Vincent Prijadi, Pelukis Penyandang Autisme yang Memiliki Galeri

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Vincent Prijadi, Pelukis Penyandang Autisme yang Memiliki Galeri


Ide membuka galeri terlintas di benak sang ayah saat melihat kamar Vincent Prijadi Purwono sudah penuh dengan lukisan karyanya. Keinginan tersebut terwujud tiga bulan lalu. Kini, ada lebih dari 190 lukisan berbagai rupa dan ukuran yang dipamerkan di galeri itu.

HANAA SEPTIANA, Surabaya

RATUSAN lukisan di kanvas langsung terlihat begitu memasuki Vinautism Gallery, CitraLand, Surabaya. Lukisan-lukisan itu dipajang di dinding. Ada juga instalasi berbagai bentuk dan rupa yang dipamerkan di ruangan bertembok putih itu. Seluruhnya adalah karya Vincent. Ya, remaja 17 tahun tersebut baru saja membuka galeri seni yang menampung karya seni rupa miliknya.

Tepatnya pada 29 Maret lalu, galeri itu dibuka untuk umum. Pengunjung yang telah melakukan reservasi bisa menikmati karya Vincent di tiga lantai. Karya-karya tersebut beraliran pop-art. Mayoritas bertema transportasi. Misalnya, kereta api dan pesawat. ’’Dari SD memang suka melukis itu, terutama kereta api,” ujar Vincent saat diwawancarai Kamis (1/7).

Sang ayah, Rudy Purwono Prijadi, menjelaskan gagasan berdirinya galeri. Ide itu terlintas pada Juni 2018. Dia melihat kamar Vincent penuh dengan lukisan karyanya. Rudy lalu berkeinginan untuk mendirikan galeri khusus. Cita-cita itu direalisasikan dengan mengumpulkan satu per satu karya Vincent sejak 2018.

Kini, galeri tersebut penuh dengan karya Vincent selama tiga tahun terakhir. Bukan hanya lukisan di kanvas. Ada juga aneka gambar digital yang berasal dari lukisan Vincent. Awalnya karya-karya itu hanya berada di lantai 3. Lantai 1 dan 2 biasa digunakan Vincent untuk bersekolah secara homeschooling. Sejak pandemi, kegiatan homeschooling ditiadakan. Karena itu, tiga lantai dipakai untuk memamerkan karya.

Vincent memang bersekolah di rumah sejak lulus SMP pada 2018. Orang tuanya memutuskan hal tersebut agar Vincent bisa mengembangkan bakatnya. Terlebih, Vincent didiagnosis sebagai penyandang autisme sejak usia 13 bulan. Awalnya, keluarga syok mendengar diagnosis tersebut. Seiring berjalannya waktu, Rudy dan sang istri Margie Sofia Prijadi memperhatikan Vincent memiliki bakat terpendam. ’’Dari kecil Vincent suka melukis. Sebaiknya dia fokus ke sana dan kami berusaha fasilitasi,” papar Rudy.

Keputusan kedua orang tua Vincent tampaknya tepat. Sejak 2018, Vincent mengukir sejumlah prestasi di bidang seni rupa. Misalnya, mengikuti dua puluh agenda pameran tunggal maupun bersama di dalam dan luar negeri. Di antaranya, pameran tunggal bertema Cinta Kereta Api di Stasiun Kereta Api Gubeng pada 2019. Pada 2020, lukisannya berjudul My Transportation terpilih untuk dipamerkan di Hopkins Art Center, Minnesota, Amerika Serikat. Karya itu juga menjadi pemenang ketiga kategori lukisan akrilik dalam agenda tersebut. Saat pandemi, Vincent juga tak berhenti menghasilkan karya untuk galerinya.

Baca Juga: Banyak Pasien Isoman Jatim Tak Terdata, Berpotensi Jadi Klaster Baru

Rudy berharap galeri itu bisa menginspirasi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus agar harapan mereka semakin terbuka lebar. Serta meyakinkan bahwa anak berkebutuhan khusus juga memiliki kesempatan yang sama dengan anak lainnya. Terutama untuk mendapat pendidikan sesuai kebutuhan mereka.

Vinautism Gallery juga memamerkan aneka suvenir dengan rupa lukisan Vincent. Misalnya, kaus, jersey sepeda, dan mug. Ke depan, Rudy ingin membuka kesempatan kepada pelukis lain untuk memamerkan karyanya di sana. Tujuannya, masyarakat bisa menikmati karya seni di galeri standar nasional. ’’Semoga pandemi cepat berlalu dan harapan itu segera terwujud,” tuturnya.


Vincent Prijadi, Pelukis Penyandang Autisme yang Memiliki Galeri