Bangunan SD 011 Bontang Utara Ambruk, Siswa Belajar Diteras Kelas

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Bangunan SD 011 Bontang Utara Ambruk, Siswa Belajar Diteras Kelas


JawaPos.com – Tiga ruangan kelas di SD 011 Bontang Utara, kondisinya mengkhawatirkan. Bangunan panggung yang sebagian besar berbahan kayu tersebut roboh. Tempat belajar kelas 4, 5, dan 6 di Pulau Gusung, Kelurahan Guntung itu, lantainya menempel ke tanah.

Guru SD 011 Bontang Utara, Ismail mengatakan, kondisi ini terjadi sejak Sabtu (22/5) lalu. Namun, kemiringan tiang penyangga sudah terlihat sejak 2019. “Konstruksi bangunan memang sudah bergeser sejak 2019. Tambah hari terus miring,” kata Ismail dikutip dari Kaltim Pos (Jawa Pos Group).

Menurut Ismail, kondisi ini akibat abrasi air laut. Lokasi sekolah memang berada di bibir daratan. Di area tersebut sering terempas ombak besar ketika pasang. Situasi juga tidak enak dipandang mata. Sebab, saat air pasang, banyak tumpukan sampah tersangkut di area sekolah itu.

Praktis, robohnya ruangan ini mengakibatkan lantai tergenang ketika air pasang tiba. Pihak sekolah pun telah bergerak cepat dengan menyelamatkan sarana kegiatan belajar-mengajar (KBM). Meski demikian, masih ada yang mengalami kerusakan.

“Kursi, meja, dan lemari sudah sebagian kami pindahkan. Tetapi, enam lemari dari serbuk kayu hancur. Sebagian buku juga rusak,” ucapnya.

Tak hanya itu, guru terpaksa menggelar proses KBM di teras kelas. Terhitung sejak akhir 2020 lalu. Karena kondisinya sudah semakin parah. Termasuk penggunaan balai pertemuan umum (BPU) milik kampung setempat.

Sesungguhnya, pihak sekolah telah mengajukan permohonan untuk relokasi bangunan sejak 2019. Mereka berkirim surat ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Lokasi yang dipilih di dekat pelabuhan Gusung. Setahun berselang pihak sekolah menjadi delegasi saat musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang).

“Langsung ditanggapi oleh wali kota dan menjadi prioritas utama. Selanjutnya, turun tim dari Disdik melihat kondisi itu. Perencanaan dan gambarnya sudah ada,” sebutnya.

Lokasi itu dipandang sangat aman dan nyaman. Pasalnya, tidak langsung terkena arus ombak besar. Ditambah pemandangan akan terlihat indah ketika masuk kawasan Gusung karena langsung melihat bangunan sekolah. “Jadi, bisa menjadi ikon Gusung,” terangnya.

Akan tetapi kondisi keuangan daerah sedang tak sehat, apalagi masuk pandemi Covid-19. Sehingga rencana relokasi tertunda. Ismail memaparkan sekolah ini dibangun pada 2002. Mulanya hanya ada tiga ruang kelas dan ruang guru. Bersumber dari CSR salah satu perusahaan di Kota Taman.

Kemudian pembangunan dilanjutkan dengan sumber anggaran sama berupa tiga ruangan kelas tiga tahun kemudian.

Guru kelas dua ini memaparkan, renovasi sudah terjadi dua kali. Menyasar perbaikan tiang penyangga, atap, dan pengecatan dinding. Ia tidak mengetahui persis berapa nominal anggaran yang dikucurkan. Tetapi, itu bersumber dari APBD Bontang.

Dengan kondisi ini, pihak sekolah meminta agar proses pembangunan di tempat baru segera dimulai. Paling utama ialah bangunan ruangan kelas. Prasarana lainnya dapat menyusul. Berdasarkan gambar perencanaan nantinya dilengkapi enam ruangan kelas, ruang guru, perpustakaan, kantin, toilet, dan lapangan upacara.

“Berapa pun dibangun terlebih dahulu, karena kesulitan proses KBM. Kalau yang lainnya belum, biar saja dulu. Kalau bisa tahun ini. Alangkah baiknya keseluruhan,” pintanya.

Sementara Kepala Disdikbud Akhmad Suharto, membenarkan tahun 2020 sudah disiapkan perencanaan pembangunan sekolah baru. Kebutuhan anggaran mencapai Rp 5 miliar. “Tetapi, tidak muncul anggarannya hingga tahun ini,” kata pejabat yang akrab disapa Harto ini.

Menurutnya, proses kegiatan belajar-mengajar dalam waktu dekat akan memakai BPU Gusung. Bila BPU digunakan, maka dialihkan ke tiga gazebo di kawasan tersebut. “Namanya sementara tentu kondisinya tidak membuat nyaman. Tetapi, KBM harus tetap berjalan,” sebutnya.

Baca juga: 4 Tahun Tak Pernah Direhab, Ruang Kelas SDN Curahkalong 5 Ambruk

Diketahui, sekolah ini memiliki 64 peserta didik. Terhitung dari kelas 1 sampai 6. Selama pandemi, KBM tetap dilaksanakan secara tatap muka. Pasalnya, adanya keterbatasan fasilitas jaringan di lokasi tersebut. Meski demikian protokol kesehatan tetap dipatuhi oleh seluruh komponen.


Bangunan SD 011 Bontang Utara Ambruk, Siswa Belajar Diteras Kelas