Tiga Skenario Atasi Covid-19 dari Hulu sampai Hilir

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Tiga Skenario Atasi Covid-19 dari Hulu sampai Hilir


JawaPos.com – Penanganan coronavirus disease 2019 (Covid-19) terus digencarkan. Pemerintah telah menyusun strategi penanganan dengan tiga skema.

Penasihat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarinvest) Monica Nirmala mengatakan, strategi penanganan Covid-19 dibagi menjadi tiga dan dilakukan bersama. Pertama, di hulu, penanganan akan bicara terkait perubahan perilaku. ’’Maka, sering ada operasi yustisi yang dilakukan satpol PP, Polri, dan TNI,’’ ucapnya.

Kedua, kampanye melalui media dan tokoh masyarakat untuk mengingatkan penularan dan pencegahan Covid-19.

’’Ada juga deteksi dengan tracing dan testing yang tepat sasaran. Inilah yang sedang digencarkan,’’ ungkap Monica.

Ketiga, pemerintah membangun tempat isolasi terpusat di kota-kota besar yang memiliki banyak kasus Covid-19. ’’Di hilir, bicara tentang peningkatan manajemen perawatan pada pasien Covid-19,’’ katanya. Penanganan di hilir dilakukan dengan memastikan obat, alat, serta tata laksana tersedia dan terstandar. Bagaimana ketika vaksin ditemukan? Dia menjelaskan, vaksin akan memperkaya cara penanganan Covid-19.

Monica menekankan, yang perlu diperketat saat ini bukan hanya kebiasaan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M), tapi juga penerapan tracing, testing, dan treatment (3T). Dia sadar bahwa penerapan 3T perlu ditingkatkan. ’’3M banyak membicarakan peran kita sebagai individu. Sementara itu, 3T berbicara tentang bagaimana kita memberikan notifikasi atau pemberitahuan kepada orang di sekitar kita untuk waspada,’’ jelasnya.

Pemeriksaan dini sangat penting agar yang terdeteksi Covid-19 bisa mendapatkan perawatan dengan cepat. Bukan hanya itu, dengan mengetahui lebih dini, penularan ke orang lain bisa dihindari.

Pelacakan atau tracing dilakukan pada kontak-kontak terdekat pasien positif Covid-19. Setelah kontak erat diidentifikasi oleh petugas kesehatan, mereka harus menjalani isolasi atau mendapat perawatan lebih lanjut. ’’Seandainya ketika dilacak si kontak erat menunjukkan gejala, maka perlu dilakukan tes. Kembali ke praktik pertama (testing, Red),’’ papar Monica.

Kemudian, perawatan atau treatment akan dilakukan apabila seseorang positif Covid-19. Jika tak ada gejala, orang tersebut harus melakukan isolasi mandiri di fasilitas yang sudah ditunjuk pemerintah. Namun, jika orang itu menunjukkan gejala, petugas kesehatan akan memberikan perawatan di rumah sakit yang sudah ditunjuk pemerintah. ’’Di Indonesia, angka testing rata-rata 24.000–34.000 orang per hari,’’ terang Monica.

Dari segi kapasitas, laboratorium di Indonesia sangat memadai untuk melakukan pemeriksaan sesuai standar WHO. Kapasitas tes di laboratorium hampir 80 ribu. Kendalanya justru pada individu. ’’Ketika seseorang menunjukkan gejala Covid-19, kontak eratnya takut memeriksakan diri,’’ katanya.

Meskipun vaksin Covid-19 nanti ditemukan dan bisa didistribusikan, perilaku 3M dan 3T harus tetap dijalankan. ’’Saat ini 3M masih satu-satunya cara membentengi diri yang paling ampuh,’’ imbuhnya.

Baca juga:

Dr Gia Pratama Putra, kepala IGD di salah satu rumah sakit di Jakarta, mengungkapkan, setidaknya ada tiga fase yang harus dihadapinya hampir setiap hari saat pandemi. Fase pertama, meyakinkan pasien positif Covid-19 bahwa penyakit itu bisa dilalui. Fase kedua adalah saat pasien harus diisolasi sehingga tidak boleh bertemu dengan keluarga maupun teman.

Setelah itu, memasuki fase ketiga, terdapat dua kemungkinan. Pasien sembuh atau meninggal. ’’Jadi, cara menurunkan risiko infeksi adalah menurunkan jumlah virus. Caranya, melakukan 3M dan meningkatkan imunitas tubuh,’’ tuturnya.

Saksikan video menarik berikut ini:


Tiga Skenario Atasi Covid-19 dari Hulu sampai Hilir