Abu Bakar Ba’asyir Bebas, Keluarga Batasi Akses

Jika anda butuh jasa pembuatan blog silahkan hubungi www.oblo.co.id

Abu Bakar Ba’asyir Bebas, Keluarga Batasi Akses


JawaPos.com – Mengenakan pakaian serbaputih, Abu Bakar Ba’asyir (ABB) berjalan pelan menuju mobil Hyundai putih yang disiapkan keluarga dan tim pengacara kemarin (8/1).

Sekitar pukul 05.20, mobil bernomor polisi AD 1138 WA itu meninggalkan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Khusus Kelas II-A Gunung Sindur, Bogor.

Tak banyak rombongan yang menjemput mantan narapidana (napi) kasus terorisme dari lapas yang berada di kompleks Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) tersebut. Pria yang pernah memimpin Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) itu hanya dijemput beberapa anggota tim pengacara dan keluarga. Salah satunya putra ketiga ABB, Abdul Rohim.

Mobil yang mengawal ABB pun tidak lebih dari lima kendaraan. Di barisan depan, mobil ambulans memimpin konvoi. Kendaraan yang ditumpangi ABB berada di belakangnya. Pria 82 tahun itu tidak berkomentar banyak ketika mobil yang ditumpanginya berpapasan dengan awak media yang menunggu di area lapas. Namun, ABB membuka kaca jendela mobil sebentar.

Sekilas, di dalam mobil yang ditumpangi ABB tampak lima orang lain. ABB duduk bersebelahan dengan salah satu tim pengacaranya, Ahmad Michdan. Di kursi depan ada sopir dan putra ketiga ABB, Abdul Rohim. Kabin belakang diduduki seorang perempuan berjilbab dan seorang laki-laki.

Abu Bakar Ba’asyir di dalam mobil setelah keluar dari Lapas Khusus Kelas II-A Gunung Sindur, Bogor, kemarin (8/1). (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

Setelah rombongan kendaraan ABB meninggalkan lapas, Kabag Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kemenkum HAM Rika Aprianti menyatakan bahwa serah terima ABB kepada keluarga dan tim pengacara sengaja dilaksanakan pagi. ’’Dilakukan lebih pagi untuk menghindari kerumunan,’’ ujarnya kepada awak media.

Rika menyebut ABB berkondisi sehat ketika pihak lapas melakukan pengecekan kesehatan. Pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, itu juga dinyatakan negatif Covid-19 setelah menjalani rapid test antigen.

Dari pantauan Jawa Pos, situasi pagi di area Lapas Gunung Sindur tak menunjukkan ada kerumunan. Tidak ada satu pun simpatisan atau pendukung ABB yang berada di sekitar area lapas. Rika menyatakan, jauh-jauh hari pihaknya mengimbau semua pihak agar tidak membawa rombongan dalam jumlah besar saat penjemputan ABB.

ABB dihukum penjara 15 tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2011. Dia dinyatakan bersalah karena terlibat dalam pelatihan senjata api di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar, pada Februari 2010. Setelah mendapat remisi dan pengurangan masa tahanan, ABB dinyatakan bebas murni. Total, ABB hanya menjalani hukuman penjara sembilan tahun.

Sementara itu, pantauan Jawa Pos Radar Solo, rombongan ABB tiba di kompleks Ponpes Al-Mukmin pada pukul 13.36. Begitu turun dari mobil, ABB disambut hangat oleh para ustad pesantren dan alumni. ABB lantas berjalan menuju kediamannya yang terletak tidak jauh dari kompleks ponpes. Dia disambut haru oleh sang istri, Aisyah Baraja. ’’Ya Allah, Ustad,” ucap Aisyah, lantas mencium tangan dan memeluk sang suami sambil meneteskan air mata. Kemudian disusul putra pertama dan anak perempuannya.

Setelah melepas kangen dengan keluarga, ABB dengan mengenakan masker dan duduk di kursi roda keluar menuju masjid ponpes dengan didampingi para ustad. Di pintu Masjid Baiturrahman di kompleks ponpes, ABB tersenyum sambil melambai-lambaikan tangan kepada puluhan awak media yang berada di pintu utama ponpes.

Abdul Rohim, putra ABB, mengatakan bahwa pihak ponpes melakukan pembatasan akses bagi siapa saja yang ingin bertemu ayahnya. ’’Setelah ini, agenda selanjutnya fokus istirahat di rumah,” terangnya.

Pembatasan akses itu dimaksudkan agar ABB bisa beristirahat setelah melakukan perjalanan jarak jauh. Dia mengantisipasi agar sang ustad tidak sakit pasca perjalanan jauh.

Hingga saat ini, keluarga belum mengagendakan pertemuan besar karena situasi pandemi yang masih berkepanjangan. ’’Jika ada yang bertemu, nanti kami atur. Kalau ada pihak yang ingin bertemu dan kita pandang penting, kami usahakan bisa bertemu. Itu pun bergantung kondisi fisik beliau, tentunya tetap menerapkan prokes ketat,” paparnya.

Abdul Rohim menambahkan, sang ayah bersyukur sekali bisa bertemu dengan istri tercintanya. Dia telah meninggalkan istrinya selama 10 tahun sejak dipenjara pada 2010. Setelah ini ABB akan kembali berdakwah. ’’Tentu berdakwah karena itu adalah kewajiban muslim. Tetapi, sesuai kemampuan. Aktivitasnya akan lebih banyak istirahat di rumah,” ujarnya.


Abu Bakar Ba’asyir Bebas, Keluarga Batasi Akses