Ajak Perempuan Menimba Ilmu Bisnis daripada Ngegosip di Tetangga

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Ajak Perempuan Menimba Ilmu Bisnis daripada Ngegosip di Tetangga


Pandemi Covid-19 memukul sebagian pelaku usaha karena omzet menurun drastis. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat para anggota Wosca. Mereka saling mendukung, menciptakan peluang, dan berjejaring untuk berbisnis. Inspirasi yang perlu ditebar.

HANAA SEPTIANA, Surabaya

’’KAMI ingin membersamai perempuan di tengah pandemi, terutama yang terdampak,” ujar pendiri sekaligus Ketua Wosca Liles Rolina saat diwawancarai Rabu (21/7). Dia menjelaskan program di komunitas Wosca saat pandemi.

Komunitas itu sebenarnya terbentuk sejak 2011. Anggotanya adalah para wanita yang memiliki bisnis online. Tujuannya, mewadahi para wanita pemilik toko online untuk menunjukkan eksistensinya. Yakni, melalui berbagai program yang dirancang komunitas. Awalnya, komunitas itu berdiri di Surabaya. Seiring waktu, anggotanya berkembang luas di seluruh Indonesia hingga mencapai 90 orang.

Programnya pun beragam. Misalnya, pelatihan bisnis, kelas berbicara di depan umum, dan lain-lain. Saat pandemi, mereka tetap aktif berkegiatan. Namun, sebagian besar dilakukan secara daring. Bahkan, mereka menambah program khusus untuk mengembangkan bisnis para anggota saat pandemi. Misalnya, bazar online dan pendampingan bisnis.

’’Jadi, akan ada bimbingan intensif selama dua bulan untuk para anggota,” papar Lilies.

Agenda tersebut dilatarbelakangi keprihatinan mereka terhadap situasi pandemi. Omzet sebagian anggota menurun. Padahal, banyak yang menjadi tulang punggung keluarga. Sebab, sang suami kehilangan pekerjaan, dirumahkan, dan sebagainya. Lantas, Wosca mengajak mereka bangkit dan tetap bersemangat melalui kegiatan yang dirancang.

’’Agar mereka tidak larut dalam kesedihan,” tegas founder womanblitz.com itu.

Lilies menjelaskan bahwa kegiatan daring berlangsung setiap Minggu. Yakni, melalui kanal digital seperti Instagram, Google Meeting, Facebook, dan lain-lain. Acaranya pun beragam. Namun, misinya tetap untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi di tengah pandemi. Kegiatan itu juga terbuka untuk semua orang yang tertarik.

Misalnya, strategi mengembangkan reseller, meluncurkan produk baru di tengah pandemi, dan lain-lain. ’’Fokus utamanya untuk eksistensi bisnis, bukan sekadar menaikkan omzet penjualan,” jelas Lilies.

Sebelum penerapan PPKM, anggota Wosca juga sempat mengadakan gathering. Namun, dengan protokol kesehatan yang ketat di ruang terbuka. Tujuannya, mengampanyekan calon ketua yang baru.

Dia pun berharap agar Wosca terus menebar energi positif. Khususnya sesama perempuan. Sebab, perempuan memiliki peran penting, terutama dalam sebuah keluarga.

Menurut dia, keluarga akan bahagia jika sang ibu juga bahagia. ’’Daripada ngegosip di tetangga atau di medsos, mending berbagi dan menimba ilmu,” ungkapnya.

Baca Juga: Masuk ke Surabaya Tak Penuhi Syarat, Kasatlantas: Harus Putar Balik

Salah seorang anggota Wosca Dian Natalia memberikan testimoni selama bergabung sepuluh tahun. Dia sepakat dengan Lilies. Wosca memberinya kesempatan untuk berbagi dan belajar. Dian bisa keluar dari zona nyamannya sejak bergabung di Wosca. Misalnya, sekarang Dian lebih banyak muncul untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Dia juga belajar bisnis dengan langsung terjun ke lapangan, tidak sekadar teori.

”Banyak belajar manajemen hati, konflik, dan kepemimpinan juga,” kata vice president Wosca itu.


Ajak Perempuan Menimba Ilmu Bisnis daripada Ngegosip di Tetangga