Berhari-hari Tidur di Atas Prangko saat Membuat Mozaik Wajah SBY

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Berhari-hari Tidur di Atas Prangko saat Membuat Mozaik Wajah SBY


Ratna Dewi adalah filatelis yang kreatif. Tidak saja mengoleksi prangko dari edisi ke edisi, pegawai PT Pos Indonesia itu juga merangkainya jadi karya seni yang apik. Mozaik prangko produknya diorder banyak pejabat.

EKO HENDRI SAIFUL, Surabaya

Meski tidak memiliki secara utuh, Ratna Dewi masih hafal mozaik prangko apa saja yang telah dibuatnya. Seluruh hasil kerajinan tangannya difoto sebelum diserahkan kepada pemesan. Foto-foto itu lantas dikumpulkan dalam satu buku berukuran 20 x 30 cm.

Selama 12 tahun, banyak mozaik prangko yang dibuat Ratna. Objek gambar juga bermacam-macam. Bukan saja wajah manusia. Perempuan berusia 46 tahun itu juga membuat mozaik tentang bangunan bersejarah dan kantor pelayanan masyarakat.

”Yang membuat bangga, saya pernah membuat mozaik wajah mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono,” ungkap Ratna saat ditemui di Kantor Pos Regional 7 Jatim, Jalan Krembangan Selatan.

Dia menyebutkan, mozaik SBY jadi karya fenomenalnya. ”Gara-gara itu, saya mendapat banyak apresiasi. Orderan banyak,” tambah Ratna, lantas tertawa.

Dia menjelaskan, mozaik wajah presiden diserahkan PT Pos Indonesia saat pelantikan presiden. Banyak kesan saat membuatnya. Bahkan, karena dikejar deadline, Ratna terpaksa tidur di atas prangko yang jumlahnya ribuan.

Menurut Ratna, mozaik wajah presiden dibuat selama tiga minggu. Desainnya memakan waktu dua minggu. Penempelan prangko seminggu. Untuk membuat mozaik berukuran 3 x 4 meter tersebut, Ratna harus mengumpulkan delapan ribu prangko.

Proses pencarian prangko tidak mudah

Selain ukurannya sama, warna prangko juga harus menyesuaikan dengan desain. Ratna terpaksa berkeliling kota di Indonesia untuk mencari prangko yang bisa dirangkai. ”Saya mendapat bantuan teman-teman di Bandung. Di sana, stok prangko masih banyak,” kata Ratna.

Perempuan asal Sidoarjo tersebut mengaku lega setelah pesanan rampung tepat waktu. Karyanya jadi kado berkesan untuk SBY yang saat itu memimpin untuk periode kedua.

Bukan saja wajah SBY. Banyak karya lain Ratna yang juga cukup mengagumkan. Misalnya, mozaik Kakbah, Candi Borobudur, dan Kantor Pos Surabaya. Ada juga mozaik wajah beberapa menteri dan artis ibu kota.

Ratna jadi andalan PT Pos Indonesia untuk membuat mozaik prangko. Dia selalu mendapat pesanan saat ada pejabat BUMN itu yang dimutasi. Sebagian besar karyanya dibeli untuk kenang-kenangan.

Harganya beragam. Itu bergantung pada jumlah prangko dan tingkat kesulitannya. Banyak karya Ratna yang dihargai puluhan juta rupiah. ”Pastinya, harga untuk kantor dan masyarakat umum berbeda,” jelas Ratna sambil tersenyum.

Dia bercerita bahwa kecintaannya pada prangko dimulai sejak masih muda. Kecintaannya pada benda itu semakin besar setelah bergabung dengan PT Pos Indonesia. Hingga kini, Ratna mengoleksi ribuan prangko dari berbagai edisi.

Bahkan, ada prangko yang diproduksi pada 1950. Benda itu masih disimpan dan dirawat dengan baik. Khusus prangko-prangko yang sudah langka, Ratna tidak memanfaatkannya untuk mozaik. Dia hanya merangkai prangko yang stoknya masih banyak.

Pembuatan mozaik memerlukan jiwa seni dan ketelitian. Harus telaten saat merangkai prangko. Sebab jika tidak rapi, mozaik tidak akan dihargai mahal.

Selain itu, perlu ketelatenan saat menyusun prangko. Sebab, prangko tidak boleh digunting atau dicat. Mozaik murni dari susunan prangko sesuai dengan warna aslinya.

”Yang paling penting juga proses perencanaan harus matang. Jangan sampai prangko habis di tengah jalan,” kata Ratna. Terkait perencanaan, perempuan asal Sidoarjo itu aktif berkomunikasi dengan teman-temannya di kota lain. Order diterima setelah memastikan stok prangko tersedia.

Ratna menyebut masih ada mimpi yang ingin diwujudkannya. Dia ingin membuat mozaik prangko Ratu Elizabeth II berukuran besar. Pembuatan mozaik itu memerlukan jutaan prangko. ”Saya ingin mendaftarkannya di buku rekor dunia. Tapi, ini masih angan-angan,” katanya.

Manajer Jaringan Layanan dan Konsfila Kantor Pos Regional 7 Jatim Wachyudi Aziz menjelaskan bahwa sosok seperti Ratna memang sedikit. Ada banyak orang yang mengoleksi prangko. Namun, mereka tidak sampai merangkainya jadi karya yang apik. ”Ternyata kalau diolah, bisa untuk bisnis. Hasilnya lumayan besar,” kata Aziz.

Menurut dia, mozaik prangko bukan sekadar karya seni. Sebab, prangko juga identik dengan sejarah. Melalui prangko, PT Pos ingin mengabadikan sebuah masa. ”Yang perlu diketahui, ada prangko yang harganya miliaran di luar negeri. Kami selalu mengajak anak muda untuk mencintai prangko,” ungkapnya.

Saksikan video menarik berikut ini:


Berhari-hari Tidur di Atas Prangko saat Membuat Mozaik Wajah SBY