Divaksin Sinovac Tetap Kena Covid, Ahli AS: Vaksin Barat Lebih Manjur

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Divaksin Sinovac Tetap Kena Covid, Ahli AS: Vaksin Barat Lebih Manjur


JawaPos.com – Ratusan tenaga kesehatan dan sejumlah masyarakat di Indonesia tertular Covid-19 kendati sudah divaksin dengan Sinovac, vaksin asal Tiongkok. Beberapa dokter atau nakes bahkan meninggal dunia meski sudah divaksinasi dua kali. Meski begitu, para ahli menegaskan hal itu masih lebik baik daripada tak ada perlindungan sama sekali.

“Lebih baik daripada tidak,” kata profesor yang menjabat Dekan National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine di AS, dr. Peter Hotez.

Pakar penyakit menular tersebut menanggapi kemanjuran vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech, menyusul laporan bahwa ratusan tenaga kesehatan Indonesia yang telah menerima vaksin tersebut tetap terjangkit penyakit tersebut. Setidaknya 10 dokter meninggal dunia meski telah divaksinasi lengkap dengan dua dosis vaksin CoronaVac Sinovac menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Menurut VOA News, tak dijelaskan seberapa parah sebagian besar infeksi. Selain itu, sdikit data peer-review tentang vaksin yang tersedia. Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa vaksin tersebut kurang manjur dibandingkan yang lain, terutama terhadap varian delta yang sangat menular yang pertama kali terdeteksi di India. Indonesia adalah salah satu dari lusinan negara yang menggunakan vaksin Sinovac.

Sementara kekurangan data peer-review yang dipublikasikan membuat sulit untuk mengevaluasi vaksin. Pemerintah Uruguay merilis data awal bulan ini yang menunjukkan CoronaVac mengurangi infeksi Covid-19 sebesar 61 persen, rawat inap sebesar 92 persen, dan kematian sebesar 95 persen. Meski tidak ditinjau oleh rekan sejawat, penelitian ini adalah salah satu dari sedikit yang membandingkan CoronaVac dengan vaksin lain.

Namun, Hotez mengakui keterbatasan stok atau persediaan vaksin di berbagai belahan dunia memang menyulitkan. “Terkadang, hanya itu (Sinovac) yang bisa diakses orang. Ini lebih baik daripada tidak sama sekali,” katanya.

Vaksin Barat Diklaim Lebih Manjur

Sementara itu, vaksin Barat, Pfizer-BioNTech diklaim berkinerja lebih baik terhadap infeksi secara umum dalam penelitian tersebut. Vaksin itu menurunkan tingkat infeksi sebesar 78 persen. Tetapi, rawat inap dan kematian hampir sama. Tidak jelas apa varian virus yang dominan selama penelitian.

“Vaksin Pfizer dan Moderna menghasilkan tingkat antibodi yang sangat tinggi, yang membantu menjaga perlindungan terhadap varian virus,” kata dr. Peter Hotez.

“Ya, Anda bisa saja tertular infeksi terobosan dengan varian Delta, tetapi dengan Pfizer dan Moderna, mereka cenderung tidak menjadi infeksi serius,” katanya. “Orang-orang tidak dirawat di rumah sakit atau kehilangan nyawa karena Covid-19,” ujarnya.

Namun, jika dibandingkan dengan Sinovac, menurutnya tingkat antibodi penetral virus masih sangat rendah. “Ketika Anda melihat beberapa data pada vaksin Sinovac, tingkat antibodi penetral virus, bahkan setelah dua dosis, masih bisa sangat rendah,” jelasnya.

Vaksin Sinovac menghasilkan tingkat antibodi yang lebih rendah daripada tujuh vaksin lainnya, termasuk vaksin dari Pfizer, Moderna, Universitas Oxford-AstraZeneca, dan Johnson & Johnson, menurut sebuah penelitian di jurnal Nature Medicine. Respons antibodi bahkan kurang efektif terhadap varian Delta yang meledak di Indonesia dan berbagai belahan dunia.

Bantahan Tiongkok

Terkait fenomena tersebut, Tiongkok mengatakan vaksin Sinovac masih menawarkan perlindungan terhadap bentuk penyakit yang paling serius. Tiongkok menjelaskan saat muncul varian Delta di Guandong awal Juni, tak ada kasus parah di antara mereka yang terpapar setelah disuntik Sinovac.

“Tidak ada kasus parah yang sudah divaksinasi dengan Sinovac,” kata Mantan Wakil Direktur di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, Feng Zijian.


Divaksin Sinovac Tetap Kena Covid, Ahli AS: Vaksin Barat Lebih Manjur