Kota Wuhan Penuh Sesak, New York Hanya Boleh Pesta Virtual

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Kota Wuhan Penuh Sesak, New York Hanya Boleh Pesta Virtual


JawaPos.com – Lima…empat…tiga…dua…satu…teeetttttt…!! Suara trompet yang bersahut-sahutan itu menandakan pergantian tahun di Wuhan, Hubei, Tiongkok. Ribuan penduduk berdesakan di area dekat Hankow Customs House. Mereka kompak melepaskan balon beraneka bentuk dan warna. Di tempat tersebut, ada jam besar yang bisa menjadi penanda pergantian tahun.

Perayaan tahun baru di kota yang menjadi tempat virus SARS-CoV-2 kali pertama muncul itu berjalan meriah. Penduduk seakan melepaskan tekanan yang membelenggu mereka sepanjang 2020.

Pada awal Covid-19 menyerang, Kota Wuhan di-lockdown. Tepatnya sejak Januari hingga April. Namun, pelan tapi pasti, Wuhan kembali ke kehidupan normalnya. Tidak langsung, tetapi bertahap.

’’Tahun 2020 adalah tahun yang sulit bagi kami karena terjadi epidemi, khususnya di Wuhan. Itulah pengalaman yang tak terlupakan,’’ kata Xu Du, salah seorang warga Wuhan, kepada Agence France-Presse.

Kasus Covid-19 di Wuhan kini sudah sangat terkendali. Hanya ada belasan kasus di kota tersebut. Sebagian besar berasal dari luar. Meski begitu, penduduk tetap mematuhi protokol kesehatan. Mayoritas yang keluar merayakan pergantian tahun tetap memakai masker.

’’Saya harap, pada 2021, semua berjalan baik di negara ini, Wuhan bisa kembali normal, dan dunia bisa mengalahkan pandemi,’’ tutur Anson Yang, penduduk lainnya. Beijing yang menjadi ibu kota Tiongkok bahkan tak merayakan tahun baru semeriah Wuhan. Penduduk yang keluar dibatasi.

Perayaan normal lainnya berlangsung di Selandia Baru. Negara yang dipimpin Perdana Menteri Jacinda Ardern itu memang sangat ketat memberlakukan aturan pencegahan penularan Covid-19. Salah satunya, menutup rapat perbatasan internasional. Beberapa kali negara tersebut mencatatkan nol kasus Covid-19 lokal.

Kembang api, panggung hiburan, dan berbagai kegiatan pergantian tahun tetap ada dan semeriah seperti tahun-tahun sebelumnya. Di Hagley Park, Christchurch, bahkan disiapkan panggung hiburan yang menampilkan artis-artis lokal.

Situasi yang berbanding terbalik terjadi di negara-negara lain. Pandemi Covid-19 memaksa mereka tetap berada di rumah saja. Tak ada perayaan apa pun di Paris, Prancis. Kota tersebut bak kuburan pada malam pergantian tahun. Sebab, pemerintah memberlakukan jam malam mulai pukul 20.00. Kebijakan itu diambil karena terjadi lonjakan kasus Covid-19.

Baca juga: Welcome 2021, Intip Peruntungan Nasib 12 Zodiak Lewat Tarot

Pertunjukan kembang api di Pelabuhan Sydney, Australia, tetap diadakan seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, penduduk diminta tak datang ke lokasi dan menyaksikannya dari siaran televisi di rumah. Padahal, biasanya setidaknya ada satu juta orang yang menyaksikan momen tersebut.

RAYAKAN TAHUN BARU: Pergantian tahun di Times Square, AS, ditandai dengan konfeti yang beterbangan. Namun, warga AS dilarang datang. (CRAIG RUTTLE/AP PHOTO)

Kondisi serupa terjadi di AS. Times Square, Manhattan, New York City, relatif sepi. Tak ada ribuan penduduk yang berjubel menanti pergantian tahun dari 2020 ke 2021. Tak ada pasangan yang berpegangan tangan, bersama-sama menghitung mundur pergantian tahun, lalu berciuman seperti tahun-tahun sebelumnya. Untuk kali pertama dalam 114 tahun, perayaan pergantian tahun di Times Square berlangsung begitu sepi. Perayaan tahun ini dilakukan secara virtual.

Baca juga: Tahun Baru Berbeda di Times Square New York, Lengang Akibat Pandemi

Area itu memang ditutup untuk umum. Hanya tamu undangan khusus yang boleh masuk ke area tersebut. Yaitu, petugas garda depan yang berhadapan dengan pandemi Covid-19. Kembang api dan konfeti bertaburan ketika tahun berganti. Meski begitu, ball drop yang menjadi tradisi di Times Square tetap dilakukan. Selain itu, ada penampilan artis-artis kenamaan seperti Jennifer Lopez dan Gloria Gaynor. Namun, penduduk hanya bisa menikmati penampilan para bintang tersebut dari layar televisi.

Jakarta Sepi, Warga Taat Aturan

SEPI: Jakarta memberlakukan car free night dan crowd free night pada malam pergantian tahun di Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (31/12).(HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS)

Pemprov DKI juga mengeluarkan kebijakan pembatasan perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pembatasan melalui instruksi dan seruan gubernur. Dengan diterbitkannya kebijakan tersebut, otomatis aktivitas, kapasitas, dan jam operasional dibatasi pada malam menyambut tahun baru.

’’Berbagai perayaan malam tahun baru sebagaimana malam tahun sebelumnya kami tiadakan. Kami juga sudah meminta pelaku usaha, hotel, kafe, tempat wisata, dan restoran untuk tak merayakan malam tahun baru yang bisa menimbulkan kerumunan,’’ terangnya.

TANPA KEMBANG API: Warga Jakarta merayakan malam pergantian tahun secara sederhana di kawasan RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran. (HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS)

Setelah turun melakukan pengawasan pada malam tahun baru, dia menuturkan bahwa warga Jakarta cukup disiplin. Bahkan, car free night yang digagas di beberapa titik kumpul yang biasa didatangi warga Jakarta tampak berhasil.

’’Bukan hanya di tengah kota, di daerah perbatasan juga dilakukan. Alhamdulillah, kita rasakan tak ada kegiatan yang luar biasa. Masyarakat menikmati malam tahun baru bersama keluarga di rumah masing-masing,’’ ujarnya.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 

 


Kota Wuhan Penuh Sesak, New York Hanya Boleh Pesta Virtual