Mengenang Keberanian Yos Sudarso saat Hari Dharma Samudera

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Mengenang Keberanian Yos Sudarso saat Hari Dharma Samudera


JawaPos.com – Peringatan Hari Dharma Samudera tahun ini dilaksanakan dalam situasi yang tidak seperti biasa. Selain karena pandemi Covid-19, acara peringatan diadakan secara sederhana sebagai bentuk empati atas kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 Sabtu (9/1) di Kepulauan Seribu.

Peringatan tersebut dilaksanakan di atas dek Kapal Republik Indonesia (KRI) Bima Suci Jumat pagi (15/1). Suasana khidmat semakin bertambah ketika beberapa perwakilan perwira tinggi TNI Angkatan Laut menaburkan bunga diiringi lagu dari Satuan Musik (Satsik) Lantamal V sebagai bentuk penghormatan atas jasa para Jalasena.

Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI ING Sudihartawan selaku inspektur upacara mengungkapkan bahwa setiap 15 Januari diadakan upacara peringatan atas aksi heroik Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) di Laut Aru. Saat itu terjadi pertempuran laut antara tiga kapal cepat torpedo TNI-AL dan kapal perang Kerajaan Belanda.

“Saat itu Komodor Yos Sudarso bersama KRI Macan Tutul yang gugur melawan Belanda di Laut Aru,” katanya saat membacakan amanat dari kepala staf Angkatan Laut.

Pria lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 1987 tersebut melanjutkan bahwa peringatan itu tentu tidak hanya ditujukan kepada Komodor Yos Sudarso, tapi juga seluruh pejuang yang gugur menjaga kedaulatan laut Indonesia.

Dia mengungkapkan, pertempuran laut yang heroik itu juga pernah terjadi di beberapa kawasan di Indonesia, yakni Selat Bali, perairan Cirebon, perairan Pulau Sapudi, Teluk Sibolga (Sumatera Utara), perairan Balikpapan, dan perairan Ambon. Menurut dia, pertempuran tersebut memaksa Angkatan Laut Indonesia tidak hanya berhadapan dengan Belanda, tapi juga para pemberontak PRRI-Permesta.

“Semua itu dilakukan dengan gigih. Tampak dari pekikan khas komodor, kobarkan semangat pertempuran,” tegasnya di hadapan para perwira dan kelasi di anjungan kapal.

Pria yang pernah menjadi tenaga ahli pengkaji bidang sumber kekayaan alam Lemhannas itu menjelaskan, semangat pertempuran tersebut dapat diimplementasikan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Seluruh anggota TNI Angkatan Laut harus terlibat aktif dalam penanganan pandemi dan pembangunan Indonesia.

Selain itu, seruan dari Komodor Yos Sudarso tersebut tecermin dalam penanganan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air JT182. Seluruh elemen TNI-AL beserta alutsista dikerahkan dalam upaya penyelamatan serta pencarian korban dan black box pesawat tersebut.

“Heroisme itu yang dilakukan dan diimplementasikan. Terlebih untuk kemajuan bangsa Indonesia,” tandasnya.


Mengenang Keberanian Yos Sudarso saat Hari Dharma Samudera