Arema FC vs PSIS Semarang: “Pengadilan untuk si Pelanglang Buana

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Arema FC vs PSIS Semarang: “Pengadilan untuk si Pelanglang Buana


JawaPos.com – Jalan karier kepelatihan Eduardo Almeida mirip kompatriotnya, Andre Villas-Boas. Dimulai sejak usia muda dan tanpa rekam jejak sebagai pesepak bola profesional.

Seperti Villas-Boas yang memulainya nun di British Virgin Islands pada usia 21 tahun, Almeida mendapat pekerjaan pertamanya pada usia 23 tahun di Benfica U-16. Dia lalu melanglang buana, dimulai di Hongkong. Indonesia adalah negara kedelapan tempat dia berkarier.

Dan, bisa jadi pelatih 43 tahun tersebut harus mulai mencari persinggahan baru lagi, mungkin di negara yang berbeda. Itu bisa terjadi jika malam ini Arema FC yang dia tangani gagal menang melawan PSIS Semarang di Stadion Madya, Jakarta.

Sebab, manajemen klub berjuluk Singo Edan itu telah memberikan ultimatum. ’’Kami sudah memberi reaksi mengingatkan untuk segera evaluasi total,’’ kata Media Officer Arema FC Sudarmaji.

Maklum, dalam tiga laga BRI Liga 1 musim ini, Arema belum pernah menang. Kalah dua kali dan sekali imbang. ”Yang terburuk bisa saja permohonan untuk mundur atau pemecatan,” lanjut Sudarmaji.

Artinya, duel melawan PSIS bisa jadi ’’pengadilan” buat Almeida. Menang, vonis pemecatan dapat dihindari. Gagal menang, apalagi kalah, dia harus bersiap melanglang buana lagi.

Raihan Arema sejauh ini memang kontras dengan guyuran berbagai fasilitas kelas atas yang mereka terima di musim ini. Pemain asing pun punya jam terbang Eropa.

Tapi, Carlos Fortes yang didatangkan dari Portugal sejauh ini malah belum menyumbang satu gol pun. Kiper Adilson Maringa juga terus kebobolan dalam tiga laga.

Ultimatum dari manajemen itu, bagi Almeida, sesuatu yang wajar. ’’Saya juga tidak akan terpengaruh. Tetap fokus pada pertandingan,’’ ungkapnya.

Jika nanti Singo Edan tetap tidak bisa menang lawan PSIS, Almeida tidak mau memikirkannya. Manajemen punya hak untuk memecatnya. ’’Ya, semua keputusan ada di manajemen. Saya profesional, saat ini tidak mau memikirkan itu,’’ katanya.

Problem terbesar Singo Edan adalah penyelesaian akhir. Sebaliknya, tim yang akan mereka hadapi justru tim yang punya lini depan subur di bawah komando kapten Hari Nur Yulianto. Sudah enam gol mereka ciptakan dalam tiga laga. Atau rata-rata dua gol per laga.

’’Mereka (PSIS) tim bagus dengan komposisi banyak pemain muda berkualitas,” puji Almeida.

Jadi, kalau Almeida di Arema terancam, Imran Nahumarury yang baru berstatus karteker justru menuai banyak pujian atas performa tim asuhannya sejauh ini. Disiplin, agresif dengan determinasi tinggi.

Kunci suksesnya sejauh ini, kata Imran, adalah proses. Skuadnya berkembang tahap demi tahap. Dan, mereka tak pernah dibebani target tertentu ketika bertanding.

”Kami tidak berpikir harus memuncaki klasemen sementara,’’ paparnya.

Dia hanya mengatakan, tiap pertandingan adalah final. Jadi, pemain hanya diminta fokus dan bermain layaknya keluarga. ”Jika kerja keras, insya Allah hasil akan baik,’’ paparnya.

Itu pulalah yang dia tanamkan kepada para pemain jelang melawan Arema. Meski belum pernah menang, Singo Edan tetap sulit dibekuk. Materi pemain mereka, di atas kertas, kata Imran, juga lebih baik.

’’Tapi, kerja dan kemauan keras bisa menutupi berbagai kekurangan,’’ katanya.


Arema FC vs PSIS Semarang: “Pengadilan untuk si Pelanglang Buana