SETARA Minta Satgas Tinombala Buru Ali Kalora dan Para Anggota MIT

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

SETARA Minta Satgas Tinombala Buru Ali Kalora dan Para Anggota MIT


JawaPos.com – SETARA Institute menyesalkan terjadinya aksi teror yang menimpa empat warga di salah satu gereja Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Ketua SETARA Institute Hendardi menduga, tindakan kekerasan bersenjata secara sadis tersebut diduga dilakukan oleh Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

“Analisis SETARA Institute, tindakan kekerasan bersenjata secara sadis tersebut diduga dilakukan oleh Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, sisa-sisa kelompok Santoso yang belum berhasil diringkus oleh Satuan Tugas Operasi Tinombala,” kata Hendardi dalam keterangannya, Minggu (29/11).

Hendardi mengungkapkan, MIT sebelumnya berbasis dan melakukan aktivitas dengan Lemban Tongoa hanya sekitar 23-25 kilometer. Menurutnya, Kabupaten Sigi secara geografis berada di antara Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong yang selama ini dianggap sebagai teritori MIT Poso.

Hendardi mendesak, Satgas Operasi Tinombala yang masa tugasnya diperpanjang sampai 31 Desember 2020 bisa mengoptimalkan sisa masa tugas untuk memburu belasan anggota MIT Poso yang masih berkeliaran di hutan dan pegunungan sekitar Poso.

“Komplotan teroris Poso tersebut tidak boleh diremehkan, apalagi dianggap lemah. Pasca tewasnya Santoso dan tertangkapnya Basri pada 2016, Ali Kalora telah mengambil alih kepemimpinan MIT Poso dan hingga kini tak tersentuh aparat,” ucap Hendardi.

Hendardi mengharapkan, Satgas Operasi Tinombala dan seluruh aparat keamanan harus menjamin seluruh warga negara, termasuk di pedalaman dan pegunungan Sulawesi Tengah dari serangan kelompok manapun yang mengancam keamanan dan keselamatan.

Oleh karena itu, Hendardi juga mendesak pemerintah, khususnya aparat keamanan, untuk tidak lengah dalam mengantisipasi konsolidasi dan bangkitnya sel-sel tidur terorisme dan ekstremisme-kekerasan. Karena meningkatnya kekecewaan publik belakangan ini atas kinerja pemerintahan di berbagai bidang, dapat dimanfaatkan oleh sel-sel tidur dan jaringan terorisme untuk mendapatkan momentum dan melakukan konsolidasi.

Oleh karena itu, SETARA Institute mendorong tokoh lintas agama untuk sama-sama mengutuk kekerasan yang digunakan oleh kelompok tertentu atas nama agama. Selain itu, mereka hendaknya bersama-sama membangun kehidupan keagamaan yang teduh.

“SETARA Institute mendorong mereka untuk mengaktualisasikan spirit Rencana Aksi Rabat Maroko 2012 dan Deklarasi Beirut Lebanon 2017, kebencian yang menghasut terjadinya diskriminasi, permusuhan dan kekerasan, adalah ‘musuh’ bersama lintas agama,” tandas Hendardi.

Sebelumnya, empat orang warga Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dibunuh oleh kelompok teroris pimpinan Ali Kalora. Tujuh rumah dibakar, salah satunya yang biasa dijadikan tempat ibadah umat Nasrani.

Polri menduga, pembunuhan terhadap empat orang di Dusun Lima Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11), diduga dilakukan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, terungkapnya peristiwa itu bermula saat anggota Polsek Palolo pada Jumat (27/11) pukul 10.30 wita, menerima informasi dari masyarakat ada salah satu warga Dusun Lima Lewonu yang dibunuh secara kejam. Selain itu, beberapa rumah dibakar oleh orang tidak dikenal.


SETARA Minta Satgas Tinombala Buru Ali Kalora dan Para Anggota MIT