Sempat Menuai Kritik, Peserta Mengaku Puas Pada Program Kartu Prakerja

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Sempat Menuai Kritik, Peserta Mengaku Puas Pada Program Kartu Prakerja


JawaPos.com – Program Kartu Prakerja mendapat banyak kritik dari berbagai pihak sejak peluncurannya pada April 2020 lalu. Kritikan yang menilai kualitas pelatihan program tersebut menjadi kurang efektif karena dapat diperoleh secara gratis melalui internet.

Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menampik anggapan tersebut. Sebab, berdasarkan hasil survei dari program itu, rata-rata peserta mengaku puas setelah mengikuti pelatihan. Bahkan, saat ini rating pelatihan di kartu Prakerja adalah 4,9 dari skala 5.

“Ini konsisten dengan hasil survei internal, di mana 84 persen mengatakan pelatihan peningkatan kompetensi, baik skilling, reskilling, maupun upskilling. Hasil survei ini mengindikasikan manfaat program yang nyata dan sekaligus menepis anggapan bahwa pelatihan online tidak berkualitas,” ujarnya dalam sebuah diskusi secara virtual, Senin (23/11).

Selain itu, lanjutnya, antusiasme masyarakat terhadap program tersebut cukup tinggi. Terdapat sebanyak 43 juta orang tercatat mendaftarkan dirinya secara mandiri untuk mengikuti program ini. Walaupun yang diterima hanya 5,9 juta orang saja.

“43 juta pendaftar ini yang telah lolos verifikasi mulai dari email, nomor telefon, NIK, dan KK itu adalah sebanyak 19 juta orang. Berarti hanya 1 dari 4 orang yang mendaftar mendapatkan kartu Prakerja, karena dari 19 hanya mendapatkan 5,9 juta tadi, sehingga yang belum mendapatkan program ini masih sangat banyak sekali,” jelasnya.

Susiwijono memaparkan, dari total 5,9 juta penerima program bantuan tersebut, sebanyak 5,4 juta orang di antaranya telah membeli pelatihan yang disediakan. Namun, baru 5,1 juta peserta yang telah menyelesaikan pelatihannya.

Dengan demikian, Susiwijono mengimbau peserta yang belum menyelesaikan pelatihan tersebut agar segera menyelesaikannya. Sehingga, bantuan yang diharapkan bisa segera dicairkan.

Adapun dari 5,9 juta penerima, 87 persen di antaranya berpendidikan SMA ke atas, 77 persen berusia antara 18-35 persen, 81 persen belum pernah mengikuti pelatihan atau kursus sebelumnya, dan 88 persen mengatakan tidak bekerja menurut persepsinya.

Sedangkan, berdasarkan provinsi penerima terbanyak program kartu prakerja adalah berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur kemudian disusul DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Sedangkan yang paling sedikit adalah provinsi Papua Barat, Maluku Utara, dan Kalimantan Utara.

Dari total 1.663 pelatihan yang paling diminati adalah penjualan dan pemasaran, gaya hidup, manajemen, makanan dan minuman, bahasa asing, keuangan, sosial dan perilaku. Lalu, terkait dengan insentif sebanyak 79 persen dari penerima memilih e-wallet sebagai rekening untuk menerima insentif.

“Program ini mendorong percepatan inklusi keuangan dengan banyaknya penerima yang sebelumnya tidak memiliki rekening bank atau e-wallet sama sekali kini dengan bergabung kartu prakerja mereka memiliki rekening bank dan e-wallet,” tutupnya.

Saksikan video menarik berikut ini:


Sempat Menuai Kritik, Peserta Mengaku Puas Pada Program Kartu Prakerja