Cermat Memilih dan Merawat Anggrek, Jangan Pilih Yang Cabutan

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Cermat Memilih dan Merawat Anggrek, Jangan Pilih Yang Cabutan


Anggrek selalu memiliki penggemar. Namun, tak sedikit yang kelimpungan karena ”sikap” tanaman cantik itu. Entah karena tanaman yang berkerut atau diserang hama.

KELUARGA anggrek atau Orchidaceae punya sebaran yang luas di tanah air. Ada yang sudah dibudidayakan. Namun, jumlah anggrek liar –yang biasa diperjualbelikan sebagai cabutan– juga tak kalah melimpah.

Nah, pekebun anggrek Anton Tri Raharjo menuturkan, jika ingin mengoleksi, tanaman yang dipilih sebaiknya bukan cabutan. Sebab, peluang bertahan hidup anggrek cabutan relatif rendah.

”Apalagi, kalau cabutannya dari tempat beda. Contoh, anggrek dari hutan pegunungan dibawa ke dataran rendah. Tumbuhnya bakal kurang bagus,” tegasnya. Terutama jika tanaman cabutan masih kecil dan diboyong tanpa media tanam aslinya.

Pemilik penangkaran dan budi daya anggrek Balelawang itu menilai, kesulitan beradaptasi memang tak membuat tanaman anggrek langsung mati. Namun, penampilannya kurang prima. Misalnya, bagian batang berkerut dan daun tak mengilap.

Selain sulit beradaptasi, tanaman cabutan berisiko membawa hama dari tempat asalnya. ”Kadang penyakit yang dibawa ini nggak familier atau nggak ada di tempat kita dan bisa menulari lainnya,” ungkap Anton.

TUMBUH SEHAT: Anggrek spesies Indonesia Dendrobium macrophyllum var Jawa. (DIPTA WAHYU/JAWA POS)

Berdasar pengalamannya, anggrek yang diambil dari alam sering kali tak melalui pengecekan yang baik. Setelah datang, anggrek jarang dikarantina. Ia malah kadang dicampur dengan tanaman lain.

Sama dengan tanaman hias lainnya, anggrek punya beberapa hama langganan. Ada yang memang spesifik menyerang anggrek. Namun, ada juga yang datang karena tanaman di sekitarnya. ”Seperti cabuk (mealybugs), kadang datang kebawa angin, lalu menempel ke anggrek. Atau semut. Sebab, di lingkungan sekitarnya memang banyak semut,” jelas Anton.

Dia menyatakan, memiliki jenis langka –biasanya dari hutan– adalah prestise bagi sebagian penyuka anggrek. Namun, Anton menuturkan bahwa pemilik harus cermat. Ketika dibeli, anggrek sebaiknya datang dengan media aslinya. Misalnya, dahan yang ditempeli ikut dibawa. Ukurannya pun sebaiknya tak terlampau kecil. Dengan begitu, daya tahannya lebih baik.

Anton menjelaskan, buat pemula, sebaiknya anggrek cabutan (terutama yang belum didomestikasi) dan hybrid dihindari. Pria yang bermukim di Umbulharjo, Sleman, itu menilai bahwa anggrek hibrida dikembangkan di lingkungan tumbuh yang dikontrol. ”Daya survive-nya kurang baik. Beberapa jenis juga didesain untuk berbunga 2–3 kali, lalu tumbuhnya kurang bagus,” paparnya.

 


 

PETUNJUK SEDERHANA PAHAMI MASALAH ANGGREK

(DIPTA WAHYU/JAWA POS)

DAUN MENGERUT

• Cek bagian akar dan media tanam. Jika akar cenderung putih serta media tanam ringan, berarti tanaman kekurangan air.

• Tingkatkan kelembapan media tanam. Caranya, rendam pot dalam air hingga seluruh media terendam. Angkat, lalu biarkan air di pot dan tiris secara alami.

MUNCUL SEMUT

• Semut bukan hama anggrek. Ia justru menjadi penanda hama yang menarik seperti kutu putih atau aphid. Semut juga merupakan polinator alami.

• Jika ditemukan kutu putih atau aphid dalam jumlah sedikit, segera bersihkan daun dan seka dengan alkohol. Bila jumlahnya banyak, gunakan pestisida sesuai dengan petunjuk penggunaan.

DAUN BEBERCAK HITAM

CERMAT MERAWAT: Daun yang bebercak hitam tanda terinfeksi hama. (DIPTA WAHYU/JAWA POS)

• Pada anggrek jenis Cymbidium (biasa tumbuh terestrial/di media tanah dengan daun menyerupai rumput), bercak hitam di daun adalah penanda Cymbidium mosaic virus (CyMV).

• Belum ada riset terkait dengan perawatan tanaman yang terinfeksi. Memotong daun yang terinfeksi bisa jadi salah satu opsi. Langkah terbaik, hindari membeli tanaman yang memiliki bercak hitam.


APA SIH YANG DIBUTUHKAN ANGGREK?

MEDIA TANAM

CERMAT MERAWAT: Ketika membeli anggrek, upayakan media tanam asli disertakan di tempat baru. (DIPTA WAHYU/JAWA POS)
  • Arang atau cacahan pakis adalah media tanam yang paling baik. Sebelum gunakan, rendam agar media memiliki daya ikat air, lalu tiriskan.
  • Jika media tanamnya menggunakan sabut, pastikan rendam hingga air rendaman tak merah. Sebab, kandungan tanin pada sabut bisa mengganggu pertumbuhan tanaman.

PUPUK

  • Memupuk anggrek tak perlu dosis tinggi. Bahkan, pupuk dosis rendah yang murah seperti gardasil justru disarankan.
  • Tanaman yang terlalu rajin dipupuk memang akan gemuk, tetapi daya tahannya terhadap perubahan (cuaca, suhu, dan media) bakal turun.

PESTISIDA

  • Pestisida bisa digunakan jika hama dirasa sangat mengganggu dan dikhawatirkan menular ke anggrek lain. Gunakan sesuai dengan dosis dan aturan pemakaian.

Cermat Memilih dan Merawat Anggrek, Jangan Pilih Yang Cabutan