Jelang Satu Abad, NU Jatim Target Miliki 100 Rumah Sakit

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Jelang Satu Abad, NU Jatim Target Miliki 100 Rumah Sakit


JawaPos.com- Usia jamiyah Nahdlatul Ulama (NU) genap satu abad pada 2026 mendatang. Menyongsong masa 100 tahun itu, PWNU Jatim sudah menyusun lima gerakan. Salah satu di antaranya pembagunan 100 rumah sakit (RS) atau fasilitas kesehatan (faskes) yang tersebar di Jatim.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua PWNU Jatim Dr H. Ma’ruf Syah ketika menghadiri pembukaan konferensi cabang PCNU Gresik di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Ihsan, Menganti, Minggu (5/12). ‘’Kita sudah mulai dari Banyuwangi, Pacitan, dan lainnya. Termasuk insya Allah Gresik,’’ ujarnya.

Advokat senior itu mengungkapkan, pihaknya sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak tentang pembangunan RS di Gresik tersebut. Rencananya, RS itu akan dibangun di wilayah selatan. Namun, catatannya harus langsung memakai nama RSNU. Bukan dengan nama lain. ‘’Nggak usah tanggung-tanggung. Bupatinya NU. Apalagi wakil bupatinya,’’ katanya.

Dia juga mendengar nanti Pemkab Gresik juga akan mendirikan RSUD baru di Gresik selatan. Ma’ruf menyebut hal itu tidak ada masalah. ‘’Bersaing memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Nanti kira-kira mana yang lebih berkualitas. Nah, ini menjadi tugas ketua PCNU Gresik terpilih,’’ tegasnya.

Di hadapan ribuan peserta dan undangan Konfercab, Ma’ruf juga menyatakan RSI Nyai Ageng Pinatih Gresik juga sudah menjadi milik PCNU Gresik. ‘’Soal strukturnya bagaimana dan seperti apa, akan diatur. Insya Allah aman. Kebetulan saya ada di situ, jadi pengurusnya,’’ ungkap tokoh asal Kedamean, Gresik, itu.

Gerakan menyongsong satu abad NU lainnya adalah pendataan anggota dan penataan aset. Dia menegaskan, gerakan itu harus tuntas sebelum umur NU satu abad. ‘’Gerakan pendataan anggota dan penataan aset tersebut harga mati. Sudah tidak ada konflik semua. Aset NU di Jatim kalau ditata, maka jumlahnya lebih besar dari Singapura,’’ katanya.

Tiga gerakan lainnya adalah ekonomi, pendidikan, dan literasi. ‘’Kalau soal ekonomi dan pendidikan, silakan PCNU membahasnya nanti lebih detil. Yang jelas, gerakan ini harus kita sosialisasikan sampai ke ranting-ranting dengan tulus ikhlas,’’ harap Ma’ruf.

Selain menyongsong satu abad NU, gerakan itu sekaligus menghadapi bonus demografi di Indonesia. Yakni, penduduk usia muda atau produktif jauh lebih banyak. Bahkan, jumlahnya lebih dari 50 persen. ‘’Berkah dari Allah SWT berupa bonus demografi ini kita juga harus ikut mempersiapkan,’’ katannya.

Dia mencontohkan, mahasiswa setelah lulus kuliah mereka harus kemana. Nah, kalau tidak dipersiapkan, bukan tidak mungkin justru menjadi masalah baru. Sebaliknya, jika kekuatan bonus demografi itu sudah dipersiapkan, terutama oleh NU, maka generasi produktif itu akan menjadi kekuatan luar biasa untuk kemajuan bangsa ini.

Dalam kesempatan itu, Ma’ruf juga menyinggung soal ketegangan menjelang muktamar ke-34 NU di Lampung. Dia menegaskan, belajar dari sejarah panjang NU, persolan dan perbedaan itu biasa. ‘’Perbedaan ulama itu rahmat. Seperti sebelum-sebelumnya, akan ada hikmah luar biasa di balik itu semua,’’ jelasnya.

Sebelumnya, saat membuka Konfercab PCNU Gresik tersebut, Bupati Fandi Akhmad Yani juga menyampaikan beberapa hal tentang tantangan ke depan. Baik masalah pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan teknologi. Yang jelas, zaman saat ini telah berubah. Karena itu, NU juga harus beradaptasi mengikuti perubahan itu.

Bupati alumnus Unair itu juga sempat menyinggung kiprah MWC NU Bungah sebagai salah satu contoh positif bagi MWC lain, yang berani memulai sesuatu yang baru. ‘’Dan, alhamdulillah berjalan. Tidak banyak pertimbangan. Pokoke urunan, duite ngumpul, diniati, mbangun,’’ ujarnya.

Tapi, lanjut dia, jika kebanyakan rapat, usulnya banyak, tidak ikut urunan juga, maka biasanya sulit terealisasi. ‘’Rapatnya seminggu tiga kali, ngomonge buanter pisan. Ada tah yang seperti itu?’’ kata Yani.


Jelang Satu Abad, NU Jatim Target Miliki 100 Rumah Sakit