Layanan Air Bersih Jadi Prioritas 100 Hari Kerja Bupati-Wabup Gresik

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Layanan Air Bersih Jadi Prioritas 100 Hari Kerja Bupati-Wabup Gresik


JawaPos.com – Layanan PDAM Giri Tirta benar-benar menjadi catatan serius pasangan bupati-wakil bupati baru, Fandi Akhmad Yani-Aminatun Habibah. Dalam setiap kesempatan, keduanya berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan air bersih. Maklum, sejauh ini keluhan terhadap kinerja salah satu BUMD itu terbilang paling banyak.

Parahnya, layanan buruk distribusi air justru sering terjadi di kawasan perkotaan. Misalnya, kawasan Kecamatan Gresik Kota, Kebomas, Manyar, dan sekitarnya. Baik kualitas maupun kuantitas air. ’’Masyarakat perkotaan malah kerap kesulitan air bersih. Padahal, mayoritas mereka adalah pelanggan PDAM,’’ ungkap Yani.

Dia pun berkomitmen persoalan air bersih yang sudah bertahun-tahun dikeluhkan tersebut menjadi atensi prioritas dalam 100 hari kerja pasca dilantik nanti. ’’Prinsip utama pada manajerial. Hal itu tentu juga berlaku bagi BUMD lain. Salah satunya, PDAM,’’ kata mantan ketua DPRD Gresik itu.

Yani menegaskan, pelayanan prima kepada masyarakat merupakan kunci. Bukan berbasis pada orientasi bisnis atau pendapatan. ’’Masyarakat itu pelanggan. Karena itu, seharusnya ada pertanggungjawaban terkait pelayanan yang buruk,’’ urainya.

Dia tidak menutup mata mungkin sejauh ini masih terjadi kebocoran air dari saluran PDAM. Bahkan kabarnya di kisaran 35 persen lebih. Proses maintenance memang membutuhkan waktu. Namun, masih banyak solusi lain dalam mendistribusikan air kepada pelanggan sebagai wujud pertanggungjawaban. Misalnya, mengerahkan mobil air untuk mencukupi kebutuhan pelanggan yang telah dirugikan.

Apakah kemungkinan bakal ada evaluasi atau pencopotan terhadap jajaran direksi PDAM Giri Tirta? Yani menjawab diplomatis. Menurut dia, saat ini tidak pas kalau membicarakan hal itu karena belum resmi menjabat bupati.

’’Yang jelas, tentu pemerintahan baru kami akan mengevaluasi jajaran eksekutif secara menyeluruh dengan komitmen perbaikan layanan publik,’’ tuturnya.

Atensi bupati terpilih terhadap layanan air bersih tersebut bukan tanpa alasan kuat. Betapa tidak, sudah sangat lama pelanggan mengeluhkan kinerja PDAM. Terutama seringnya air mampet, kualitas air keruh, hingga cakupan pelayanan. Kasus suplai air mampet, misalnya. Kasus itu sangat sering terjadi. Setiap kali air mampet yang merugikan ribuan pelanggan, manajemen hampir selalu beralasan terjadi kebocoran pipa dengan berganti-ganti tempat. Padahal, kasus air mampet itu sering terjadi setiap weekend.

Musa, anggota Komisi II DPRD Gresik, juga tidak menampik masih buruknya layanan PDAM tersebut. Dia mengatakan, bagaimanapun masyarakat adalah pelanggan. Dalam teori pemasaran, pelanggan adalah raja. Karena itu, mereka seharusnya mendapat pelayanan yang baik. Misalnya, memberikan kompensasi-kompensasi dalam berbagai bentuk ketika air mampet. Apakah suplai air tangki, diskon pembayaran, ataupun ganti rugi secara langsung. Itu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab kepada publik.

’’Di situlah inovasi dan kreativitas seorang leader dibutuhkan untuk menjaga trust pada publik. Yang terjadi kan kadang sering mati tanpa pemberitahuan dan keluhan-keluhan lain,’’ ungkap ketua Fraksi Nasdem tersebut.

Dia juga mencatat, kadang di beberapa wilayah setiap pekan ada keluhan. Baik pipa bocor, air mampet, maupun air keruh. Menurut Musa, sangat tidak etis jika hanya meminta maaf dengan membuat pengumuman. ’’Warga itu berlangganan untuk mendapat layanan air bersih, bukan malah diminta untuk terus memaklumi. Apalagi, ini perusahaan pemerintah, bukan swasta, yang mestinya core bisnisnya adalah pelayanan, bukan profit,’’ paparnya. 

Dirut Klaim Target Mulai Tercapai

Siti Aminatus Zariyah menjabat direktur utama (Dirut) PDAM Giri Tirta Gresik hingga 2023. Namun, bukan tidak mungkin bupati-wakil bupati baru melakukan evaluasi atau pergantian. Toh, perombakan itu juga diperbolehkan sesuai aturan karena kepala daerah selaku pemilik modal.

Lantas, bagaimana tanggapan Risa, panggilan Siti Aminatus Zariyah? Dia menyatakan, apabila pemimpin baru Gresik menginginkan perombakan direksi, pihaknya pun tidak berkeberatan. Namun, dengan catatan, perombakan itu dilakukan untuk direksi yang tidak memiliki semangat kerja.

’’Silakan dirombak direksi di bawah saya, yang tidak mau bekerja,” tegasnya.

Risa diangkat sebagai Dirut PDAM Giri Tirta oleh Bupati Sambari Halim Radianto pada Oktober 2018. Jajaran direksi PDAM lain di bawah Dirut adalah Budi Hartono sebagai direktur sumber daya manusia (SDM) dan umum serta Harisun Awali sebagai direktur teknik. Pada Juni 2020, masa jabatan dua direksi itu diperpanjang.

Risa mengklaim, target ketika dirinya dilantik bupati mulai tercapai. Salah satunya, existing pelanggan yang disebutnya sudah bertambah 10 ribu dalam 20 bulan kerja. Hingga akhir 2020, tercatat sudah ada 102.157 pelanggan aktif. Tidak hanya tambahan pelanggan, dalam dua tahun terakhir PDAM juga telah menambah kapasitas air ke pelanggan. Misalnya, SPAM Umbulan yang mulai mengalir 300 liter per detik (lpd) dari total kapasitas 1.000 lpd. Belum lagi Bendung Gerak Sembayat (BGS) yang diproyeksi mulai uji distribusi pada pertengahan tahun ini.

Karena itu, Risa mengklaim PDAM juga mendapat apresiasi dari World Bank. Wujudnya berupa pemberian bantuan dana setara Rp 67 miliar. Bantuan tersebut dikucurkan melalui program National Urban Water Supply Project (NUWSP) yang digagas Direktorat Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.

Meski menyebut sudah banyak target yang tercapai, persoalan klasik dan dasar hingga saat ini belum juga tertangani dengan baik. Yakni, kontinuitas dan kualitas air ke pelanggan. Hampir setiap minggu masyarakat menyampaikan unek-unek di media sosial karena air mati dengan berbagai alasan.

Baca Juga: Kepincut Bunga Bank Lebih Besar, Rp 3 Miliar Justru Hilang

’’Memang, mayoritas pipa PDAM saat ini berumur 30 tahun lebih sehingga sering bocor. Tapi, perlu diingat, kami sudah menganggarkan secara bertahap untuk merekondisi pipa. Yang sudah direkondisi di Jalan Panglima Sudirman,” dalihnya.

Untuk memperbaiki pipa itu, dia menyebut butuh anggaran besar. Perkiraannya Rp 400 miliar–Rp 500 miliar. Sementara itu, anggaran untuk rekondisi selalu kecil. ’’Dalam business plan kami, ke depan juga membuka layanan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan memanfaatkan Umbulan,” katanya.

Sebelumnya, pada akhir 2019, Risa juga memaparkan business plan terbuka di hadapan sejumlah stakeholder. Salah satunya menyebutkan, pada 2020 akan zero complaint. Faktanya, malah banjir keluhan sejak awal 2020 hingga sekarang. 

Saksikan video menarik berikut ini:


Layanan Air Bersih Jadi Prioritas 100 Hari Kerja Bupati-Wabup Gresik