Focal Point pada Chandelier dan ‘Retakan’ Dinding

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Focal Point pada Chandelier dan ‘Retakan’ Dinding


Meski tren berganti, interior American classic terbilang abadi. Desainnya kaya detail, lekat dengan nilai estetis dan prestise. Rumah di kawasan Surabaya Barat ini menjadi bukti.

MARMER Serpeggiante menjadi salah satu item populer 18 tahun silam. Itulah awal mula ide yang mendasari pembuatan interior rumah ini. Marmer tersebut memiliki motif garis horizontal dengan warna dasar krem kecokelatan. Natural dan memberi kesan mewah.

’’Marmer ini favorit banget waktu itu, susah dicari karena rebutan,’’ kata Sanny, desainer interior rumah tersebut, saat ditemui Jumat (2/10).

Sanny mencoba memadukan warna dan motif marmer tersebut dengan konsep American classic. Warna krem pun dipilih untuk mendominasi seluruh ruangan. Tujuannya, menghasilkan kesan homey sekaligus memperkuat kemewahan dari Serpeggiante. Panel-panel dinding mewakili ciri khas konsep American.

MEGAH DAN MEWAH: Dinding lengkung dengan aksesn retakan ditambah pencahayaan keemasan memperkuat ambience klasik. (SUGENG DEAS/JAWA POS)

Bukan hanya itu, Sanny juga menerapkan dinding dengan pola ”retakan-retakan” yang unik pada beberapa sudut ruangan. Salah satunya terlihat pada ruang makan, dekat dengan jendela kaca besar yang menghadap taman belakang. Jika dilihat lebih dekat, ”retakan” dinding itu mirip dinding kuno Colosseum.

MEGAH DAN MEWAH: Dinding lengkung dengan aksesn retakan ditambah pencahayaan keemasan memperkuat ambience klasik. (SUGENG DEAS/JAWA POS)

Rumah itu terdiri atas dua lantai. Pada lantai 2, terdapat balkon indoor yang menghadap langsung ke pusat rumah. Area ruang makan memiliki ceiling yang sangat tinggi. Ada satu hal yang mencuri perhatian. Yakni, chandelier besar dengan ornamen dedaunan dan anggur. Bukan sekadar American classic, Sanny juga menyelipkan unsur tropical ke dalam hunian tersebut.

Chandelier itu sangat spesial karena didesain sendiri oleh Sanny. ’’Saya suka banget sama lampu. Sebetulnya, dari semua hal di rumah ini, yang jadi focal point memang satu lampu itu. Lalu, yang kedua adalah aksen tembok yang ’retak-retak’ itu,’’ ungkap alumnus Fashion Institute of Design & Merchandising, San Francisco, tersebut.

Chandelier rancangan Sanny itu direalisasikan perajin di Jogjakarta. Ornamen serupa tampak pada railing tangga yang menuju lantai 2.

Baca juga: Sentuhan Jawa Klasik di Hunian Mungil Hoedy Asmara

Elemen tropical juga diaplikasikan pada area dapur bersih. Senada dengan warna krem yang mendominasi seluruh ruang, area dapur dibuat lebih gelap lewat dominasi cokelat tua. Warna cokelat didapat dari ukiran material kayu mahoni. Ukiran-ukiran itu membentuk gambar anggur yang unik. Lagi-lagi Sanny yang mendesainnya. ’’Menyesuaikan unsur anggur tropikal, tapi dengan nuansa yang berbeda,’’ tandasnya.

 


 

HIGHLIGHTS

SAFARI TOUCH

Sanny menyelipkan unsur safari ke dalam hunian tersebut. Karena dia menyukai zebra, motif zebra pun diterapkan di beberapa spot. Salah satunya adalah kursi di ruang makan. Dia juga memajang lukisan bergambar empat ekor zebra di ruang tamu.

KARPET KULIT SAPI

Bukan hanya motif zebra, Sanny juga menempatkan karpet dari kulit sapi pada kamar dan ruang tamu. Karpet tersebut didapatkan dari Thailand.

RANJANG KANOPI KLASIK

MEGAH DAN MEWAH: Dinding lengkung dengan aksesn retakan ditambah pencahayaan keemasan memperkuat ambience klasik. (SUGENG DEAS/JAWA POS)

Master bedroom didesain lebih maskulin dengan dominasi warna cokelat gelap. Lantainya terbuat dari kayu jati. Ranjang dan kanopi dari kayu mahoni dihiasi ukiran-ukiran cantik. Kamar utama itu juga dilengkapi area walk-in closet dan jacuzzi.

 


 

TROPICAL AMERICAN CLASSIC

  • Luas tanah: 450 meter persegi
  • Luas bangunan: 550 meter persegi
  • Lokasi: Surabaya Barat

 

Saksikan video menarik berikut ini:


Focal Point pada Chandelier dan ‘Retakan’ Dinding