Hanya Penyesalan yang Terlontar dari Mulut Ole Gunnar Solskjaer

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Hanya Penyesalan yang Terlontar dari Mulut Ole Gunnar Solskjaer


JawaPos.com – Hanya penyesalan yang terlontar dari mulut tactician Manchester United Ole Gunnar Solskjaer kemarin (27/5).

Andai Solskjaer menarik keluar David de Gea dan memasukkan Dean Henderson, mungkin cerita final Liga Europa 2021 di Stadion Miejski, Gdansk, bisa berpihak pada United.

Final harus dituntaskan melalui drama adu penalti yang ”komplet” alias semua pemain di lapangan mendapatkan kesempatan sebagai eksekutor. Dan, The Red Devils harus mengakui keunggulan Villarreal CF dengan skor 10-11 dengan De Gea gagal menjadi eksekutor ke-22.

Tendangan lemah kiper asal Spanyol itu ke sisi kanan gawang bisa dimentahkan oleh kiper Villarreal CF Geronimo Rulli. De Gea seolah melengkapi kegagalannya menggagalkan satu pun dari eksekutor El Submarino Amarillo.

Sejak 2016, De Gea tercatat tidak pernah melewati 36 tendangan penalti yang dihadapinya dengan satu pun keberhasilan. Itu termasuk lima kali musim ini.

’’Itu (mengganti De Gea dengan Henderson) sudah terlintas dalam pikiran saya. Tetapi, kami tetap percaya kepada David (De Gea),” ucap Solskjaer kepada Manchester Evening News.

Solskjaer memang berusaha mempersiapkan adu penalti ketika memasukkan Juan Mata dan Alex Telles di pengujung babak waktu tambahan atau menit ke-120+3’.

Mata dan Telles punya kemampuan bagus dalam mengeksekusi bola mati. Sayang, keputusan Solskjaer mempertahankan De Gea tidak terbayar.

’’Dalam pikiran saya, saya harus memainkan kiper yang bermain sampai laga berakhir. Meski, (hasilnya) ternyata mengecewakan,’’ imbuh pelatih yang masih nirgelar di musim ketiganya menangani United itu.

Ketimbang De Gea, Henderson punya rekam jejak sukses membendung tendangan penalti di Liga Europa musim ini. Yaitu, ketika meredam tembakan wide attacker Real Sociedad Mikel Oyarzabal dalam second leg babak 32 besar pada 26 Februari lalu. ”Saya harus mengakui, adu penalti seperti ini membutuhkan pemain dengan level terbaik,’’ kata Solskjaer.

Penampilan De Gea kemarin tak pelak membuat para mantan pemain United yang saat ini menjadi pandit berkomentar pedas. Salah seorang di antaranya adalah Paul Scholes.

”Sudah, saya tak mau lagi melihat rekor buruknya (dalam adu penalti). Jujur, saya hanya ingin mengatakan bahwa dia (De Gea) tidak seperti bersedia menyelamatkan setiap penalti,” tutur Scholes kepada BT Sport.

Rio Ferdinand yang juga pandit BT Sport kecewa dengan penampilan mantan klubnya saat melakoni adu penalti. ’’Bahkan, Villarreal lebih nyaman menjalaninya. Itu yang tidak saya lihat dari United sepanjang malam ini (kemarin, Red),” sahutnya.

Tudingan Scholes dan Ferdinand sepertinya terbantahkan kalau melihat di balik handuk merah De Gea kemarin. Dalam foto unggahan Marca, ada upaya De Gea (atau dari pelatih kiper United yang terdiri atas Richard Hartis dan Craig Mawson) berupa sontekan arah tembakan para pemain Villarreal CF.

Seperti menebak tembakan bek tengah Raul Albiol dan bek kanan Mario Gaspar yang sama-sama mengarah ke sisi kanan kiper. Untuk Mario benar, sedangkan Albiol mengarahkan ke sisi kiri De Gea.

Meski memiliki sontekan, tetap saja De Gea tidak mampu memaksimalkannya. Sebaliknya, entrenador Villarreal CF Unai Emery mengaku tidak menyiapkan para pemainnya untuk adu penalti.

”Sebelas algojo (penalti), sebelas gol! Berlatih (adu penalti, Red) pun tidak kami lakukan,’’ beber pelatih yang kini mengoleksi empat trofi juara Liga Europa itu kepada Diario AS.


Hanya Penyesalan yang Terlontar dari Mulut Ole Gunnar Solskjaer