Copot Baliho Rizieq dan Sebut Bubarkan FPI, Imparsial: TNI Berlebihan

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Copot Baliho Rizieq dan Sebut Bubarkan FPI, Imparsial: TNI Berlebihan


JawaPos.com – Direktur Eksekutif Imparsial Al Araf menyatakan bahwa pencopotan baliho bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab oleh TNI dinilai berlebihan. Sebab, TNI adalat alat pertahanan negara yang dilatih dan dididik untuk menghadapi perang ketika ada anacaman dari luar.

“Penurunan baliho oleh angota TNI merupakan hal yang berlebihan dan tidak sejalan dengan UU TNI. Harusnya jika terdapat pelanggaran izin dalam penurunan baliho itu, maka Satpol PP bisa diturunkan dan jika butuh bantuan bisa meminta bantuan kepada polisi untuk menurunkan baliho,” kata Al Araf dikonfirmasi, Minggu (22/11).

Al Araf menuturkan, pelibatan permasalahan di dalam negeri sebetulnya merupakan tugas polisi. Jika situasi ancaman sudah tidak bisa lagi ditangani oleh kepolisian, maka barulah TNI bisa turun untuk membantu.

Ia pun menilai, pernyataan Pangdam Jaya TNI Dudung Abdurrachman yang menyebut FPI harus dibubarkan berlebihan. Sebab, ruang penegakan hukum sepantasnya masih dilakukan oleh kepolisian.

“Upaya penangann pengendalian situasi keamanan dan ketertiban masyarakat semestinya dilakukan oleh kepolisian. TNI belum bisa bertindak kalau tidak ada keputusan politik negara sesuai UU TNI,” cetus Al Araf.

“Dalam pasal 7 ayat 2 dan ayat 3 UU TNI, pelibatan TNI dalam operasi militer selain perang hanya mungkin dilakukan jika sudah ada keputusan politik negara,” sambungnya.

Sebelumnya, Pangdam Jaya Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui bahwa dirinyalah yang memerintahkan anggota TNI mencopot baliho bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Perintah itu dibuat karena simpatisan Rizieq terus memasang kembali baliho setelah ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Dudung mengatakan, setiap warga negara termasuk FPI harus taat kepada hukum selama berada di Indonesia. Pemasangan baliho memiliki ketentuan sendiri, antara lain berupa membayar pajak, dan lokasinya memiliki kriteria khusus.

“Jangan seenaknya sendiri seakan-akan dia (FPI) paling benar, enggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu, bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari,” tantang Dudung di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11).

Dudung meminta FPI tidak berbuat semaunya sendiri. Mereka harus tunduk kepada hukum yang berlaku. Jika terus membangkang, maka aparat tidak segan melakukan penindakan secara tegas.

“Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur suka-sukanya sendiri. Ingat ya, saya katakan itu perintah saya dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho-baliho yang mengajak revolusi dan segala macam,” tegas Dudung.


Copot Baliho Rizieq dan Sebut Bubarkan FPI, Imparsial: TNI Berlebihan