Mengingat Kembali Jejak Diego Armando Maradona di Indonesia

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Mengingat Kembali Jejak Diego Armando Maradona di Indonesia


JawaPos.com-Seluruh dunia mengenal Diego Armando Maradona. Tetapi, tidak semua negara beruntung pernah disinggahi legenda sepak bola yang meninggal karena serangan jantung pada Rabu malam (25/11) tersebut. Indonesia termasuk yang berbangga.

Tujuh tahun lalu, Maradona sempat mampir ke tanah air. Tepatnya selama empat hari pada 29 Juni hingga 2 Juli 2013. Untuk dua hari pertama serasa dilupakan. Sebab, kapten timnas Argentina kala menjuarai Piala Dunia 1986 itu dalam mood yang tidak baik saat tiba di Jakarta.

Akibatnya, beberapa agendanya terpaksa batal. Salah satunya, coaching clinic di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Imbas suasana hati yang tidak enak itu pula yang membuat Maradona batal berkunjung ke Medan dan Makassar.

Salah satu pemicunya adalah dia tidak ingin terbang lagi dalam waktu lama. Akhirnya, untuk dua hari terakhir di Indonesia, pria kelahiran Lanus pada 30 Oktober 1960 itu terbang ke Surabaya yang hanya memakan waktu sekitar satu jam dari Jakarta.

”Saat itu, sebenarnya suasana hatinya belum pulih. Siang saat dia tiba di Surabaya, wajahnya lebih banyak murung,” tutur Sidik Tualeka, mantan wartawan Jawa Pos yang waktu itu kedapatan tugas menemani Maradona di Surabaya.

Tetapi, mood Maradona membaik dalam acara gala dinner malam harinya di Hotel JW Marriott. Apalagi, ketika band pengiring melantunkan beberapa lagu Amerika Latin. Salah satunya, Volare. Maradona ikut bernyanyi.

Ada lagi momen saat gala dinner yang membuat Maradona happy. Yaitu, ketika awak media menyanyikan ”Ho Visto Maradona”. Itu merupakan ”lagu wajib” ultras SSC Napoli ketika menyaksikan Maradona tampil di Stadio San Paolo, Napoli.

Oh mama, mama, mama
Oh mama, mama, mama
Sai perche mi batte il Corazon
Ho visto Maradona
Ho visto Maradona
We mamma, innamorato So

Kala itu, mantan gelandang serang Persebaya Mario Karlovic yang jadi pemandu. Suaranya pelan, tetapi secara tidak langsung sukses memancing awak media untuk mengikutinya.

Diego Armando Maradona saat hadir di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta (29/6). (Angger Bondan/Jawa Pos)

Lantaran paduan suara dadakan itu kian kencang, terdengar oleh Maradona. Mantan bintang FC Barcelona dan Boca Juniors tersebut semakin bersemangat.

”Bahkan, Maradona bernyanyi sambil mengisap cerutu dengan raut wajah bahagia. Mungkin, dia seperti bernostalgia ketika masih membela Napoli,” beber Tualeka yang kini menjabat sebagai asisten manajer Persebaya Surabaya.

Apa yang terjadi dalam gala dinner itu berimbas positif kepada agenda coaching clinic keesokan harinya. Bertempat di lapangan Tugu Pahlawan, Surabaya, Maradona langsung turun tangan memberi materi dasar seperti mengoper, dribel, hingga pergerakan tanpa bola kepada ratusan anak-anak yang begitu antusias.

Meski, ada keterbatasan komunikasi di antara mereka serta cuaca yang gerimis. ”Bahasa sepak bola yang menyatukan mereka. Indonesia pasti masuk kenangan Maradona hingga akhir hayatnya,” klaim Tualeka.

Muhammad Zein Alhadad, pelatih nasional yang saat itu bertugas sebagai ketua panpel coaching clinic di Tugu Pahlawan turut memberikan testimoni. Menurut pria yang akrab disapa Mamak tersebut, Maradona yang datang bersama kekasih dan asisten pribadi mengajukan beberapa permintaan selama di Surabaya.

”Sesudah sampai di hotel pagi harinya, tiba-tiba dia minta sepatu dan baju merek kesukaannya, saya lupa apa. Padahal, setahu saya, Maradona biasa membawa sendiri perlengkapannya,” tuturnya.

Akhirnya, bersama asisten Maradona, dia langsung berangkat ke Tunjungan Plaza untuk mencari sepatu dan baju seperti yang diinginkan pemilik julukan El Pibe de Oro itu.

Permintaan aneh Maradona tak berhenti sampai di situ. Setelah Mamak membawakan sepatu dan baju yang diinginkan, Maradona kembali meminta hal lain. Salah satunya disediakan alat karaoke khusus di kamar hotelnya. ”Untungnya, pihak hotel mau. Kami langsung siapkan semuanya,” ucapnya.

Mamak pun tak mau ke mana-mana setelah itu. Dia tetap stand by di lobi hotel sebagai antisipasi kalau Maradona tiba-tiba meminta sesuatu lagi.

”Dia sempat panggil saya ke kamar. Ngobrol-ngobrol, saya lupa ngobrolin apa. Pokoknya seputaran bola. Dia terlihat senang saat itu karena bisa bernyanyi di kamarnya. Banyak ketawa-tawa juga,” bebernya.

Kabar kepergian Maradona tak pelak membuat Mamak sedih. Selain kehilangan sosok pesepak bola hebat, dia merasa Maradona adalah pria yang ramah dan humoris meski hanya berbicara beberapa jam.

”Dia orang baik, tetapi memang nyeleneh. Dia juga sangat peduli dengan sepak bola karena dia mewanti-wanti kepada kami hanya mau mengajar anak kecil (saat coaching clinic) dan bukan pesepak bola usia muda,” papar mantan pelatih Persija dan Persida itu.


Mengingat Kembali Jejak Diego Armando Maradona di Indonesia