Tolak Mapel Sejarah Dihapus, PGRI: Jangan Buat Lupa Jati Diri Bangsa

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Tolak Mapel Sejarah Dihapus, PGRI: Jangan Buat Lupa Jati Diri Bangsa


JawaPos.com – Wacana penghapusan wacana mata pelajaran (mapel) Sejarah menimbulkan berbagai penolakan dari para pemangku kepentingan di dunia pendidikan. Salah satunya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi pun mengatakan, pihaknya menolak rencana yang asal tersebut. Sebab mapel sejarah sendiri berkontribusi penting untuk memberikan pemahaman nilai perjalanan suatu bangsa kepada generasi selanjutnya.

“PGRI menolak rencana menghapus pelajaran sejarah di jenjang SMA dan SMK. Pelajaran sejarah sangat penting bagi pembentukan peserta didik yang berkarakter baik sesuai jati diri bangsa sesuai Pancasila dan UUD 1945,” ungkapnya tertulis kepada JawaPos.com, Senin (21/9).

“Pelajaran sejarah berkontribusi penting untuk memberikan pemahaman dan penanaman nilai perjalanan suatu bangsa kepada generasi selanjutnya sehingga terbentuk watak yang baik dari suatu bangsa. Jangan sampai generasi penerus melupakan jati diri dan identitas bangsanya,” sambung Unifah.

Kata dia, pendidikan harus dimaknai dalam pengertian yang lebih luas. Yakni pendidikan yang memanusiakan manusia. Tidak hanya berorientasi kepada menciptakan sumber daya manusia yang siap bersaing secara global saja.

“Pendidikan yang mengedepankan penanaman watak yang baik, budi pekerti sesuai jati diri bangsa, dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, berkebhinekaan global, berakar pada sejarah dan budaya bangsa,” tambahnya.

Selain itu, penanaman karakter yang baik meliputi jujur, disiplin, sederhana, kerja keras, berinisiatif, menerima perbedaan pendapat, mau berbagi dan adil, salah satunya dapat diperoleh dari pelajaran sejarah. Karena salah satu fungsi pelajaran sejarah adalah mengembangkan keteladanan dan karakter.

“Pelajaran sejarah berperan penting dalam mengembangkan jati diri bangsa, mengembangkan memori kolektif sebagai suatu bangsa, mengembangkan inspirasi, kreativitas, dan menanamkan nasionalisme yang produktif,” ujarnya.

Sebelumnya, Kemendikbud angkat bicara soal wacana penghapusan mata pelajaran (mapel) sejarah di sekolah. Penghapusan itu menuai kontroversi setelah Kemendikbud membahas wacana penyederhanaan kurikulum.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno mengatakan, pihaknya masih mengkaji rencana penyederhanaan kurikulum pendidikan. Tujaunnya, untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Saksikan video menarik berikut ini:

 


Tolak Mapel Sejarah Dihapus, PGRI: Jangan Buat Lupa Jati Diri Bangsa