Waduh, Kasus Covid-19 di Mimika Dalam Kondisi Gawat Darurat

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Waduh, Kasus Covid-19 di Mimika Dalam Kondisi Gawat Darurat


JawaPos.com–Penularan Covid-19 di wilayah Kabupaten Mimika, Papua, sudah dalam kondisi gawat darurat. Angka kenaikan kasus terus melonjak setiap hari.

”Kondisi di Mimika hari ini (29/9) sudah darurat. Berdasar laporan Direktur RSUD Mimika dan Direktur RSMM Timika, jumlah pasien Covid-19 meningkat dari rata-rata sebelumnya 15 orang per hari menjadi 20 orang per hari. Hal itu membuat fasilitas, terutama tempat tidur di rumah sakit penuh,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika Reynold Ubra seperti dilansir dari Antara di Timika, Selasa (29/9).

Dia mengatakan, sesuai laporan pihak RSUD Mimika, saat ini ruang ICU sudah ditutup untuk dialihfungsikan melayani pasien Covid-19 dengan kondisi sedang hingga berat. Sementara ruang isolasi tekanan positif dan tekanan negatif RSUD yang menampung 63 pasien Covid-19 juga sudah penuh. Kondisi sama juga terjadi di RSMM Timika, salah satu rumah sakit swasta yang juga menangani pasien Covid-19. Adapun di selter Wisma Atlet Mimika Sport Complex saat ini menampung 70 pasien Covid-19 dengan kondisi dan gejala ringan.

Menurut dia, yang paling kritis saat ini yaitu kebutuhan gas medis. Kebutuhan per hari gas medis di RSUD Mimika dan RSMM Timika sebelum ada pandemi Covid-19 sekitar 20 tabung. Saat ini, kebutuhan per hari melonjak sampai 60 tabung.

”Produksi gas medis itu juga terbatas. Apakah sekarang Timika dalam kondisi darurat? Ya, kondisi kita sekarang seperti itu,” kata Reynold.

Untuk mengurangi beban kedua rumah sakit itu, kata dia, Dinkes Mimika berupaya melakukan rekayasa pelayanan kesehatan. Sehingga pasien Covid-19 tidak harus semuanya dirawat di rumah sakit. Namun bisa juga ditangani di puskesmas.

”Kami sudah melakukan pertemuan dengan puskesmas-puskesmas di zona merah dan kuning untuk meminta mereka membuka pelayanan ke luar,” ujar Reynold Ubra.

Beban pelayanan kesehatan yang meningkat pada kedua rumah sakit itu, kata dia, bukan hanya lantaran seluruh tempat tidur di ruang isolasi sudah terisi penuh pasien Covid-19, tetapi juga menyangkut kondisi mental, psikologis para tenaga kesehatan baik dokter, para medis, maupun penunjang medis.

”Dalam kondisi pasien menumpuk membuat beban kerja petugas kesehatan tambah berat. Kami tidak mau tenaga kesehatan kami yang jumlahnya sudah sangat terbatas ikut terpapar,” ucap Reynold Ubra.

Salah satu puskesmas di Mimika yang akan dipersiapkan menjadi rumah sakit darurat penanganan pasien Covid-19 dengan kondisi sedang yaitu Puskesmas Mapurujaya, Distrik Mimika Timur. Fasilitas di Puskesmas Mapurujaya cukup memadai dan bisa menampung hingga 25 orang pasien.

”Dinkes Mimika akan menempatkan dua tenaga dokter di Puskesmas Mapurujaya, salah satu di antaranya yaitu dokter spesialis penyakit dalam. Intinya kami akan membuat rekayasa agar pasien dengan gejala sedang tidak memenuhi rumah sakit sehingga pasien dengan gejala berat bisa tertolong. Kami tidak menghendaki orang yang sebetulnya bisa ditolong tapi akhirnya tidak bisa tertolong sampai dibiarkan meninggal dunia karena semua orang menumpuk di rumah sakit,” terang Reynold Ubra.

Hingga Senin (28/9) jumlah warga Mimika yang telah terpapar Covid-19 sudah mencapai 1.505 orang. Adapun pasien sembuh mencapai 1.018 orang, pasien meninggal sebanyak 16 orang, sementara pasien aktif baik yang sedang menjalani perawatan dan isolasi di rumah sakit, shelter maupun isolasi mandiri di rumah sebanyak 471 orang.

Saksikan video menarik berikut ini:


Waduh, Kasus Covid-19 di Mimika Dalam Kondisi Gawat Darurat