Aufarelia Erdhinatasya Putri, Siswi yang Menggagas Budi Daya Telang

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Aufarelia Erdhinatasya Putri, Siswi yang Menggagas Budi Daya Telang


Bagi banyak orang, tanaman telang masih terdengar asing. Namun, di tangan Aufarelia Erdhinatasya Putri, tumbuhan bernama Latin Clitoria ternatea itu bisa jadi produk UMKM yang menjanjikan. Hingga kini siswi SMPN 22 Surabaya tersebut sudah mendapatkan puluhan juta rupiah dari berjualan produk berbahan telang.

FAJAR ANUGRAH TUMANGGOR, Surabaya

AUFA terlihat girang saat merawat tanaman telangnya kemarin. Dia sesekali membersihkan sampah di dalam pot sembari menyiraminya. Telang telah menjadi bagian dari aktivitasnya sehari-hari.

Dari telang itu pulalah, dia belajar menjadi aktivis lingkungan. ”Saya mulai sejak awal Januari lalu. Telang ini saya budi dayakan karena banyak khasiatnya,” ungkap siswi kelas IX tersebut. Manfaatnya, antara lain, untuk melindungi seseorang dari infeksi serta menjaga kesehatan jantung.

Dia memulai usaha tersebut sejak awal 2020. Saat pandemi Covid-19 mulai menyerang berbagai belahan dunia. ’’Selang beberapa bulan, sekolah dialihkan ke pembelajaran daring. Dari situ, saya harus tetap berkreasi di tengah pandemi,” ujarnya.

Aufa mulai dengan membuat minuman herbal. Setelah itu, terus berlanjut ke pembuatan puding hingga nasi tumpeng. ”Sebenarnya, ini juga dibantu hobi saya yang suka masak,” katanya.

Pernah suatu ketika, Aufa mengikuti kontes memasak dengan bahan telang. Ternyata, warga dan dewan juri suka. Dari situlah, dia terus memperbanyak produk berbahan telang yang sudah mencapai 23 jenis saat ini. ’’Saya tidak capek-capek cari bahannya. Soalnya, tumbuh subur di sekitar kampung,” tutur dia.

Aufa kini sudah menghasilkan pendapatan hingga Rp 22.945.000. Dari penghasilan itu, dia sudah mengumpulkan keuntungan hingga Rp 6 juta. ”Sebenarnya, bukan uang yang jadi fokus utama. Itu hanya bonus. Intinya lebih ke masyarakat. Bagaimana mereka termotivasi,’’ ungkapnya.

Oleh karena itulah, Aufa rutin menggencarkan sosialisasi, baik secara personal maupun kelompok, dengan menggunakan berbagai platform. ”Saya mengunjungi warga door-to-door hingga sosialisasi via media sosial,” katanya.

Selain itu, untuk memudahkan warga mengetahui tanaman telang, fungsi, dan manfaatnya, dia membentuk QR code di tanaman tersebut. Tujuannya, lebih praktis. ’’Pakai aplikasi pembaca barcode, langsung muncul seluruh informasinya,” tutur dia.

Atas hal itulah, dia diganjar sebagai Runner-up I Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2021 yang diselenggarakan Tunas Hijau bersama Pemkot Surabaya. ’’Sebenarnya, penghargaan itu lebih ke bonus ya, Kak. Ada dan tidaknya lomba, saya harus terus mengedukasi banyak orang,” ujar warga Ketintang X itu.

Harapan ke depan Aufa tentu saja bisa membentuk kampung telang. Saat ini sudah mendekati peluncuran. ’’Akhir tahun ini rencananya. Sedang menunggu pencairan dana corporate social responsibility (CSR)-nya,” imbuhnya.

Dia mengaku, warga setempat sangat mendukung upaya pembentukan kampung telang tersebut. Selain untuk menggiatkan aktivitas lingkungan, itu bisa menjadi sumber pemasukan bagi warga.

”Progresnya saat ini sedang perbaikan balai RW lantai 2. Di lokasi itu nanti dibuat taman untuk pengembangbiakan telang,” katanya.

Menurut dia, pembentukan kampung telang itulah yang menjadi tantangan sesungguhnya. Aufa tentu tak ingin melepaskan warga begitu saja. Dia juga akan mendampingi, baik dari pengelolaan maupun pengolahan tanaman telang tersebut.

Dia berharap, pembentukan kampung telang itu bisa jadi pionir untuk warga terlibat aktif memajukan kampung. Minimal dimulai dari perseorangan, lalu berlanjut ke lingkup yang lebih luas. ’’Kampung ini bisa sukses kalau dijalankan bersama-sama,” ujarnya.


Aufarelia Erdhinatasya Putri, Siswi yang Menggagas Budi Daya Telang