Ety Pramesti, Sosok di Balik Lahirnya SMA Double Track

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Ety Pramesti, Sosok di Balik Lahirnya SMA Double Track


Tidak banyak yang tahu sosok Ety Pramesti. Perempuan yang saat ini menjabat kepala bidang pembinaan SMA Dinas Pendidikan Jawa Timur (Jatim) itu merupakan orang di balik lahirnya program SMA Double Track. Berawal dari keceplosan, program tersebut kini menjadi percontohan nasional.

ARIF ADI WIJAYA, Surabaya

PULUHAN berkas menumpuk di meja bercat hitam di dalam ruangan kepala bidang pembinaan SMA Dinas Pendidikan Jatim. Kemarin sore (13/1), Ety, penghuni ruangan tersebut, sedang beristirahat setelah beraktivitas seharian. Dia membuka buku bersampul biru.

Entah apa yang ada di dalam buku dengan tebal sekitar 10 milimeter itu. Yang jelas, senyumnya mengembang tipis setelah membuka beberapa lembar. ’’Ini isinya hasil karya anak-anak SMA Double Track. Bagus-bagus lho. Mereka ini benar-benar luar biasa,” ucapnya.

Ibu satu anak itu mengatakan belum puas dengan hasil kerja yang digagas sejak dua tahun terakhir itu. Sebab, program yang saat ini diadopsi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tersebut masih dikembangkan lagi.

Ety mengatakan, Kemendikbud-lah yang menjadi ’’penyebab” lahirnya program tersebut. Saat itu, sekitar pertengahan 2017, Ety mengikuti rapat bersama jajaran Direktorat Pendidikan SMA Kemendikbud. Dalam forum tersebut, salah seorang pejabat Kemendikbud menilai bahwa pendidikan SMA di Jatim tidur. Artinya, tidak ada gebrakan yang bisa dibanggakan.

Mendengar sindiran tersebut, Ety merasa panas. Dia termotivasi untuk menciptakan suatu program yang bisa diterapkan di SMA. Ety pun berdiskusi dengan beberapa teman. Termasuk anak buahnya di bidang pembinaan SMA. ’’Tapi, masih bingung. Program apa yang bisa dikerjakan untuk meningkatkan kualitas SMA,” katanya.

Sekitar Juni, kepala dinas mengajaknya berkunjung ke salah satu SMA di Kabupaten Bojonegoro. Di situlah Ety seperti ’’ditodong”. Kepala dinas bertanya program unggulan apa yang disiapkan untuk SMA yang saat itu baru memasuki tahun pertama peralihan wewenang dari kota/kabupaten ke provinsi.

’’Saya langsung nyeplos pembekalan keterampilan yang tersertifikasi, Pak,” ucapnya.

Ternyata, kalimat yang terucap begitu saja itu disambut baik oleh kepala dinas. Ety diminta untuk merealisasikan gagasan tersebut. Bukannya senang, Ety justru pusing. Sebab, pembekalan keterampilan yang tersertifikasi bagi anak-anak SMA baru gagasan kasar.

Akhirnya, dia berpikir keras. Sendirian. Ety berusaha menemukan konsep program yang tepat untuk merealisasikan gagasannya tersebut. Akhirnya, dia tebersit untuk menggandeng SMK terdekat sebagai partner dalam mengasah keterampilan anak-anak SMA.

Sudah ada tujuh bidang yang disiapkan untuk bekal anak-anak dalam program tersebut. Yakni, tata rias, tata boga, tata busana, teknik elektro, teknik listrik, multimedia, dan teknik kendaraan ringan. Ety optimistis sistem kerja sama dengan SMK terdekat bisa terlaksana dengan baik.

Sayangnya, di tengah perjalanan, ada kendala yang ditemui. Tidak semua SMK memiliki bidang keahlian yang diproyeksikan untuk program pembekalan keterampilan di SMA. Ety kembali dipusingkan dengan SMA yang notabene kondisi geografisnya tidak memungkinkan untuk kerja sama lintas sekolah.

Dia kembali putar otak. Kali ini, Ety ingin menggandeng perguruan tinggi. Dia pun berdiskusi dengan sejumlah akademisi dari ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember). Hingga akhirnya, kesepakatan dibuat. Pihak ITS setuju untuk membantu menyukseskan program yang akhirnya dinamai SMA Double Track itu.

Program tersebut berjalan lebih baik. Pihak ITS ikut membantu sumber daya manusia (SDM). Termasuk sertifikasi siswa yang telah dinyatakan lulus program SMA Double Track. Jadi, setelah lulus, mereka tidak hanya mendapatkan ijazah. Ada sertifikat resmi dari ITS yang merupakan legitimasi atas keterampilan yang dimiliki para siswa.

Baca Juga: Kena Denda Rp 150 Ribu, Sekarang Saya Kapok Nggak Pakai Masker, Pak

Kendala lain muncul. Yakni, kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang keberlangsungan program SMA Double Track. Sebab, keterampilan seperti tata boga, tata rias, dan tata busana memerlukan peralatan khusus. ’’Pengadaan semuanya tidak mungkin karena itu nanti menjadi aset negara. Jadi, sebagian kita anggarkan hanya untuk sewa, di samping ketersediaan anggaran yang memang terbatas,” paparnya.

Saat ini, program SMA Double Track tidak hanya meyangkut pengembangan keterampilan para siswa. Dinas juga menggandeng sejumlah dunia usaha dan industri untuk menyalurkan keahlian para siswa. Baik dalam bentuk pelatihan, permagangan, maupun persiapan kerja nyata.

Saksikan video menarik berikut ini:


Ety Pramesti, Sosok di Balik Lahirnya SMA Double Track