Mahasiswa di Tiongkok Dikenalkan Mata Kuliah Soal Pemikiran Xi Jinping

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Mahasiswa di Tiongkok Dikenalkan Mata Kuliah Soal Pemikiran Xi Jinping


JawaPos.com – Kekuasaan Presiden Tiongkok Xi Jinping kini bisa dibilang merambah dunia kampus. Beberapa universitas elite di Tiongkok mengajarkan mata kuliah tentang filosofi Xi Jinping. Ini sebuah langkah untuk mengantisipasi terhadap para intelektual yang berbicara menentang struktur kekuasaan Partai Komunis Tiongkok.

Seperti dilansir Nikkei Asia, mulai semester musim gugur, 37 universitas di Tiongkok akan meluncurkan mata kuliah pengantar tentang pemikiran Xi Jinping. Universitas tersebut seperti Universitas Peking, Universitas Nankai, dan Universitas Tsinghua yang merupakan almamater Xi Jinping. Mahasiswa di universitas itu diminta untuk mengambil mata kuliah pemikiran Xi Jinping.

Sebagai prakuliah akan dilakukan kursus dan berlangsung di School of Marxism, sebuah institusi yang terhubung dengan 37 universitas. Kursus tersebut mengenalkan mahasiswa tentang konsep teoritis Partai Komunis Tiongkok.

Sebelumnya, para mahasiswa diwajibkan untuk mengambil empat mata kuliah wajib di School of Marxism, termasuk yang mengajarkan marxisme klasik dan pemikiran Mao Zedong, pendiri Tiongkok pascaperang.

Pemikiran Xi Jinping tentang sosialisme dengan karakteristik Tiongkok untuk era baru pertama kali diuraikan oleh Xi dalam pidato pada Kongres Nasional Partai Komunis pada 2017. Pemikiran Xi Jinping menyerukan peningkatan secara radikal kekuatan ekonomi negara pada 2035. Tujuannya adalah untuk mengubah Tiongkok menjadi negara sosialis modern yang hebat pada saat merayakan ulang tahunnya yang ke-100 pada 2049 mendatang.

Pemikiran tersebut salah satunya berharap Tentara Pembebasan Rakyat yang terdiri dari pasukan kelas dunia yang dapat menandingi kemampuan militer AS. Langkah untuk membuat kursus pemikiran Xi Jinping menjadi wajib bagi para intelektual karena akhir-akhir ini mereka mulai menyuarakan keberatan terhadap taktik tangan besi yang diadopsi oleh Politbiro.

Sebelumnya seorang profesor bidang hukum, Xu Zhangrun, mengkritik untuk menghapus batasan masa jabatan presiden. Dia akhirnya diberhentikan dari universitas tempat dia mengajar.

Cai Xia, yang pernah menjadi profesor Sekolah Partai Pusat, mengatakan cara terbaik untuk menarik Tiongkok keluar dari situasi krisis adalah dengan mengganti pemimpin. Ada juga taipan Ren Zhiqiang mengatakan epidemi virus Korona terkait langsung dengan kecenderungan Politbiro untuk menekan kebebasan berekspresi.

Baik Cai maupun Ren kemudian dipecat dari kepengurusan Partai Komunis. Cai sekarang tinggal di luar negeri sementara Ren dijatuhi hukuman penjara 18 tahun karena tuduhan korupsi yang menurut pengacaranya bermotif politik.

Keputusan untuk mewajibkan mata kuliah itu sangatlah tidak biasa. Langkah itu menurut banyak analis mencerminkan sosok Xi terkait pemerintahan Mao selama puluhan tahun. “Kebijakan luar negeri Tiongkok akan mengadopsi pemikiran Xi Jinping tentang diplomasi sebagai panduan untuk mengatasi kesulitan dan mendobrak landasan baru,” beber Menteri Luar Negeri Wang Yi.

Saksikan video menarik berikut ini:


Mahasiswa di Tiongkok Dikenalkan Mata Kuliah Soal Pemikiran Xi Jinping