Tommy Sugiarto: Kalau Dibilang Kecewa, Saya yang Paling Kecewa

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Tommy Sugiarto: Kalau Dibilang Kecewa, Saya yang Paling Kecewa


JawaPos.com-Tommy Sugiarto sebenarnya sangat antusias untuk berpartisipasi pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2021 di Huelva, Spanyol.

Semua hal sudah dia persiapkan untuk bertarung pada ajang yang berlangsung pada 12 sampai 19 Desember itu. Mulai kualitas permainan di lapangan, sampai segala perkara yang terkait dengan urusan administrasi.

Tommy sudah siap terbang. Bahkan, dia sudah mengantongi visa, membeli tiket pesawat, dan mem-booking hotel selama di Huelva. Dia juga telah bersiap untuk menghadapi tunggal asal Sri Lanka Niluka Karunaratne pada babak pertama.

Namun, pada Minggu (5/12), Tommy sangat terkejut. Yakni ketika salah seorang petugas administasi PP PBSI mengabarkan kepadanya bahwa tim nasional Indonesia membatalkan keberangkatan mereka ke Spanyol.

“Saya bingung,” kata Tommy kepada JawaPos.com (8/12).

“Saya tanyakan alasannya, katanya pembatalan ini akibat varian baru Omicron itu. Dia lalu melemparkan ke saya apakah saya berangkat atau tidak. Saya ingin berangkat. Tetapi kalau saya berangkat sendiri, takutnya tidak ada yang bertanggung jawab kalau terjadi apa-apa. Saya tidak tidak punya teman di sana. Ini dilema bagi saya,” tambah pemain berusia 33 tahun itu.

“Saya kan sudah di luar (Pelatnas PP PBSI, Red). Tetapi, saya tetap berada di bawah nauangan federasi, pendaftaran ikut turnamen juga dari PBSI. Jadi bisa dikatakan saya bukan profesional murni, tetapi semi-pro. Saya pengen berangkat. Tetapi ya itu, tidak ada yang membantu saya jika terjadi apa-apa di sana (Spanyol),” kata Tommy lagi.

Sebagai pemain yang berada di luar pelatnas PP PBSI, Tommy mengatakan bahwa mengikuti kejuaraan dunia merupakan sebuah kebanggaan besar. Undangan dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) dia sambut dengan antusiasme dan semangat tinggi. Sebab, tidak semua pemain bulu tangkis di dunia ini, bisa berlaga pada ajang bergengsi itu.

Bagi Tommy, ajang ini istimewa. Dan salah satu puncak kariernya adalah ketika Tommy meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 2014 di Copenhagen, Denmark.

Tetapi, pada edisi 2021 ini, selain kecewa karena tidak ikut turnamen, mantan pemain nomor tiga dunia itu juga kehilangan uang hotel dan tiket pesawat. Semua uang itu, dia rogoh dari kocek pribadinya. Ini berbeda dengan para pemain pelatnas yang semua urusan administrasi dan keuangan ditanggung seluruhnya oleh PP PBSI.

“Tiket dan hotel sudah saya bayarkan semuanya. Saya tanyakan apakah bisa di-refund, ternyata cuma tiket pesawat yang bisa di-refund. Tetapi tidak bisa balik seluruhnya, tidak bisa balik 100 persen,” kata Tommy.

“Tetapi di atas itu semua, bermain di kejuaraan dunia bagi saya adalah kebanggaan. Walaupun memang tidak ada hadiah uangnya,” imbuhnya.

Tommy Sugiarto saat berlaga di semifinal BWF Superseries Finals 2013 di Kuala Lumpur. (Mohd Rasfan/AFP)

Hari ini, secara resmi, PP PBSI mengumumkan menarik diri dari Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2021 di Huelva, Spanyol. Sebanyak 13 wakil Indonesia dipastikan batal berangkat.

Dalam siaran pers resminya, Ketua Harian PP PBSI Alex Tirta beralasan bahwa ini berkaitan dengan merebaknya varian virus Omicron. Jadi, PP PBSI berkepentingan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan para atlet.

Menurut Alex lagi, keputusan menarik diri ini sudah disetujui oleh Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky mengatakan bahwa pihaknya tidak mau mengambil risiko. “Keselamatan dan kesehatan atlet lebih utama. Para pemain juga sudah kami ajak berdiskusi dan mereka setuju untuk menarik diri dari Kejuaraan Dunia,” kata Rionny.

Tommy sendiri bisa mengerti dengan alasan tersebut. Walaupun itu memang dalih yang agak aneh. Sebab dia mendapatkan tawaran untuk tetap berangkat ke Spanyol. Selain itu, ganda campuran dari PB Djarum Dejan Ferdiansyah/Serena Kani akhirnya tetap terbang ke Spanyol dini hari nanti (9/12). Dejan/Serena menjadi satu-satunya wakil Indonesia pada ajang tersebut.

Padahal, menurut Tommy, kalau sudah di luar negeri, semua pemain harusnya mambawa nama Indonesia. Jadi, status sebagai pemain klub sudah tidak relevan. Artinya, kalau tim pelatnas Indonesia memutuskan mundur karena alasan takut kepada Omicron, PP PBSI juga idealnya melarang dengan tegas keberangkatan semua atlet Indonesia ke Spanyol.

“Tetapi sebagai atlet, saya ikut saja. Saya tahu pemain pelatnas kecewa. Apalagi bagi pemain top yang memiliki kans besar menjadi juara dunia. Tetapi kalau ngomong kecewa, saya yang paling kecewa karena uang saya sebagian sudah hilang,” kata Tommy. “Namun, saya ikuti rule saja,” tambahnya.

Tommy menuturkan, ketika mendengar soal pembatalan keberangkatan tim Indonesia ke Huelva, dia sempat berkonsultasi dengan pemain ganda putra Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan. Sebab, mereka sama-sama pemain profesional. Walaupun, memang, Hendra dan Ahsan masih berlatih di Pelatnas PP PBSI. Hendra dan Ahsan, ucap Tommy, juga menerima keputusan PP PBSI.

Saat ditanyakan apakah alasan PP PBSI soal ketakutan kepada Omicron itu masuk akal, Tommy menolak berpendapat.

“Saya tidak bisa beropini dan masuk ke dalam hal yang politis. Saya masih atlet aktif dan masih berkorelasi dengan lembaga. Senang atau tidak senang, saya akan menerimanya,” ucap Tommy. “Kalau saya sudah tidak menjadi atlet, mungkin saya lebih bebas untuk membicarakan ini,” tambah Tommy lantas tertawa.


Tommy Sugiarto: Kalau Dibilang Kecewa, Saya yang Paling Kecewa