WHO: Kematian Covid-19 Bisa 2 Kali Lipat Sebelum Vaksin Ditemukan

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

WHO: Kematian Covid-19 Bisa 2 Kali Lipat Sebelum Vaksin Ditemukan


JawaPos.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan prediksi jumlah kematian akibat Covid-19. Angka kematian akibat Covid-19 bisa 2 kali lipat sebelum vaksin ditemukan.

Data Worldometers menyebutkan jumlah kematian global saat ini hampir mencapai 1 juta orang. Jumlah itu bisa 2 kali lipat sebelum vaksin ditemukan.

Kepala Darurat WHO Dr Mike Ryan, mengatakan, angka tersebut bisa lebih tinggi tanpa tindakan bersama secara global. Infeksi virus terus meningkat, dengan 32 juta kasus dikonfirmasi secara global. Apalagi menjelang musim dingin.

Sejauh ini, AS, India, dan Brasil telah mengonfirmasi kasus terbanyak, mencatat lebih dari 15 juta kasus positif. Tetapi dalam beberapa hari terakhir, telah terjadi lonjakan infeksi di seluruh Eropa. Kondisi ini mendorong peringatan penguncian nasional serupa dengan yang diberlakukan pada puncak gelombang pertama pandemi.

“Secara keseluruhan di wilayah Eropa, kami melihat peningkatan penyakit yang mengkhawatirkan,” kata Dr. Ryan tentang lonjakan kasus yang nyata di Eropa seperti dilansir dari BBC, Minggu (27/9).

Dia mendesak orang Eropa untuk bertanya pada diri mereka sendiri apakah mereka telah mematuhi protokol kesehatan. Lalu apakah sudah melakukan seperti pengujian dan penelusuran, karantina dan jarak sosial.

“Penguncian atau lockdown merupakan pilihan terakhir. Dan untuk berpikir bahwa kita harus kembali pada pilihan terakhir pada bulan September ini, itu pemikiran yang cukup serius,” kata Dr Ryan kepada wartawan di markas besar WHO di Jenewa.

“Bukan tidak mungkin (mencapai 2 juta kematian sebelum vaksin ditemukan),” tambahnya.

Menurutnya vaksin yang efektif mungkin tidak cukup untuk mencegah kematian melebihi dua juta. “Apakah kita siap melakukan apa yang diperlukan untuk menghindari angka itu?,” tukasnya.

Di seluruh dunia, pedoman jarak sosial yang lebih ketat dan pembatasan bisnis diberlakukan untuk mengekang lonjakan kedua. Ahli Penyakit Menular AS Dr Anthony Fauci, mengatakan gelombang pertama pandemi belum berakhir di AS, karena infeksi belum cukup menurun sejak awal wabah.

“Daripada mengatakan, ‘gelombang kedua,’ apakah kita siap menghadapi tantangan musim gugur dan musim dingin?”, kata Dr Fauci kepada CNN.

Saksikan video menarik berikut ini:

 


WHO: Kematian Covid-19 Bisa 2 Kali Lipat Sebelum Vaksin Ditemukan