Sisi Lain Pengundian Nomor Urut Paslon Pilwali Surabaya

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Sisi Lain Pengundian Nomor Urut Paslon Pilwali Surabaya


Tahapan pengundian nomor urut paslon Pilwali Surabaya 2020 berjalan cukup lancar kemarin (24/9). Protokol kesehatan diterapkan dengan ketat. Memang ada saja pendukung paslon yang curi-curi kesempatan. Tapi, sikap cekatan aparat bisa mengurai massa dengan efektif.

UMAR WIRAHADI, Surabaya

Suara dari megafon itu tak henti-hentinya menyalak. Setiap ada kerumunan orang, pemilik suara perempuan tersebut langsung berteriak keras. ”Ayo bapak-bapak bubar. Bubar. Acara sudah selesai. Silakan cepat tinggalkan hotel,” teriaknya.

Pemilik suara itu adalah seorang polwan bernama Iptu Ufiana. Perwira pemilik dua balok di pundak tersebut memang ditunjuk sebagai komandan tim (Dantim) Srikandi Polrestabes Surabaya.

Khusus kemarin, dia bertugas meneriaki siapa saja yang terlihat berkerumun. ”Saya tidak peduli paslon sekalipun. Kalau melanggar, saya tegur,” kata Iptu Ufiana.

Dia memang ditugasi langsung oleh Kapolrestabes Surabaya Kombespol Johnny Eddizon Isir dalam kegiatan itu. Misinya, semua orang yang berada di area Hotel Singgasana bisa menaati protokol kesehatan. Khususnya menjaga jarak dan disiplin mengenakan masker. Sepanjang acara mulai pukul 13.00 hingga 15.00, megafon tak pernah berpindah dari tangannya.

Berkat teriakan Iptu Ufiana, kegiatan pengundian nomor urut paslon sebagai salah satu tahapan dalam pilkada berjalan cukup lancar. Semua orang berupaya menaati protokol kesehatan.

Setelah acara, memang ada sejumlah massa pendukung dari kedua paslon. Begitu keluar dari area pengundian nomor urut, massa itu langsung menyambut jagoannya. Mereka meneriakkan yel-yel kemenangan sambil menyebut nomor urut paslon. Tak lupa, mereka berfoto sambil membentangkan spanduk bergambar paslon berikut nomor urutnya. ”Ayo foto sebentar, Pak,” ujar salah seorang pendukung Eri-Armudji.

Namun, prosesi itu dilakukan sementara dan buru-buru. Sebab, polisi terus berteriak agar tidak membuat kerumunan. Mereka juga diminta segera meninggalkan area Hotel Singgasana.

Pendukung paslon Machfud-Mujiaman juga mencuri-curi waktu bertemu jagoannya. Begitu Machfud dan Mujiaman keluar dari area pengundian nomor urut, massa berseragam putih-putih yang menamakan diri tim pemenangan Suramadu langsung menyambut histeris. ”Nomor 1 dibuka, nomor 2 dicoblos…!!!” teriak mereka. Itu merujuk pada Machfud-Mujiaman yang mendapat nomor urut 2. Tidak lupa, mereka juga berfoto dengan tergesa-gesa. ”Iya, harus cepat-cepat. Banyak polisi. Khawatir malah jadi masalah,” tutur Bagiyono, salah seorang pendukung Machfud-Mujiaman.

Kapolrestabes Surabaya Kombespol Johnny Eddizon Isir menyampaikan, pihaknya menurunkan 350 personel untuk menjaga pelaksanaan undian nomor urut di Hotel Singgasana. Sasaran utamanya adalah membubarkan kerumunan massa di area hotel. Juga mencegah massa pendukung paslon melakukan arak-arakan. ”Syukurlah, tidak sampai ada arak-arakan,” tuturnya.

Kepolisian, lanjut dia, sangat berharap kedua paslon bisa bekerja sama. Yaitu, dengan tidak mengerahkan massa. Cara itu bisa memberi contoh yang baik kepada masyarakat dan pendukungnya. ”Paslon harus sadar kalau kita sedang berhadapan dengan pandemi,” imbuhnya.

Di luar aksi sejumlah pendukung, penerapan protokol kesehatan selama pelaksanaan undian nomor urut kemarin cukup efektif. Salah satu perubahan yang paling mencolok adalah pengurangan orang di area tempat pengundian nomor urut paslon.

Awalnya, masing-masing pihak paslon dijatah enam orang yang boleh masuk. Yaitu, paslon yang terdiri atas calon wali kota dan calon wakil wali kota, seorang tim kampanye, satu orang tim penghubung, dan dua orang dari perwakilan parpol pengusung.

Namun, mendadak terjadi perubahan aturan. Dini hari kemarin KPU Surabaya baru menerima perubahan peraturan. Yaitu, terbitnya Peraturan KPU Nomor 13/2020 tentang Perubahan Kedua atas PKPU Nomor 6/2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease (Covid-19). Melalui PKPU Nomor 13/2020 itu, jumlah orang yang menyertai paslon hanya satu orang dari tim kampanye.

”Kami langsung sampaikan ke semua paslon. Sehingga undangan awal itu kami tarik kembali. Kami paham pengurangan orang ini untuk mencegah adanya klaster baru Covid-19,” tutur Komisioner KPU Divisi Teknis Penyelenggaraan Soeprayitno.


Sisi Lain Pengundian Nomor Urut Paslon Pilwali Surabaya