Penyebaran Paham Radikalisme Berbungkus Agama Masih jadi Ancaman

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Penyebaran Paham Radikalisme Berbungkus Agama Masih jadi Ancaman


JawaPos.com – Koordinator Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal menuturkan, penyebaran paham radikalisme dan terorisme berbungkus agama masih jadi ancaman serius bagi bangsa Indonesia. Beragam upaya perlu dilakukan untuk menangkalnya, di antaranya melalui lembaga pendidikan.

Syukron mengatakan salah satu upaya mencegah berkembangnya paham radikalisme dan terorisme berkedok agama adalah dengan melibatkan santri. Dia mengajak para santri untuk menjadi garda terdepan menyampaikan pesan Islam yang moderat, ramah, damai, serta membawa rahmat untuk alam.

’’Sampai saat ini, penyebaran paham radikalisme atas nama agama masih marak dalam berbagai bentuk. Termasuk di dunia maya,’’ kata Syukron dalam keterangannya Senin (6/12).

Dia prihatin masih banyak orang yang terbuai dan terdoktrinisasi dengan penyebaran paham radikalisme dan terorisme tersebut.

Menurutnya masih adanya masyarakat yang terbuai dan terdoktrinisasi itu karena minimnya pemahaman terhadap prinsip-prinsip agama, khususnya agama Islam yang rahmatan lil alamin. Syukron mengatakan paham radikalisme, ekstremisme, dan terorisme sangat bertolak belakang dengan ajaran Islam. Sebab ajaran agama Islam adalah membawa rahmat untuk seluruh alam raya.

’’Sementara itu radikalisme dalam bahasa Arab disebut syiddah attanatu yang memiliki arti keras, eksklusif, berpikiran sempit, rigid, serta memonopoli kebenaran,’’ terangnya.

Persoalan masih menyebarnya paham radikalisme dan terorisme tersebut sebelumnya diulas dalam seminar deradikalisasi yang digelar di Pondok Pesantren Sirojul Huda, Kota Bogor, Jawa Barat pada Minggu (5/12). Seminar ini mengambil tema Islam Berantas Radikalisme dan Terorisme untuk Indonesia yang Lebih Baik.

Lebih lanjut Syukron menuturkan orang yang memiliki paham radikal adalah orang berpikiran sempit. Serta memiliki pikiran yang kaku dan bersifat eksklusif dalam memahami Islam. ’’Apa-apa dianggap sesat, kafir, takfiri, bahkan punya pikiran harus diperangi,’’ tuturnya.

Syukron menjabarkan fakta sejarah pada tahun 35 Hijriyah, Khalifah Usman Ibnu Affan terbunuh secara mengenaskan oleh sekelompok umat Islam yang ekstrem. Khalifah Ali Ibnu Abi Thalib juga terbunuh oleh kalangan ekstrem. Dari fakta tersebut, Syukron menegaskan bahwa faham-faham radikalisme, ekstremisme dan terorisme itu adalah racun atau virus dalam Islam. Sifatnya yang merusak dari dalam termasuk pada tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dia menegaskan umat Islam harus menjunjung toleransi. Kemudian juga nilai-nilai kemanusiaan di tengah kemajemukan berbangsa di Indonesia. ’’Ayo saya mengajak untuk berjihad menegakkan panji-panji Islam yang rahmatan lil alamin,’’ pungkasnya.


Penyebaran Paham Radikalisme Berbungkus Agama Masih jadi Ancaman