Lebih Dekat dengan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta yang Asli Surabaya

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Lebih Dekat dengan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta yang Asli Surabaya


Polda Jatim kembali dipimpin putra daerah. Irjen Pol Nico Afinta yang kini menjabat Kapolda lahir dan besar di Kota Pahlawan. Usai malang melintang bertugas di sejumlah daerah, dia akhirnya pulang.

HASTI EDI SUDRAJAT, Surabaya

PAK Nico ini lahir, besar di Surabaya,” kata Irjen Pol Fadil Imran saat memperkenalkan Irjen Pol Nico Afinta, penggantinya sebagai Kapolda Jatim pada November lalu. ”Beliau SD, SMP, sampai SMA di Surabaya,” lanjutnya. Fadil percaya, latar belakang itu bisa menjadi modal penting bagi penggantinya. Sebab, Nico sudah akrab dengan karakteristik wilayah yang dipimpinnya. Terlebih Surabaya.

Nico berasal dari keluarga sederhana. Mereka menetap di Dukuh Kupang. Nico kecil menempuh pendidikan awal di SD yang tidak jauh dari tempat tinggalnya seperti masyarakat pada umumnya. ”Surabaya adalah kampung halaman,” kata jenderal bintang dua itu kepada Jawa Pos.Nico termasuk siswa yang berprestasi di sekolah tingkat dasar.

Nico menempuh pendidikan lanjutan setelah SD di SMPN 1 Surabaya. Kemudian, dia menjadi siswa SMAN 2 Surabaya. ”Lulus SMA 1989,” jelasnya. Nico langsung memilih Akademi Kepolisian (Akpol) sebagai tujuan berikutnya setelah lulus sekolah. Menapaki cita-citanya sejak remaja sebagai polisi.

Nico lolos seleksi pada pendaftaran pertama. Dia kemudian menjadi taruna selama tiga tahun. Meninggalkan keluarga dan Surabaya dalam jangka waktu lama untuk kali pertama. ”Penugasan pertama di Semarang,” ungkapnya.

Masa dinasnya di ibu kota Jawa Tengah itu sekitar empat tahun. Nico selanjutnya menjalani penugasan di luar negeri. Bergabung di International Police Task Force (IPTF) yang digagas PBB di Bosnia. ”Misi kemanusiaan,” terangnya. Nico bertugas di negara pecahan Yugoslavia itu lebih dari setahun. Saat kembali ke tanah air, dia ditempatkan di Polres Jakarta Selatan. Mengemban jabatan Kapolsek Ciputat.

Nico sempat kembali ke Semarang tiga tahun berselang. Dia didapuk sebagai Kanit Ekonomi Ditreskrim Polda Jateng. Lalu, menjadi Wakasatreskrim Polwiltabes Semarang. Nico kemudian kembali ke Jakarta setelah itu. Menempati sejumlah jabatan di Polda Metro Jaya. Mulai Kanit Sumdaling, Kasubdit Ranmor, Kasubdit Jatanras, hingga Wadirreskrimum.

Karir Nico terus menanjak. Dia pernah menjadi Kapolrestabes Medan, Dirresnarkoba Polda Metro Jaya, Dirreskrimum Polda Metro Jaya, hingga Dirtipidum Bareskrim. Bahkan, dia pernah menjadi staf ahli bidang sosial politik (sahlisospol) Kapolri sebelum akhirnya mendapat tugas sebagai orang nomor satu di Polda Kalimantan Selatan.

Nico tak malu menunjukkan karakter khas arek Suroboyo yang disiplin dan tegas di setiap penugasan. Beberapa prestasi membanggakan pun pernah ditorehkan suami Juliana Taruli itu. Misalnya, saat menjadi Dirresnarkoba Polda Metro Jaya. Bersama Tim Gabungan Satgas Merah Putih, Nico berhasil menggagalkan penyelundupan sabu-sabu (SS) dalam jumlah besar. Barang bukti dalam perkara tersebut mencapai 1 ton.

Namanya kembali melambung saat menjadi Dirreskrimum Polda Metro Jaya. Nico bersama jajarannya mengungkap rekayasa penganiayaan Ratna Sarumpaet.

Meski punya sederet prestasi gemilang, Nico enggan jemawa. Dia menyebut kinerja apik itu tidak terlepas dari kerja keras anggotanya. ”Konsep kerja yang selalu saya tekankan adalah TWT,” tuturnya.

TWT adalah singkatan tugas, wewenang, dan tanggung jawab. Nico menyatakan bahwa saat konsep itu berjalan dengan baik, prestasi akan datang dengan sendirinya. ”Jika kinerja anggota bagus, hasil yang didapat juga pasti sejalan,” ujarnya.

Baca Juga: Pengusaha Surabaya Lainnya Juga Menang Gugatan 43 Kg Emas atas Antam

Nico menambahkan, tantangan tugas polisi saat ini semakin kompleks. Tidak hanya menjaga keamanan, polisi juga dituntut untuk ikut andil dalam penanggulangan pandemi Covid-19. ”Jatim adalah role model nasional. Jadi, kami harus berupaya maksimal untuk menekan angka persebaran virus ini,” kata jenderal peraih gelar doktor dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung tersebut.

Menurut dia, inovasi dalam penanggulangan pandemi sangat dibutuhkan. Untuk itu, pihaknya berupaya memaksimalkan program Kampung Tangguh Semeru (KTS). Sebab, peran serta masyarakat adalah kunci utama agar pandemi ini segera berlalu. 

Saksikan video menarik berikut ini:


Lebih Dekat dengan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta yang Asli Surabaya