Global Future Cities Programme, Gelar Workshop lewat Dolly Kita Colabs

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Global Future Cities Programme, Gelar Workshop lewat Dolly Kita Colabs


Setelah penutupan Dolly pada 2014, kekosongan identitas masih sangat terasa di kawasan tersebut. Global Future Cities Programme (GFCP) merespons keadaan tersebut dengan berbagai program. Salah satunya, Dolly Kita Colabs. Lewat program itu, mereka mengajak anak-anak muda di sana membangun identitas baru Dolly.

MARIYAMA DINA, Surabaya

MENULIS, fotografi, film atau videografi, hingga ilustrasi menjadi tema-tema workshop GFCP lewat Dolly Kita Colabs pada akhir tahun ini. Pelatihan-pelatihan untuk menambah skill itu diperuntukkan anak-anak muda di daerah Putat Jaya.

Tujuannya, kembali menghidupkan Dolly. Bukan dengan ciri khasnya yang dulu, melainkan dengan ciri khas yang baru.

Bintang Putra, anggota tim community engagement di GFCP, menjelaskan bahwa program Dolly Kita Colabs hanya menjadi salah satu bagian dari program besar mereka. ”Program ini kami mulai sejak 2020. Nanti berakhir pada Maret 2022,” jelasnya.

Dalam program besar tersebut, mereka melakukan banyak riset. Mulai tentang tata wilayah, transportasi, sosial, ekonomi, hingga budaya. Namun, fokusnya memang di wilayah Putat Jaya yang melibatkan lima RW. ”Wilayah itu dipilih sesuai dengan kesepakatan dari tim Untag dan pemkot,” terang Bintang.

Sebab, dia bercerita, di wilayah tersebut masih ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Perhatian lebih pun otomatis terus diberikan. ”Soalnya, setelah lokalisasi itu ditutup, terjadi kekosongan identitas dan kesulitan ekonomi,” ungkapnya. Kesulitan ekonomi ini juga berdampak secara tidak langsung terhadap orang-orang di sekitarnya.

Dari situlah, dia dan timnya membuat banyak program untuk menghidupkan Dolly dengan wajah baru. Dolly Kita Colabs menjadi program terakhir mereka saat ini. ”Sebenarnya, lewat workshop-workshop yang kami hadirkan di sini itu, kami ingin kembali membangkitkan skill yang sebenarnya sudah dimiliki para warga. Khususnya anak-anak mudanya,” jelasnya.

Misalnya saja, saat workshop menulis pada pertengahan November lalu. Delya Oktovie Apsari, mentor di workshop menulis tersebut, kaget karena ternyata antusiasme anak-anak muda di sana sangat tinggi. ”Bahkan, tulisan mereka bagus dan seru-seru. Mungkin tinggal perbaikan struktur penulisan. Tapi, imajinasi dan cara mereka bercerita itu bagus banget,” ceritanya.

Selain menulis, mereka diajarkan praktik di lapangan. Konsep untuk mewawancarai seorang narasumber sebelum diolah menjadi tulisan. ”Praktik-praktik di lapangan seperti ini juga nggak hanya diterapkan di kelas menulis, tapi juga di kelas-kelas lain.

Bintang mengungkapkan, karya-karya yang terkumpul dari berbagai workshop yang telah dilakukan bisa mereka tunjukkan kepada dunia.

”Intinya, kami ingin merekam bagaimana Putat Jaya ke depannya lewat imajinasi yang secara tidak langsung sebenarnya adalah harapan anak-anak tersebut,” tandasnya.


Global Future Cities Programme, Gelar Workshop lewat Dolly Kita Colabs