinggal bangun. Anggaran Rp 140 miliar di tahun ini sudah siap.

FR dan RSUD Sidoarjo Barat ini juga jadi salah satu program strategis bupati dan wakil bupati baru yang akan dilantik 17 Februari nanti, yakni Ahmad Muhdlor Ali dan Subandi. Selain sebagai pelayanan masyarakat langsung, dua program itu mendukung industri.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Pembelian Lahan di Cengkareng Era Ahok Kembali Digugat

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sidoarjo Sukiyanto menilai tidak mudah bagi perusahaan hengkang ke daerah dengan UMK yang lebih kecil. Cost untuk pindahnya besar. Bayangkan memindah mesin, tatanan produksi, kantor, dan printilan lainnya. Butuh waktu dan biaya. Belum urus administrasi dan lainnya. ”Opsi pindah itu tidak gampang bagi perusahaan,” tuturnya.

Terbaru, Sidoarjo punya kawasan industri halal (KIH), yakni Safe N Lock yang berada di lingkar timur. Itu jadi satu-satunya KIH yang ada di Jawa Timur. Lokasinya pun luas. Dari kawasan 410 hektare yang ada di Safe N Lock, sebanyak 148 hektare siap dijadikan KIH.

Penjabat Bupati Sidoarjo Hudiyono menyebutkan, Sidoarjo mendapatkan kepercayaan dari pusat untuk melakukan percepatan pembangunan ekonomi lewat pengembangan industri halal. ”Areanya sudah siap. Masyarakatnya juga sudah siap,” katanya.

Saksikan video menarik berikut ini:


Sidoarjo Genjot Infrastruktur, Bidik Jadi Sentra Investasi Jatim