William Wirakusuma, Anggota DPRD Surabaya dari PSI yang Juga Peneliti

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

William Wirakusuma, Anggota DPRD Surabaya dari PSI yang Juga Peneliti


Sebagai ketua fraksi di DPRD Kota Surabaya, nama William Wirakusuma termasuk yang jarang muncul di media massa. Di balik statusnya sebagai wakil rakyat, politikus PSI itu ternyata juga seorang peneliti. Gara-gara sibuk jadi anggota dewan, penelitiannya tentang alat disinfeksi air mangkrak.

ARIF ADI WIJAYA, Jawa Pos

DUA tabung kaca ditata rapi di dalam lemari kaca. Ada beberapa keping lingkaran berlubang dengan ukuran lubang berbeda. Di atas tabung bening tersebut berjajar buku-buku tebal berbahasa Jerman. Itulah ruangan William Wirakusuma di kantor DPRD Kota Surabaya.

Politikus yang juga seorang peneliti itu masih sering membuka-buka buku di rak lemari yang dia sebut sebagai ’’primbon” mekanikal tersebut. Yang jelas, buku itu berisi berbagai ilmu tentang teknik manufaktur.

Sejak duduk di bangku SMA pada 1997, William memang menekuni dunia teknik. Dia bersekolah di SMK St Michael Surakarta jurusan teknik produksi bidang manufaktur. Kemudian, pada 2000 melanjutkan diploma 3 jurusan teknik mesin industri di Akademi Teknik Mesin Industri Solo.

Pada 2003, William melanjutkan studi di Universitas Kristen Petra. Baru pada 2007, dia berangkat ke Jerman. Dia diterima kuliah pascasarjana di University of Kaiserslautern. Jurusan yang diambil sama, yakni teknik mesin industri.

Setelah lulus dari perguruan tinggi swasta di Jerman tersebut, Willam langsung diminta menjadi peneliti di Institute of Fluid Mechanics and Turbomachinery. Penelitiannya banyak terkait dengan pompa, turbo, pembangkit listrik tenaga air, filter air, hingga turbo mobil.

Dia mengaku cukup menikmati profesinya saat itu. Apalagi, gaji yang diterima cukup besar. Pada tahun itu, gaji yang diterima 50 ribu euro atau sekitar Rp 854 juta per tahun.

Artinya, per bulan dia bisa mendapat Rp 71 juta. ’’Lebih besar dari gaji plus tunjangan anggota dewan,” kelakarnya.

Sembilan tahun Willam tinggal di Jerman. Dia mengaku belajar banyak hal. Bukan hanya ilmu yang menjadi kejuruannya. Budaya, sistem pendidikan, kesehatan, hingga transportasi masal pun dia pelajari satu per satu.

Pada akhir 2015, William memutuskan kembali ke Indonesia. Dia mengaku berat. Sebab, profesinya sebagai peneliti sudah cukup nyaman dan menjanjikan. Apalagi, bidang yang dikerjakan sesuai dengan yang disukainya. ’’Kayaknya berat ya. Terutama berat soal gajinya,” ucapnya, lantas tertawa.

Tanpa bermaksud jemawa, William mengaku ingin ilmunya bisa bermanfaat bagi banyak orang. Sempat mengajar sebagai dosen luar biasa di UK Petra pertengahan 2016, William akhirnya memutuskan untuk masuk ke dunia politik praktis. Tepat akhir 2016, dia resmi menjadi kader PSI dan diberi amanah sebagai wakil sekretaris. Basuki Tjahaja Purnama menjadi sosok inspirasinya.

Karena tidak memiliki latar belakang politikus, rencana William maju sebagai anggota dewan pun ditentang keluarga. Orang tuanya tidak setuju.

Bagaimana tanggapan ibu? William mengaku tidak mendapat banyak penentangan dari sang ibu. Meski demikian, ibunya tetap tidak berharap dia maju. ’’Mama lebih menyerahkannya ke Tuhan. Kalau Tuhan mengizinkan, ya lanjutkan. Kalau tidak, berhenti saja,” terangnya.

Dia mengaku tidak habis banyak ketika maju sebagai anggota dewan. Selain uangnya memang tidak banyak dan tidak ada donatur dari pihak ketiga, William mengaku tanpa beban maju dalam pemilihan umum legislatif. ’’Modal di bawah Rp 100 juta. Boleh percaya atau tidak,” ungkapnya.

Apakah ilmu dari Jerman benar-benar bermanfaat ketika jadi anggota dewan? ’’Sangat bermanfaat,” ucapnya. Di Komisi C DPRD Kota Surabaya yang bermitra dengan dinas pekerjaan umum bina marga dan pematusan (DPUBMP), William sering memberikan saran terkait rumah pompa. Termasuk efektivitas fungsi saluran untuk mencegah banjir.

Baca Juga: Soal Perpanjangan PPKM, Whisnu Akan Fokus Bantu Warga yang Terdampak

Karena juga bermitra dengan dinas perhubungan, William tidak jarang memberikan saran soal transportasi masal. Di Jerman, kata dia, sistem transportasi sudah sangat baik. Pria 38 tahun itu sempat mengusulkan sistem tapping untuk penggunaan Suroboyo Bus.

Meski mulai menikmati rutinitas sebagai anggota dewan, William mengaku belum bisa sepenuhnya meninggalkan profesi sebagai peneliti. Saat ini dia mengaku sedang meneliti alat yang disebut mesin kavitasi. Alat itu berfungsi mendisinfeksi air agar bersih dari kuman dan bakteri dengan sistem hidrodinamik. ’’Belum selesai ini. Masih proses. Embuh kapan marine. Satu, memang kurang waktu untuk mengerjakan. Kedua, enggak ada biaya, hahaha,” jelasnya. 

Saksikan video menarik berikut ini:


William Wirakusuma, Anggota DPRD Surabaya dari PSI yang Juga Peneliti