Gubernur Ridwan Kamil Pastikan Perlindungan Santri Korban Perkosaan

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Gubernur Ridwan Kamil Pastikan Perlindungan Santri Korban Perkosaan


JawaPos.com–Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan santriwati yang menjadi korban perkosaan di salah satu pesantren di Kota Bandung, mendapatkan perlindungan dan pendampingan dari tim ahli.

”Anak-anak santriwati yang menjadi korban sudah dan sedang diurus Tim DP3AKB Provinsi Jawa Barat untuk trauma healing. Disiapkan pola pendidikan baru sesuai hak tumbuh kembangnya,” kata Ridwan Kamil seperti dilansir dari Antara di Bandung.

DP3AKB Jabar melalui UPTD PPA Jabar bersama Polda Jabar dan LPSK sudah melakukan berbagai upaya perlindungan. Mulai dari pendampingan psikologis, pendampingan hukum, upaya pemenuhan hak-hak pendidikan, reunifikasi kepada keluarga, sampai pelaksanaan reintegrasi.

Selain itu, DP3AKB bersama Polda Jabar dan LPSK berkomitmen untuk menangani kasus pemerkosaan tersebut dengan mengedepankan asas perlindungan anak. Harapannya, hak-hak korban, baik secara hukum, psikologis, sosial, dan pendidikan, dapat terpenuhi.

Ridwan Kamil pun meminta kepada forum institusi pendidikan dan forum pesantren untuk saling mengingatkan apabila ada praktik-praktik pendidikan di luar kewajaran.

”Juga agar aparat setempat di level desa/kelurahan agar selalu memonitor setiap kegiatan publik yang berada di wilayah kewenangannya,” ujar Ridwan kamil.

Dia juga berharap pelaku mendapatkan hukuman seberat-beratnya sesuai aturan. ”Pelaku sudah ditangkap polisi dan sedang diadili di pengadilan. Semoga pengadilan bisa menghukum seberat-beratnya dengan pasal sebanyak-banyaknya kepada pelaku yang biadab dan tidak bermoral ini,” ucap Ridwan Kamil.

Sementara itu, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut melakukan pendampingan terhadap 11 santriwati warga Garut korban tindak asusila oknum guru pesantren di Kota Bandung, Jawa Barat. Itu dilakukan agar para korban tidak mengalami trauma berkepanjangan sehingga tetap memiliki semangat hidup.

”Mereka sudah dalam pendampingan kami, sekarang mereka sudah dengan orang tuanya,” kata Ketua P2TP2A Kabupaten Garut Diah Kurniasari.

Dia menuturkan, korban tindak asusila oleh guru di Bandung tersebut bukan hanya warga Garut. Melainkan ada dari daerah lain. Dilaporkan ada 21 orang, dengan kondisi ada yang hamil maupun sudah melahirkan.

Khusus korban asal Garut, kata dia, yang sudah melahirkan sebanyak delapan orang. Semuanya tinggal dengan orang tuanya berikut mendapatkan pendampingan dari tim P2TP2A Garut.

”Kami sudah beberapa kali datang melakukan pendampingan, apabila ada yang tidak sanggup mengurusnya kami coba menawarkan untuk dirawat oleh kami,” tutur Diah.

Dia mengungkapkan, kasus tersebut berhasil terungkap setelah adanya orang tua korban melapor ke polisi, kemudian diproses hingga pelakunya diadili. ”Hingga saat ini, upaya pendampingan masih terus berjalan berupa pendampingan korban dalam menghadapi persidangan,” terang Diah.

Selain melakukan pendampingan kesehatan dan hukum, lanjut dia, pihaknya berusaha membantu korban yang masih usia sekolah untuk bisa kembali sekolah maupun melanjutkan kuliah.

Selama itu, menurut dia, tim dari P2TP2A Garut akan terus menjalin komunikasi dengan orang tua korban dan memantau langsung setiap perkembangan korban. ”Meski para korban telah kembali ke rumah masing-masing dan tinggal bersama orang tuanya, pemantauan para korban terus dilalukan lewat komunikasi dengan orang tua korban dan korban,” kata Diah.


Gubernur Ridwan Kamil Pastikan Perlindungan Santri Korban Perkosaan