Begini Aksi Nyata Warga Surabaya Cegah Penularan Covid-19

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Begini Aksi Nyata Warga Surabaya Cegah Penularan Covid-19


JawaPos.com – Tindakan percepatan penanganan virus korona (Covid-19) tidak hanya digalakkan oleh satuan tugas (satgas) yang dibentuk pemerintah tetapi di Surabaya, banyak juga warga yang tergerak hatinya berbagi informasi demi mencegah penyebaran Covid-19.

Sebagaimana di daerah lain, kebanyakan pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh, kemudian secara sukarela berbagi informasi kepada masyarakat demi mencegah penularan yang lebih luas. Salah satunya dilakukan oleh Rahardi Soekarno Junianto.

Antok, sapaan akrabnya, pada Desember 2020, terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala berat. Sehingga selama 11 hari harus menjalani perawatan di salah satu rumah sakit rujukan wilayah Surabaya Selatan.

Setelah dinyatakan sembuh, lantas gencar berbagi pengalaman, dengan bercerita kepada teman-teman terdekatnya maupun berbagi informasi melalui berbagai platform media sosial.

Bahkan, warga Tenggilis Surabaya berusia 38 tahun itu sudah dua kali mendonorkan plasma konvalesen, yang konon terbilang manjur digunakan sebagai terapi penyembuhan terhadap pasien Covid-19. “Karena banyak orang yang membantu saya ketika sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Mulai dari mengirim makanan untuk keluarga saya di rumah. Banyak pula yang mengantar vitamin untuk saya di rumah sakit menggunakan jasa ojek daring. Belum lagi yang mengirimkan doa untuk kesembuhan saya,” katanya.

Antok pun berkomitmen, jika diberi kesembuhan ingin membalas kebaikan orang-orang tersebut.

Tidak hanya dari kalangan penyintas Covid-19, sejumlah warga di Surabaya yang belum pernah terjangkit Covid-19 pun turut tergerak hatinya melakukan tindakan pencegahan. Seperti yang dilakukan Siti Nasyi’ah, atau akrab disapa Ita.

Aktivis perempuan, yang juga dikenal sebagai tokoh “Bonita”, sebutan bagi suporter wanita tim sepak bola Persebaya, malah sudah terlihat turun ke jalan sejak awal masa pandemi, untuk berbagi masker, maupun makanan atau buah, serta ramuan alami yang meningkatkan imunitas demi pencegahan penularan Covid-19.

“Awalnya diajak ‘Ayah’ Habib Hasan Mulachela. Beliau ingin membantu pemerintah untuk meringankan bagaimana Covid-19 bisa cepat teratasi. Minimal dengan cara preventif atau melindungi diri sendiri. Bukan mengobati. Berjalan dari situ ternyata Covid-19 makin meluas,” katanya.

Belum lama lalu, Habib Hasan Mulachela, yang dikenal sebagai dermawan asal Solo, Jawa Tengah, meninggal dunia. Ita bersama kawan-kawannya tetap terus melanjutkan aksi sosial yang diwariskan oleh Habib Hasan Mulachela. Bahkan Ita dan kawan-kawannya berhasil memperoleh sponsor dari perusahaan farmasi berupa obat-obatan yang meningkatkan imunitas untuk dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat.

Di antaranya, sebanyak 240 botol obat tersebut dibagikan kepada masyarakat di Kabupaten Bangkalan melalui bupati setempat, saat belum lama lalu terjadi peningkatan kasus Covid-19 di daerah ujung barat Pulau Madura, Jawa Timur itu. “Selain itu kami bagikan sebanyak seribu botol untuk masyarakat di Kudus, Jawa Tengah, melalui kepala daerah setempat,” ucapnya.

 

 

Partisipasi masyarakat

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Polisi Nico Afinta dalam berbagai kesempatan menggugah kesadaran masyarakat tak hanya di Surabaya, melainkan juga di kabupaten/ kota lainnya wilayah provinsi setempat, untuk turut membantu menekan penyebaran Covid-19.

“Saat ini digelar Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM darurat di 38 daerah kabupaten/ kota wilayah Jawa Timur. Selama dua pekan ke depan, saya mohon masyarakat jika tidak ada keperluan yang esensial dan kritikal agar tetap di rumah,” kata perwira tinggi Polri berpangkat bintang dua tersebut.

Angka kasus Covid-19 di wilayah Jawa Timur terpantau meningkat pascalebaran Idul Fitri 1442 H. Dari total 38 kabupaten/ kota di Jawa Timur, saat ini tercatat 20 daerah di antaranya berstatus zona merah (berisiko penularan tinggi). Sisanya, atau 18 kabupaten/kota berstatus zona oranye (berisiko penularan sedang).

Angka harian, menurut data terkini yang diterbitkan Satgas pada Sabtu (10/7), tercatat sebanyak 2.237 kasus baru Covid-19 di seluruh wilayah Jawa Timur, dengan jumlah kematian sebanyak 223 jiwa. “Tanpa peran serta masyarakat, PPKM darurat yang bertujuan menekan angka kasus Covid-19 tidak akan tercapai. Untuk itu marilah tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak aman dan jaga kebersihan,” tutur mantan Kapolda Kalimantan Selatan tersebut.

Dalam waktu dekat, umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah. Agar angka kasus Covid-19 tidak semakin bertambah, Kapolda Nico mengimbau umat Islam di Jawa Timur agar menjalankan ibadah Shalat Idul Adha di rumah masing-masing.

Di sisi lain, berdasarkan data harian kasus Covid-19 dari Satgas Pusat, pada Minggu siang di Jawa Timur tambahan kasusnya sebanyak 2.419 kasus terkonfirmasi positif, lalu kasus sembuh mencapai 1.434 kasus serta meninggal dunia 279 kasus.

Secara kumulatif, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Jatim hingga saat ini sebanyak 194.361 kasus, kemudian kesembuhan mencapai 163.158 kasus, dan jumlah meninggal dunia 14.085 kasus. Semua pihak harus memperhatikan dan melaksanakan imbauan terkait perayaan Idul Adha 1442 Hijriah sehingga tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19 seperti yang terjadi sebelumnya. (*)

 


Begini Aksi Nyata Warga Surabaya Cegah Penularan Covid-19