Pulang Kerja dari Malaysia dan Singapura, Di-swab Banyak yang Positif

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Pulang Kerja dari Malaysia dan Singapura, Di-swab Banyak yang Positif


JawaPos.com- Kedatangan pekerja migran Indonesia (PMI) ke Surabaya, berimbas pada bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Kogabwilhan II. Kemarin (16/9) jumlah pasien mencapai 254 orang. Dari jumlah tersebut, 90 persen merupakan pasien dari kelompok PMI Jawa Timur.

Kenaikan pasien PMI kembali terasa sejak awal September. Setiap hari 40 pasien baru masuk. Kebanyakan di antara mereka dalam kondisi CT value rendah. Yaitu, di bawah 20 hingga merosot ke angka 10. ’’Dari 254 orang, yang pasien lokal hanya 15 orang. Sisanya didominasi pasien PMI Jatim,’’ kata Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 RSLI Radian Jadid.

Mereka diketahui terpapar dari hasil swab PCR setiba di Surabaya. Setelah dinyatakan positif, mereka terlebih dahulu dievaluasi di Rumah Sakit Darurat Lapangan (RSDL) Bangkalan. Namun, saat ini jumlah pasien yang dirawat di RSDL Bangkalan semakin banyak. Yaitu, menembus 141 pasien.

Mencegah terjadinya overload, pihaknya membantu dalam proses perawatan. Kebanyakan PMI tersebut bekerja di Malaysia dan Singapura. Pandemi membuat mereka kehilangan pekerjaan. Karena itu, mereka memutuskan untuk pulang kampung.

Maraknya pasien dari kelompok PMI membuat pihak RSLI mempertanyakan sistem pemeriksaan kesehatan di negara asal. Sebab, banyak PMI yang dinyatakan positif Covid-19 saat diperiksa di Indonesia.

Saat ditanyakan kepada para pasien, jawaban mengejutkan didapat. Ternyata banyak di antara mereka yang tidak memeriksa kesehatan atau khusus Covid-19 sebelum pulang ke Indonesia. ’’Ibaratnya dari negara mereka bekerja, ya begitu saja dibiarkan pulang ke sini (Indonesia). Tanpa melalui tes Covid-19. Walaupun tidak semuanya,’’ ujarnya.

Tidak bisa langsung pulang ke kampung halaman akibat terpapar Covid-19 membuat psikologis mereka terganggu. Misalnya, stres karena sudah sangat rindu keluarga. Ditambah lagi, kebanyakan di antara mereka kembali ke Indonesia karena kehilangan pekerjaan. Bukan karena memang mau pulang kampung.

Agar tidak berkepanjangan, pendampingan diberikan secara intensif. Selain relawan, pendampingan pasien dilakukan tim psikolog. Melalui program bernama teman curhat, mereka bisa kapan saja mengutarakan isi hatinya.

Konseling dilakukan dengan beberapa metode. Yaitu, langsung bertatap muka dengan relawan dan konsultasi dengan tim psikolog melalui handphone mereka masing-masing.

 


Pulang Kerja dari Malaysia dan Singapura, Di-swab Banyak yang Positif