Aiptu Adek Punya Ambulans Gratis setelah 5 Tahun Bermimpi

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Aiptu Adek Punya Ambulans Gratis setelah 5 Tahun Bermimpi


Sejak lima tahun lalu, Aiptu Adek ingin memiliki ambulans sendiri untuk melayani masyarakat secara gratis. Keinginan itu muncul ketika anggota Polrestabes Surabaya tersebut kerap melihat masyarakat miskin yang tidak sanggup membayar ambulans. Niat baik itu akhirnya terwujud. Pada Juni lalu, Adek mendapatkannya.

LUGAS WICAKSONO, Surabaya

SEJAK 2016, saya berkeinginan punya ambulans sendiri untuk membantu orang yang tidak mampu. Saya pernah lihat orang tidak bisa bayar ambulans karena terlalu mahal,” ujar Adek.

Adek awalnya ingin membeli mobil Daihatsu Gran Max milik pengusaha secara kredit. Pengusaha itu lantas memberikan mobil tersebut begitu saja ketika tahu akan digunakan untuk ambulans. Mobil itu lalu dimodifikasi menjadi ambulans.

Alumnus Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) Polri Jawa Timur angkatan 1997–1998 itu kemudian mengajak komunitasnya, Dikmaba Sembilan Delapan dan Sembilan Delapan Sepolwan (DSD SDS), untuk merombak mobil tersebut menjadi ambulans.

Adek menghubungi Iptu Marji Wibowo, Kanitreskrim Polsek Tegalsari yang menjabat ketua DSD. Niat Adek disambut baik oleh Marji. Sekitar 400 alumnus yang tergabung dalam komunitas dan tersebar di Jawa Timur berswadaya.

Setelah dua pekan dirombak, Daihatsu Gran Max itu berubah menjadi ambulans. Pekan lalu mobil tersebut mulai beroperasi. Adek dan kawan-kawan telah mengeluarkan Rp 45,4 juta untuk modifikasi dan pengoperasian. Uang itu berasal dari swadaya komunitas bintara dan donatur lain.

”Sehari bisa sampai mengangkut 6–7 kali. Kami 24 jam nonstop. Kami rute pendek Surabaya–Gresik, Surabaya–Sidoarjo, dan Surabaya–Bangkalan karena gratis,” katanya.

Adek dibantu para relawan dari sopir taksi online untuk mengemudikan ambulans. Relawan tersebut dibagi menjadi empat tim agar bisa melayani masyarakat yang membutuhkan setiap saat. Para relawan itu juga sempat dilarang keluarga untuk menjadi sopir ambulans di tengah pandemi Covid-19 ini. ”Sebetulnya keluarga driver online betul-betul tidak memperbolehkan karena risikonya mati,” ungkapnya.

Karena risikonya besar, Adek memperhatikan keselamatan para relawan sopir ambulans. Dia sangat memperhatikan alat pelindung diri (APD) para relawan setiap mengantar orang. Ambulans juga rutin disemprot disinfektan dan diuap. ”Anggaran terbesar untuk APD. Habis pakai langsung ganti. Anggarannya memang besar untuk ambulans gratis ini,” ujarnya.

Meski gratis, tidak semua orang bisa diangkut ambulansnya. Hanya pasien yang punya rujukan rumah sakit yang bisa dilayani. Jika warga masih mencari-cari rumah sakit, ambulans tidak bisa melayani. ”Kalau masih mencari-cari, kasihan yang mengantre di belakang,” tuturnya.

Baca Juga: Terjemahan Ngawur Pidato Xi Jinping Terkait Utang Indonesia

Para sopir ambulans punya beragam pengalaman. Ada keluarga pasien yang tidak mau mengangkat saudaranya karena menderita Covid-19. Keluarga tidak berani lantaran khawatir tertular. Ada juga pasien yang meninggal di ambulans setelah ditolak beberapa rumah sakit. ”Keluarga memang terlambat membawa sehingga tidak bisa terselamatkan,” jelasnya. 


Aiptu Adek Punya Ambulans Gratis setelah 5 Tahun Bermimpi