Hunian Bernuansa Alam, Taman Vertikal Jadi Wajah Rumah

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Hunian Bernuansa Alam, Taman Vertikal Jadi Wajah Rumah


Menghadirkan alam ke dalam rumah bukanlah hal yang mustahil. Dengan kecermatan penataan ruangan dan pemilihan material, taman bahkan bisa dihadirkan dalam rumah. Hunian pun terasa asri dan segar.

SUASANA sejuk menyapa ketika masuk ke rumah Vandie Novianto dan Athisa Goenawan. Taman mungil berada di samping entrance, tersambung langsung dengan living room. Meski ada tanaman dalam ruangan, hunian pasangan penghobi traveling itu tetap bersih. Plus, lapang dan terang.

Taman vertikal yang memanjang hingga ke lantai 2 adalah salah satu cara Vandie dan Athisa menghadirkan alam ke dalam rumah. ”Kami berdua pencinta alam. Jadi, kami pengin rumah yang warm, cozy, dan kalau bisa ada tamannya,” kata Athisa.

Saat merencanakan pembangunan rumah, dia juga menekankan adanya akses cahaya matahari dan udara yang melimpah. Konsep membawa alam dalam ruangan berhasil diterjemahkan arsitek Clifford Sutedjo dan Yoda Philo. Ringkas, tapi tetap asri.

Clifford menjelaskan, taman menjadi starting point dalam desain rumah. ”Penempatannya kami switch. Taman yang biasanya di belakang kami majukan di sisi pintu masuk utama,” ujarnya.

Arsitek dan co-founder Spasi Architects itu menceritakan, pemindahan taman tersebut bukan sekadar untuk menghemat tempat. Tetapi juga untuk membantu perawatan. Clifford mengungkapkan bahwa taman belakang sering kali terbengkalai. Apalagi jika pemilik rumah tidak hobi bercocok tanam. ”Karena lokasinya selalu terlihat dan jadi ’muka’ rumah, pemilik pun mau nggak mau merawat taman supaya tetap bagus,” kata Clifford.

Baca juga:

Meski berada di dalam ruangan, taman vertikal tetap mendapat paparan matahari. Di bagian atas, bagian atap tidak dirancang tertutup. Tetapi berupa jendela kasa yang bisa dibuka tutup.

Posisi taman yang berjajar dengan living room dinilai Atisha menjadi poin plus. Apalagi, dua ruangan itu hanya dipisahkan folding door kaca. ”Enak banget kalau kumpul bareng teman karena bisa nampung lebih banyak orang,” ungkapnya. Rumah yang hanya selebar 9 meter pun terasa lebih lapang.

HIGHLIGHTS

ATAP TAMAN JADI ”PARU-PARU” RUMAH

DUA LANTAI: VA House yang ada di daerah Rungkut, Surabaya, ini didominasi warna kelabu yang tak lekang zaman. (ANGGER BONDAN/JAWA POS)

Tidak ada halaman belakang yang menjadi akhir arus udara dalam di rumah Vandie-Athisa. Untuk menyiasatinya, bagian atap taman dibuat berjendela kasa. Dengan begitu, sirkulasi udara tetap baik. Rumah pun adem dan tidak lembap. Ketika hujan, air juga mengaliri taman tanpa menciprat ke ruangan.

MATERIAL ALAMI YANG EVERLASTING

VA House yang ada di daerah Rungkut, Surabaya, ini didominasi warna kelabu yang tak lekang zaman. (ANGGER BONDAN/JAWA POS)

Athisa menceritakan, dirinya dan suami banyak terinspirasi color palette kelabu dan cokelat di Pinterest. Inspirasi itu terwujud lewat rona terakota bata dan cokelat kayu yang dibiarkan alami.

MAKSIMALKAN PENCAHAYAAN ALAMI

DUA LANTAI: VA House yang ada di daerah Rungkut, Surabaya, ini didominasi warna kelabu yang tak lekang zaman. (ANGGER BONDAN/JAWA POS)

Banyaknya bukaan membuat ruangan terang dan lapang. Namun, di sisi lain, area yang tersorot lebih panas. Untuk menyiasatinya, masuknya cahaya matahari ditepatkan di lokasi seperti tangga. Agar tidak terlalu silau, warna dinding yang dipilih terang tetapi muted.

VA HOUSE

  • Lokasi: Rungkut, Surabaya
  • Arsitek: Spasi Architects
  • Luas tanah: 150 m²
  • Luas bangunan: 200 m² (dua lantai dan rooftop)
  • Lama pengerjaan: 2 tahun

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 


Hunian Bernuansa Alam, Taman Vertikal Jadi Wajah Rumah