Politik AS Hingga Vaksin Warnai Ruang Gerak Pasar Saham Pekan Ini

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Politik AS Hingga Vaksin Warnai Ruang Gerak Pasar Saham Pekan Ini


JawaPos.com – Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengungkapkan, beberapa sentimen global akan mempengaruhi pergerakan pasar saham Indonesia. Mulai dari kondisi perpolitikan Amerika Serikat (AS) hingga perkembangan vaksin Covid-19.

“Ketika menjelang pemilu hingga pelaksanaan pemilu AS, ada risiko potensi konflik yang berpotensi menaikkan ketidakpastian terutama bila proses transisi tidak berjalan secara mulus,” ujarnya dalam pesan singkatnya, Senin (30/11).

Presiden AS Donald Trump mengatakan, jika Electoral College memilih Biden, maka dia akan meninggalkan Gedung Putih. Tetapi Trump masih bertahan pada pendiriannya mengenai penipuan dalam pemilu, yang sejauh ini belum disertai bukti-bukti yang memadai.

Namun pemerintahan Presiden Donald Trump menyediakan sumber daya federal bagi tim Presiden terpilih Joe Biden untuk transisinya ke Gedung Putih. Sementara itu, Kepala General Services Administration, Emily Murphy mengatakan, pemerintahan Trump menyediakan sumber daya federal untuk transisi Presiden terpilih Joe Biden menuju Gedung Putih. Hal ini membuka jalan transisi ke Biden berlangsung dengan mulus.

“Seiring turunnya risiko politik AS akibat konflik pemilu, penemuan vaksin Covid-19 berhasil menjadi katalis positif yang mendorong pasar saham naik,” ucapnya.

Selain itu, menurutnya, saat ini pasar keuangan sangat optimistis dengan skenario vaksin tersedia secara bertahap tahun depan dan ekonomi kembali normal. Di awali Pfizer dan BioNTech yang mengatakan uji vaksin efektif 95 persen lawan virus Covid-19.

Selanjutnya, ada perusahaan Moderna yang mengklaim vaksin yang dikembangkan punya kemanjuran 94,5 persen vaksin lawan Covid-19. Sesudah itu ada Vaksin AstraZaneca dan Oxford asal Inggris yang merilis keberhasilan membuat vaksin dengan tingkat efektivitas 70 persen melawan Covid-19 sesudah uji fase ke-3.

“Kehadiran vaksin membuat pasar saham sangat optimistis akan pemulihan ekonomi akan segera terjadi,” imbuhnya.

Vaksin AstraZeneca dan Oxford untuk virus Covid-19 disebut sebagai vaksin virus Covid-19 global karena diperkirakan berbiaya murah. Tetapi vaksin AstraZeneca ini menghadapi tantangan setelah perusahaan merevisi efektivitas vaksinnya dari 90 persen menjadi 70 persen mencegah kasus Covid-19. Ini dari hasil uji coba tahap akhir di Inggris dan Brasil.

“Ada kelompok kecil relawan secara tidak sengaja memperoleh dosis lebih rendah dan menghasilkan tingkat keberhasilan mencapai 90 persen. Pada kelompok yang lebih besar dengan dosis normal, tingkat efektivitas lebih rendah hanya 62 persen. Banyak ilmuwan mengatakan pengujian di hasil kelompok kecil dapat diartikan ‘menghasilkan pembacaan palsu’. Hal ini menjadi sentimen negatif pengembangan vaksin global,” jelasnya.

Di sisi lain, risalah Rapat Dewan Gubernur bank sentral Amerika (Federal Reserve/Fed) yang dilaksanakan pada Oktober lalu menunjukkan adanya diskusi mengenai bagaimana caranya untuk menambah kebijakan moneter akomodatif dalam rangka membantu proses pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Para pejabat Fed berupaya menyediakan lebih banyak akomodasi bagi ekonomi agar pemulihan dari pandemi virus Covid terus berlanjut.

“The Fed juga melihat adanya potensi kenaikan risiko terganggunya proses pemulihan ekonomi akibat naiknya kasus infeksi Covid-19 di Amerika Serikat. Tambahan Stimulus Moneter tentu menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan,” tuturnya.

Hans Kwee menambahkan, Presiden terpilih Joe Biden mempunyai pekerjaan berat memilih menteri yang akan membantunya memulihkan Amerika Serikat secara global, menjadi pimpinan globalnya, dan menjadi pimpinan moral. Diharapkan AS menjadi pimpinan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Pencalonan mantan Kepala Federal Reserve Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan mendapat apresiasi positif dari pasar dan meningkatkan harapan stimulus fiskal besar. Yellen yang dianggap seorang ekonom tenaga kerja diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk mendorong ekonomi keluar dari resesi akibat pandemi virus korona.

Yellen juga memperhatikan utang AS yang meningkat pesat dan defisit anggaran yang memburuk. Harapan stimulus fiskal yang lebih besar di era Biden kembali meningkat.

Seperti diketahui, peningkatan kasus Covid-19 di Amerika Serikat mendorong pembatasan bisnis. Kondisi ini menghentikan pemulihan ekonomi dan berpotensi mendorong ekonomi AS tumbuh rendah di 1 persen di kuartal ke empat. Pembatasan bisnis telah mendorong PHK dan merusak pemulihan pasar tenaga kerja.

Mengutip data Departemen Tenaga Kerja AS pada pekan lalu, terjadi penambahan jumlah orang yang mengajukan klaim pengangguran sebanyak 778.000, naik dari pekan sebelumnya 742.000. Data ini lebih tinggi dari konsensus ekonom yang di survei Dow Jones yang memperkirakan hanya ada penambahan 733.000 klaim baru. Peningkatan kasus Covid-19 menjadi tantangan ekonomi jangka pendek.


Politik AS Hingga Vaksin Warnai Ruang Gerak Pasar Saham Pekan Ini