BMKG Imbau Warga Sulbar Tak Terpancing Informasi Sesat

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

BMKG Imbau Warga Sulbar Tak Terpancing Informasi Sesat


JawaPos.com– Beredar kabar menyesatkan terkait gempa susulan di Sulawesi Barat berkekuatan magnitudo 8,2 serta isu tsunami. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat Dwikorita Karnawati mengimbau seluruh masyarakat di Sulawesi Barat, utamanya di Mamuju dan Majene tidak terpancing informasi sesat tersebut.

”Saya mohon masyarakat terutama di Mamuju dan sekitarnya, tidak perlu panik dan jangan terpancing isu. Apalagi ada mengatakan kekuatan bisa magnitudo 8,2. Ada lagi mengatakan harus keluar dari Mamuju, itu tidak benar,” kata Dwikorita seperti dilansir dari Antara di Mamuju.

Dwikorita menegaskan, BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi gempa susulan dengan skala besar dari sebelumnya. Bahkan, adanya informasi potensi akan terjadi tsunami di Majene dan sekitarnya.

”Tidak pernah BMKG menyatakan hal seperti itu. Salah sama sekali,” kata Dwikorita yang juga mantan Rektor perempuan pertama Universitas Gadjah Mada itu.

Perempuan kelahiran Jogjakarta, 6 Juni 1964 itu mengatakan, imbauan yang dikeluarkan adalah meminta masyarakat untuk selalu waspada dan menjauhi lokasi rawan, seperti bangunan tua, lereng gunung, dan daerah pesisir pantai.

”Kami imbau jauhilah bangunan yang mudah runtuh, cari tempat yang aman, jauh dari runtuhan bangunan, jauh dari lereng yang rawan longsor, dan cukup jauh dari pantai,” ucap Dwikorita.

Dia mengatakan, yang dikeluarkan BMKG adalah mewaspadai gempa susulan. Tapi tidak sebesar 8,2 magnitudo atau kurang lebih sebesar dari peristiwa kemarin. ”Itu besar (6,2 magnitudo), tapi lebih banyak (skala gempa) rendah dari kemarin, itu saja. Semoga kita semua aman,” tutur Dwikorita.

Sementara itu, pakar geologi kebencanaan dari Universitas Hasanuddin Adi Maulana mengatakan, gempa susulan mempunyai tren makin lama makin kecil. Gempa susulan atau aftershock adalah gempa yang terjadi setelah gempa utama (gempa yang paling besar). Untuk kasus di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, bermagnitudo 6,2.

Menurut dia, jika melihat sejarah gempa di daerah itu, pernah terjadi gempa besar pada 1967 dan 1969 dengan magnitudo 6,9. ”Gempa 6,2, kemarin diperkirakan masih ada energi gempa yang belum rilis,” kata Adi.

Adanya banyak kemungkinan gempa susulan, menurut dia, tergantung dari besar magnitudo gempa dan juga kondisi geologi sekitarnya. Jadi, semakin besar magnitudonya, aftershock biasanya akan banyak. Makin kompleks kondisi geologinya (jenis batuan dasar, struktur geologi) juga sangat berpengaruh.

”Yang jelas, masyarakat Sulbar, utamanya Majene dan Mamuju harus tetap waspada, tetapi tidak perlu panik dan meninggalkan Kota Mamuju,” tutur Adi.

Saksikan video menarik berikut ini:


BMKG Imbau Warga Sulbar Tak Terpancing Informasi Sesat