Bupati Puncak Minta Warga Bantu TNI-Polri Ungkap Penembak Pelajar

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Bupati Puncak Minta Warga Bantu TNI-Polri Ungkap Penembak Pelajar


JawaPos.com–Bupati Puncak Willem Wandik mengaku prihatin dan sedih terhadap penembakan yang dialami kedua pelajar hingga berharap kasus ini dapat terungkap. Bupati meminta masyarakat membantu TNI-Polri agar dapat mengungkap siapa pelaku penembakan yang menewaskan Atanius Murib, pelajar SMA 1 Ilaga.

”Masyarakat diminta bantu aparat keamanan untuk mengungkapkan siapa pelaku penembakan terhadap para pelajar sehingga kasusnya terang,” kata Wandik seperti dilansir dari Antara.

Selain itu, dia berharap Manus Murib yang selamat dalam penembakan tersebut memberikan keterangan yang sebenarnya hingga dapat membantu polisi mengungkap kasusnya. Penembakan warga sipil itu membuat masyarakat tidak bisa leluasa dalam beraktivitas karena takut.

Dua pelajar tingkat SMA yakni Manus Murib saat ini dirawat di RSUD Timika dan Atanius Murib (meninggal), Jumat pagi (20/11) ditembak OTK saat menuju kampungnya di Distrik Agandume.

”Pelakunya harus diungkap dan ditangkap sehingga ada yang bertanggung jawab,” ujar Wandik.

Pemkab sudah memfasilitasi agar keluarga dapat mengevakuasi jenazah Atanius Murib yang dilaporkan masih berada di TKP sehingga dapat dibawa dan dimakamkan.

Kapolres Puncak AKBP Decky Saragih mengakui jenazah Atanius Murib, pelajar SMA 1 Ilaga yang menjadi korban penembakan Jumat (20/11) belum dievakuasi. Sebanyak 16 orang warga sipil, termasuk keluarga korban, hingga kini belum berangkat ke lokasi.

”Belum ada informasi lanjut dari keluarga kenapa tim tersebut belum berangkat,” kata AKBP Saragih.

Dia mengakui sudah menjadi kesepakatan yang dilakukan Sabtu (21/11) bila yang mengevakuasi jenazah Atanius adalah keluarga dan warga yang berjumlah 16 orang. Tidak dilibatkannya aparat keamanan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena di wilayah itu masih terdapat KKB. Lokasi TKP hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 15 jam. Dari keterangan Manus Murib, pelajar SMK Gome yang selamat karena berpura-pura mati dan kemudian melarikan diri, TKP berada di hutan belantara antara Distrik Agandume dan Distrik Gome.

”Sampai saat ini belum diketahui siapa pelaku penembakan,” ujar Saragih.

Sementara itu, Perhimpunan Advokasi Kebijakan Hak Asasi Manusia Papua (PAK HAM) mengutuk keras penembakan di Ilaga Kabupaten Puncak Papua, pada 20 November yang menyebabkan pelajar menjadi korban.

”Kejadian ini dilakukan kepada pihak yang suka memilih jalan kekerasan sebagai cara untuk mencapai tujuan,” ungkap Direktur Perhimpunan Advokasi kebijakan Hak Asasi Manusia Papua Matius Murib.

Matius Murib menegaskan menghilangkan nyawa manusia adalah hak otoritas Tuhan dan tidak ada pembenaran apapun manusia dapat mencabut nyawa manusia lain. Kejahatan kekerasan adalah pelanggaran hak asasi manusia. Para pelaku atau penjahat seperti itu patut diproses hukum dan diadili sesuai dengan perbuatannya.

Matius mengajak semua masyarakat dan aparat terkait untuk menyambut bulan damai pada Desember dengan ciptakan Papua Rumah Damai dan menghentikan kekerasan.

”Mari bersama menjaga dan wujudkan Papua Rumah Damai bersama,” ungkap Matius Murib.

Saksikan video menarik berikut ini:


Bupati Puncak Minta Warga Bantu TNI-Polri Ungkap Penembak Pelajar