Kalau Berkerumun, Warga Miskin Bukannya Bahagia, Malah Kena Penyakit

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Kalau Berkerumun, Warga Miskin Bukannya Bahagia, Malah Kena Penyakit


Sudah sebulan elpiji 3 kg langka di Pekanbaru dan Bengkulu, tapi Pertamina menyebut stok aman dan warga saja yang terlalu panik. Antrean panjang bermunculan, memicu kekhawatiran klaster penularan Covid-19.

DOFI I, PekanbaruMEDI K.S.-BUDHI S., Bengkulu, Jawa Pos

SUHU di Pekanbaru tengah terik-teriknya. Dan, memang selalu demikianlah ibu kota Riau itu. Tapi, apalah artinya panas kalau di rumah tak bisa memasak karena tak ada gas?

Maka, seperti dilaporkan Riau Pos, ratusan orang itu pun rela antre di pangkalan elpiji di Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru, kemarin (15/10). Mengular panjang demi bisa membawa pulang setabung elpiji 3 kilogram.

Sudah sekitar sebulan terakhir gas melon, demikian warga biasa menyebut sesuai dengan warna tabungnya, sulit dicari di berbagai sudut Pekanbaru. Harganya tidak naik, tapi langka.

’’Memang sejak beberapa minggu atau bahkan hampir dalam sebulan ini susah mencarinya. Gak tahu penyebabnya apa,’’ ujar Mansyur, warga Marpoyan Damai, Pekanbaru, kepada Riau Pos.

JADI REBUTAN: Warga menunggu giliran membeli gas melon di sebuah pangkalan di kawasan Sukajadi, Pekanbaru, Raiu, kemarin. (EVAN GUNANZAR/RIAU POS)

Beratus-ratus kilometer dari sana, di Kota Bengkulu, kesulitan yang sama dialami warga. Dinas perindustrian dan perdagangan (disperindag) setempat sampai harus mengadakan operasi pasar (OP) pada Selasa lalu (13/10) di empat kecamatan sekaligus: Ratu Agung, Selebar, Muara Bangkahulu, dan Kampung Melayu.

Seperti dilaporkan Bengkulu Ekspress, per kecamatan diberi jatah 560 tabung gas melon. Harganya sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp 15.300 per tabung. Dan, satu kepala keluarga dijatah satu tabung.

Tentu saja warga langsung menyerbu. Antrean panjang terjadi. Dan, seperti dikhawatirkan seorang legislator setempat, tanpa protokol kesehatan berupa jaga jarak yang ketat.

Padahal, Kota Bengkulu masih berstatus zona merah pandemi Covid-19. ’’Sangat berpotensi memunculkan klaster baru penularan Covid-19, apalagi sekarang banyak OTG (orang tanpa gejala). Dan, selama mengantre gas tadi saya rasa sulit menjaga jarak 1 meter,’’ ujar Baidari, anggota DPRD Kota Bengkulu, kepada Bengkulu Ekspress.

Seharusnya, kata Baidari, disperindag melakukan pendataan sebelum mengadakan OP. Warga yang berhak diberi kupon yang jadwal kedatangannya sudah diatur.

’’Misalnya start pukul 08.00, dibatasi 100 orang dulu sehingga lebih mudah diawasi dan protokol terlaksana dengan baik. Kalau kerumunan seperti ini, jangankan orang miskin itu mau bahagia, malah bisa kena penyakit,’’ katanya.

Lalu, apa sebenarnya pemicu kelangkaan gas melon ini? Sales Area Manager Pertamina Lampung Bengkulu Donny Brilianto mengklaim sebenarnya tak ada kelangkaan. ’’Yang ada itu hanya kepanikan dari masyarakat. Semuanya kondusif,” kata Donny kemarin (15/10).

Bersama dengan Disperindag Kota Bengkulu, kemarin Pertamina menggelar sidak ke beberapa pangkalan elpiji di Kota Bengkulu. Dari pantauan ke pangkalan di Jalan Asahan, Kelurahan Padang Harapan, dan pangkalan di Jalan Merapi, Kelurahan Kebun Tebeng, diketahui stok gas melon masih tersedia dan aman. Harganya juga sesuai HET.

’’Kami juga mengimbau ASN, TNI-Polri, untuk tidak membeli elpiji 3 kg. Sebab, gas 3 kg hanya untuk masyarakat miskin,” tambahnya.

Kadisperindag Kota Bengkulu Dewi Dharma berharap ke depan sidak tersebut dilakukan berkala, tidak hanya ke pangkalan, tapi juga ke pengguna akhir. Misalnya, hotel, restoran, dan usaha besar lainnya.

’’Ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya konsumen yang menyalahgunakan elpiji subsidi 3 kg sehingga mengambil hak masyarakat,” katanya.

Di Pekanbaru, bantahan yang sama disampaikan Sales Branch Manager Pertamina Rayon 1 Adit. ’’Supply sejauh ini masih normal saja, bahkan melebihi kuota yang ditetapkan,” tuturnya.

Tapi, penelusuran Riau Pos di lapangan menemukan fakta berbeda. Di salah satu SPBU dan sebuah pangkalan, jatah yang diterima selalu berkurang.

’’Di sini biasa mendapatkan jatah ratusan tabung setiap minggunya. Setahu saya jatah ratusan tabung itu dikurangi,” kata Salman, salah seorang petugas sekuriti SPBU.

Sementara itu, salah seorang pemilik pangkalan mengatakan, karena jumlahnya terbatas, tiap kali datang, elpiji 3 kg langsung habis diserbu warga. ’’Susah, warga sudah mengantre tiap kali stok datang,” ujarnya.

Antrean itu pula yang terlihat di kawasan Sukajadi, Pekanbaru. Juga, di banyak sudut Bengkulu. Demi bisa membawa pulang gas melon, dengan risiko penyakit yang tengah menjadi pandemi sekarang ini juga ikut terbawa.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 


Kalau Berkerumun, Warga Miskin Bukannya Bahagia, Malah Kena Penyakit